The Legend of the Condor Heroes 2025 Versi Xiao Zhan

Liburan Imlek ini para penggemar Xiao Zhan sangat antusias berbondong-bondong ke bioskop. Doi memainkan karakter Guo Jing, sang pahlawan Dinasti Song, dari kisah The Legend of the Condor Heroes

The Legend of the Condor Heroes 2025 Versi Xiao Zhan



Gen X dan Y mengenalnya sebagai Kwe Ceng saat versi tahun 1983nya tayang di RCTI pada tahun 1992-1994 pukul 22.30 WIB. Drama seri ini tayang ulang di TV7 [Trans 7] pada tahun 2005. 

Sejak saat itu versi demi versi dibuat dan beredar di Indonesia dalam waktu yang lebih dekat dengan tanggal peluncuran awal mengingat animo masyarakat yang sangat tinggi. Tak sampai selisih tahun, seringnya barengan tayangnya.

Perjuangan Guo Jing dilanjutkan generasi selanjutnya, yaitu Yo Ko (Yang Guo) dan Thio Bu Gi (Zhang Wu Ji) yang dikenal sebagai Trilogi Rajawali (saya sering menyebutnya Trilogi Jinyong). Bagi yang tidak tahu, Guo Jing dan Yang Guo ini keponakan dan paman, sedangkan kisah Zhang Wu Ji jauh setelah 100 tahun kisah heroik mereka. 


Dalam banyak kesempatan, di blog ini saya sering mengatakan generasi saya (gen x) banyak terpapar oleh Trilogi Jinyong yang lebih dikenal sebagai Legend of the Condor Heroes. Hal ini tidaklah berlebihan, meskipun banyak juga yang tidak kenal. Setidaknya hal ini menyatukan saya dengan suami. Saya yang sangat suka membaca apa saja termasuk novel silat bertemu dengan suami yang juga suka cerita silat.

Pengaruh cerita Trilogi Rajawali

Menarik sebenarnya, karena Jin Yong atau Louis Cha sebagai penulis Hongkong mengisahkan tentang pahlawan Dinasti Song dari Cina Daratan. Risetnya pastilah tidak main-main karena diterima oleh masyarakat Tiongkok secara luas. 

Para sarjana sastra telah menganalisis struktur naratif novel, penggunaan bahasa, dan signifikansi budayanya, yang memperkuat posisinya tidak hanya sebagai hiburan populer tetapi juga sebagai karya sastra yang bernilai.

Tidak main-main, sampai saat ini pengaruh The Legend of the Condor Heroes pada budaya populer Tiongkok sangat besar. Novel/film/drama seri menggunakan trilogi ini sebagai konsep dan pola dasar wuxia. 

Setiap aspek diteliti dan dikembangkan menjadi karakter-karakter heroik yang kita tonton dalam berbagai judul. Jangan heran kalau wuxia mania generasi lama akan punya standar tinggi dalam penggarapan cerita drama/film jenis ini. Acuannya langsung ke pusat. Dan ini pula salah satu alasan meski sudah puluhan adaptasi Trilogi Rajawali dibuat dan dilaunching, kesuksesannya tetap selalu sangat tinggi.

Di kalangan akademis, novel ini mendapatkan tempat dalam program pendidikan bahasa Mandarin dan budaya Tiongkok. Perpaduan antara fiksi sejarah dan elemen fantasi menyediakan titik masuk yang unik untuk diskusi tentang sejarah, filsafat, dan nilai-nilai budaya Tiongkok.

Pengembangan karakter Trilogi Rajawali dalam kisah Wuxia kontemporer

The Legend of the Condor Heroes sudah sedemikian akrab dengan generasi old.  Generasi selanjutnya juga mengenal berbagai adaptasi yang dibuat secara berkala. Setidaknya kurang dari 5 tahun akan ada serial dan film adaptasi terbaru. 




Bisa dipahami karena karakter Guo Jing, tanpa mengurangi peran 2 penerusnya Yang Guo dan Zhang Wu Ji, adalah sosok pahlawan sepanjang masa yang punya integritas sangat tinggi dalam membela negaranya. Meski karakter Yang Guo (Yoko dan Bibi Lung) yang romantis dan Zhang Wu Ji yang digilai banyak wanita lebih banyak melekat di hati masyarakat.... 

Bisa dimaklumi karena secara standar moral orang lebih suka sosok yang luwes seperti Yang Guo dan Zhang Wu Ji, daripada Guo Jing yang heroik (tapi lugu dan berhati sangat lurus).

