Kisah "pangeran" yang sejak lahir bergelimpang harta sering jadi tokoh drama atau film. Kalau pamgeran ini diperankan oleh Reza Rahardian, pastinya menarik. Ini pula alasan saya menonton film The Most Beautiful Girl in the World. Tak ketinggalan saya buatkan review dan sinopsisnya juga.
Menggunakan judul The Most Beautiful Girl in the World, film ini tak ada Inggris-Amerikanya. Murni cerita anak konglomerat pemilik WIN TV yang terpaksa menjadikan dirinya sebagai hadiah kontes kecantikan ala stasiun TV miliknya.
Premisnya memang menarik. Lebih-lebih ternyata klimaksnya bukanlah saat pengumuman pemenang kontes melainkan tragedi ala-ala castaway, yaitu Blue Lagoon (yang filmnya sangat hits di tahun 1980 dan remake-nya tahun 2012 juga sukses besar). Pendapat jujur: film ini cakep banget. Sobat Susindra harus nonton.
Sinopsis The Most Beautiful Girl in the World
Reuben (Reza Rahadian) punya trauma ditinggalkan oleh ibunya, sehingga dingin pada kaum ibunya. Ayahnya pemilik WIN TV dan membuat kontes Wanita Tercantik di Dunia. Sangat mungkin tujuannya adalah membuat anaknya tertarik mengakhiri masa lajangnya.
Dalam surat wasiat, ayahnya menyatakan Rueben bisa mendapatkan hak warisnya jika bisa menikah dalam waktu 3 bulan. Lebih spesifik, calon istrinya harus dari juara lomba kecantikan tersebut dan ada 10 juri yang akan menilainya.
Maka dibuatlah konsep kontes yang berbeda dari sebelumnya. Kali ini 10 peserta harus perempuan modern, cerdas, dan cantik tiada cela. Calon istri raja TV tak bisa dipilih sembarangan.
Seorang karyawati idealis bernama Kiara (Sheila Dara Aisha) ditunjuk sebagai konseptor dan pengarah acara utama. Melalui serangkaian debat yang tiada habis akhirnya konsep dan acara kontes tersebut selesai dengan rating dan revenue yang tinggi. Helen terpilih sebagai pemenang sekaligus calon istri.
Untuk merayakan keberhasilan acara TV, sebuah pesta di kapal pesiar diadakan. Sebuah badai menghantam dan menjatuhkan Reuben dan Kiara di pulau tak berpenghuni. Pulaunya sih masih di dekat ibukota, yaitu di Pulau Seribu. Dengan alasan ada ratusan pulau tak berpenghuni, maka penyelamatan mereka butuh waktu lama.
Kiara dan Reuben berusaha bertahan hidup di pulau. Suatu kebetulan Kiara punya skill survivor yang bagus.
Di pulau itu tak ada atasan-bawahan, tak ada pria-wanita. Mereka dua pribadi yang setara dan sama-sama berjuang tetap hidup sampai ditemukan. Bisa dibayangkan kalau cinta tumbuh di antara mereka.
Sayangnya.... tak mudah bagi mereka untuk bisa bersatu karena ada Helen yang telah diputuskan menjadi istri, di stasiun TV. Bagaimana nasib mereka? Silakan menonton The Most Beautiful Girl in the World.
Review dan Sinopsis The Most Beautiful Girl in the World
The Most Beautiful Girl in the World dibuka dengan penjelasan karakter Rueben secara eksplisit: sinis pada siapa saja dan anti-wanita. Penonton tak perlu menebak seperti apa karakter tokoh utamanya. Karakter Kiara juga dijelaskan secara eksplisit. Jadi memang film ringan yang mudah dipahami oleh siapa saja.
Saat alur kontes berlangsung saya membayangkan beberapa bagaimana Kiara akan masuk sebagai peserta. Wajar saja karena dikatakan calon istri Reuben dipilih dari kontes. Ternyata yang menang adalah Helen (Jihane Almira). Sempat bingung, dong, dan imajinasi meliar kembali. Ternyata, cinta terbentuk saat dalam keadaan terdampar di pulau tak berpenghuni.
Dari situ sudah tampak bagaimana menariknya film The Most Beautiful Girl in the World. Tidak terjebak dalam satu kotak cerita.
Bicara penggarapan dan kualitas pemeran, sudah pasti bagus, dong, ya. Selain Reza Rahardian, sosok Robert Ronny (produser + sutradara + penulis skenario) punya kualitasnya sendiri. Pemilik rumah produksi Legacy Pictures dan Paragon Pictures ini beberapa kali masuk nominasi Piala Citra. Film Critical Eleven bagus, kebetulan saya belum pernah menulis review dan sinopsisnya.
Yang jelas, sih, tangan dingin Robert (sebagai produser) sukses menciptakan sosok "Kartini" yang sama sekali baru. Gadis yang oleh orang kuno akan disebut nakal dan bandel sementara para ibu zaman sekarang memasukkannya ke anak bertipe persistens.
Overall, semuanya bagus. Premis ceritanya, penggarapannya, bagus semua. Tak ada keluhan apapun dari saya. Ditonton ulang pun tetap enak. Kalau ada yang sampai film nyaris berakhir masih membayangkan ayahnya Reuben hidup lagi, maka kita samaan. Untunglah tidak terjadi karena akan aneh sekali.
Kalau harus ada keluhan, sebenarnya ada juga cliffhanger yang mengganggu. Apa itu? Nasib warisan Reuben. Bukan karena gagal menikah dengan Helen, karena definisi "Wanita tercantik di dunia" bukanlah tentang sosok sempurna seperti Helen.
Sederhana saja. Tenggang waktu pernikahan hanya 3 bulan saja sementara film diakhiri setahun kemudian. Uang dan kekayaan sebanyak itu diberikan ke siapa, dong, karena di klausalnya hanya memberi waktu sekian bulan untuk mendapatkan warisan.
Aduh kenapa saya malah fokus ke uang, ya. Hahahaha. Apa mungkin bagi pangeran Reuben harta warisan ayahnya tak banyak berarti sehingga bersedia pasif menunggu kesiapan Kaira menerima cintanya? Bahkan definisi cinta paling suci pun runtuh kalau mendebatkan tentang harta yang jadi kunci cerita ini.
Kira-kira ini bisa jadi semacam kritik untuk film tersebut?
Btw, silakan tonton di Netflix, ya....
0 Komentar
Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)