Saya sudah sangat banyak menonton kisah tokoh wuxia/donghua/xuanhuan yang mirip Zhang Wu Ji; beristeri banyak sekali. Sayang sekali badan sensor di negeri Tirai Bambu sangat ketat sehingga penikmatnya jarang mengetahui ada pologami di kisah yang ditontonnya. Sebut saja:

1. The Guardian of Dafeng (kita hanya tahu ia mencintai Putri Lin An, namun di novel, istrinya 9 orang dan mereka muncul di drama. (Jangan bilang wow!)

2. Sword Snow Stride (kita hanya tahu kalau bakal istrinya hanya Jiang Ni, padahal... you know, lah)

3. Battle Through Heaven (Xiao Yan menikah dengan Xio Xun Er, namun secara halus penonton tahu kalau Cai Lin juga istrinya dengan kehadiran Xiao xiao; dan banyak perempuan lain)

Itu cuma 3 contoh yang sangat terkenal, masih ada puluhan drama Cina yang mengadaptasi karisma Zhang Wu Ji yang membuat berderet-deret karakter perempuan menjadi istrinya.

Karakter Yang Guo (Yoko) yang bucin sampai sukma pada satu perempuan sudah seabrek-abrek lah ya, tak perlu ditulis.

Guo Jing: Kisah pemanah rajawali (trilogi pertama)

Latar belakang film The Legend of the Condor Heroes adalah masa ketika Kekaisaran Song menghadapi rongrongan 2 bangsa asing, yaitu Dinasti Jin dan kebangkitan Dinasti Mongol melalui Gengis Khan. Dua bangsa asing (bagi suku Han) memiliki peran kuat dalam cerita 2 karakter utama film ini.




Dua anak dari Dinasti Song menjadi saudara tersumpah saat masih dalam kandungan. Kedua orang tua mereka adalah pembela negaranya. Nasib memisahkan mereka keluar negeri mereka: Guo Jing diasuh Jebe dari klan Mongolia, dan Yang Kang diasuh oleh Wanyan dari Dinasti Jin. Keduanya adalah tokoh yang dikirim untuk menyerang Dinasti Song. 

Jadi langsung terlihat dilema utamanya, ya, apakah mereka akan setia pada keluarga yang mengasuh mereka dengan kasih sayang ataukah mereka akan mengikuti jejak orangtua kandung mereka yang menjadi pembela negara (Dinasti Song).
Btw, Dinasti Song punya banyak peninggalan sejarah seni, budaya, dan teknologi yang sangat penting. Bisa nonton A Dream of Splendor, yang berlatar dinasti ini.

Kisah ini menjadi pembuka atau trilogi pertama dari Trilogi Jinyong. Ceritanya mengambil latar antara tahun 1199 (Era Qingyuan: Kaisar Ningzong) sampai masa meninggalnya Genghis Khan tahun 1227. Jadi latar utama film adalah perjuangan Kekaiaran Song Selatan menghadapi 2 penakluk kuat.

Latar belakang sejarah ini menyediakan jalinan cerita yang kaya akan intrik politik, konflik budaya, dan pengetahuan bela diri yang menjadi dasar narasi. Jin Yong meneliti periode ini dengan saksama, memadukan fakta sejarah dengan elemen fiksi untuk menciptakan dunia yang hidup dan mendalam.


Xiao Zan sebagai jembatan yang tepat bagi kaum milenial

Xiao Zhan jadi aktor yang paling diminati oleh kaum milenial. Ia menjadi jembatan yang sangat cocok untuk memantapkan karakter Guo Jing di hati kaum yang dalam hal mengidolakan tidaklah sekuat kaum sebelumnya. 

Kaum ini sangat mudah mengidolakan sosok baru dan cepat melupakan sosok lama. Terlihat dalam selera, kehidupan sehari-hari, juga trend berita dan medsos, kan?

Kehadiran Xiao Zhan yang sangat kuat bisa jadi transfer yang smooth. Semoga saja karakter lurus Guo Jing (Kwee Ceng-versi lama) bisa jadi penguatan karakter kaum milenial.




Jendral besar yang hanya memikirkan nasib rakyat, itulah karakter Guo Jing. Sebelum jadi sosok itu, ia ditempa oleh dunia jianghu sembari menegakkan keadilan bagi siapa saja tanpa memandang ras dan suku. 

Tokoh utama Guo Jing dikenal karena:
1. Kejujuran, 
2. Kesetiaan, dan 
3. Moralitasnya yang kuat

Dari 3 keunggulan itu ia digambarkan punya satu lagi yang keempat, yaitu telmi alias telat mikir. Karena telmi inilah ia punya ketulusan membantu. 

Guo Jing digambarkan sebagai pembelajar yang lamban, namun karena kelambanannya ia mencerna ilmu dengan lebih mendalam. 

Bagaimana para pecinta Xiao Zhan akan menerima dan mengembangkan karakter utama Guo Jing yang dipaparkan pada mereka, ini bisa jadi penelitian yang sangat menarik.

Saya harap para penggarap Trilogi Jinyong mampu mengejawantah kecakapan penulis aslinya (yang sudah lama meninggal) dalam memikat imajinasi pembaca. Karena bagaimanapun, kisah ini tetap abadi dengan banyaknya adaptasi  yang terus menerus dilakukan sampai saat ini.

Saya yakin akan selalu lahir generasi baru yang menganggap karya sastra wuxia klasik ini sebagai warisan budayanya. Buktinya? Film The Legend of the Condor Heroes Versi Xiao Zhan mencatat sejarah baru di box office Imlek 2025. 

Pasalnya, penjualan tiket pre-booking sampai Kamis, 23 Januari 2025 menyentuh angka 400 juta Yuan. Ini hanya berdasarkan pada data dari platform ticketing Maoyan. Ini sebuah angka yang fantastis. 


The Legend of the Condor Heroes Versi Xiao Zhan

Film The Legend of the Condor Heroes: The Great Hero mulai tayang besok, tanggal 20 Januari 2025. Seperti apa kisahnya?

Menurut bocoran, Thsui Hark (penulis naskah dan sutradara utama) menggarap bab 34 - 40 untuk kisah heroik ini. Dimulai dari ekspansi pasukan Gengis Khan dan kesadaran para tokoh persilatan akan tugas mereka menjadi pembela kebenaran. Persatuan mereka melahirkan Guo Jing sebagai tokoh legendaris yang menjadi jenderal yang mempertahankan Xiang Yang - benteng terakhir Dinasti Song Selatan. 




Jadi bagi yang ingin tahu kisah masa kecil Guo Jing, tetap harus menonton versi drama serinya saja. Karena sebenarnya ada sebuah relasi kuat mengapa karakter Yang Kang hadir sebagai penegas karakter Guo Jing. 

Kombinasi nama mereka adalah Jingkang, mengacu pada pindahnya Dinasti Song ke selatan sehingga disebut Dinasti Song Selatan. Pendeta Qiu Chuji dari Quanzhen berharap anak dari pahlawan patriotik Guo Xiaotian dan Yang Tiexin kelak bisa membalas sakit hari Dinasti Song di Jingkang.

Meskipun hanya mengambil 7 bab terakhir dari 40 bab yang ada, namun film The Legend of the Condor Heroes versi Xiao Zhan ini akan menjadi film epik yang menjadi standar baru perfilman di Tiongkok. Penggarapannya sangat luar biasa. Dari trailer yang dibuka saja sudah sangat menjanjikan bagaimana penggemar wuxia akan dimanjakan.

Dengan cerita heroik yang menggugah emosi, aksi seni bela diri yang memukau, serta produksi berkualitas tinggi, film ini siap mencatat sejarah baru di box office Imlek 2025. Adegan-adegan aksi epik yang menampilkan keahlian seni bela diri dijamin menjadi daya tarik utama. Film ini juga menghadirkan kolaborasi intens antar karakter dan strategi yang penuh taktik dalam menghadapi ancaman perang.

 


Btw, yang biasa melihat Xiao Zhan yang fairy-look, harus puas melihat kegantengannya dalam wajah berdebu. Saya jadi ingat bagaimana saya kaget saat ia memerankan Zhang Xiao Fan di Jade Dinasty. Sudah melihat versi drama yang glowing bertemu versi "butek" dan jadilah Jade Dinasty versi Susindra.

Btw, ini trailer The Legend of the Condor Heroes: The Great Heroes. Meski tertulis The Legend of the Condor Heroes: The Gallants namun mengacu pada film yang sama: 


Selamat menonton.... Film durasi 2 jam 26 menit yang epik ini sulit untuk diabaikan para penggemar wuxia generasi old dan penggemar Ziao Zhan yang butuh kenal penguatan karakter melalui sifat heroik Guo Jing.


0 Komentar