The Rise of Ning Ketahui tentang Kehidupan Putri Bangsawan

Kehidupan di masa nenek moyang selalu menarik untuk dikulik. Terutama bagi peminat sejarah sosial seperti saya. Sejarah kehidupan perempuan pingitan khas putri bangsawan apalagi. Kali ini divisualkan dengan baik dalam drama seri The Rise of Ning. Penasaran dengan drama ini, sekalian saya buatkan sinopsis dan review-nya ya.

The Rise of Ning


Zhang Wan Yi, si gē gē (Lost You Forever) dan si fu jun (Are You The One) yang selalu bikin klepek-klepek penggemar dracin kembali dengan kisah yang bagus, unik, dan punya cerita yang fresh. Mungkin saya belum ketemu yang sama, sih, ya.

Awalnya saya benar-benar penasaran, lho, penyambung antara sān gē dan qī mèi. Antara kakak ketiga dan adik ketujuh. Masa sih saudara kandung didapuk jadi pasangan??

Yang penasaran mending nonton saja karena twist plotnya bagus banget. 

Lha kok berasa langsung epilog review dan sinopsis The Rise of Ning. :)) Nggak kok sobat Susindra. Masih panjang. Saya menulis ini lebih fokus pada penjelasan kehidupan perempuan di masa lalu. Kurang lebih ada persamaannya dengan kehidupan nenek moyang kita di Indonesia. Di sini menariknya.


Garis besar cerita The Rise of Ning

Luo Yi Ning kembali menetap di kediaman Luo setelah tahu neneknya sakit jantung. Ia putri sah satu-satunya yang hidupnya diasingkan di desa dengan tuduhan membuat Selir Qiao keguguran saat masih kecil.



Dengan cepat Luo Yi Ning akrab dengan kakak ketiga Luo Shen Yuan yang dikucilkan oleh keluarga. Shen Yuan ini meski anak ketiga keluarga Luo namun namanya belum masuk ke daftar keluarga. Kita bisa bilang "anak hasil kecelakaan." Ibunya diusir setelah melahirkan, anaknya tinggal di rumah ayahnya tanpa perhatian. Sekolah dan makan pun tak diurus. Ia tinggal di pavilyun sederhana di kompleks rumah.

Rumah bangsawan atau pejabat tinggi biasanya berupa kompleks rumah dengan bangunan-bangunan berbentuk pavilyun. Di Jawa untuk bupati juga demikian.

Mereka berdua saling bantu menyelesaikan masalah masing-masing. Yi Ning ingin membersihkan namanya dan nama ibunya, sementara Shen Yuan ingin membersihkan nama gurunya yang sedang ditahan menunggu eksekusi.

Kakak beradik ini saling membantu dan melindungi satu sama lain, dari intrik keluarga maupun bahaya dari Adipati Lu Jia Xue yang tampaknya bukan villain meski sementara ini mereka bersebrangan. 

Dalam kondisi berkali-kali menghadapi bahaya, makin lama malah tumbuh rasa cinta yang tak seharusnya. Bagaimana kakak ketiga dan adik ketujuh ini menghadapi dilema cintanya?

Tenang.... tonton saja. Takkan menyalahi norma sosial berupa pernikahan sedarah, kok. Juga tidak sad ending. Penasaran, kaaan....


Review The Rise of Ning

Kalau dari judul, orang akan mengira drama Cina The Rise of Ning merupakan drama kelahiran seorang ratu. Banyak, kan, yang seperti itu. Apalagi tertulis, 

"Diadaptasi dari 'Panduan Sekretariat Agung' karya Wen Tan dari Kota Literatur Jinjiang.

Apakah Yi Ning anak keluarga kaisar? Ataukah ia akan jadi pejabat tinggi? Semua masih jadi misteri.  Inilah salah satu yang membuat saya mengategorikannya dalam drama yang fresh secara ide.




Konflik keluarga bangsawan dalam film The Rise of Ning

Keluarga Luo menjadi salah satu keluarga terpandang di kotanya. Masih termasuk pejabat menengah di kekaisaran, jadi masih harus panjat sosial agar karier naik.

Keluarga ini sebenarnya sudah merosot pamornya. Kepala keluarga hanya pegawai menengah tak seperti ayahnya dulu. Keturunannya juga makin merosot kualitasnya. Gara-garanya.... PEREMPUAN. 

Di kehidupan bangsawan, perempuan tamak yang jadi selir kadang jadi sumber masalah. Belum lagi intrik antar anak. Tak sedikit kan, yang mengambil sudut pandang ini? Biasanya sih, karena si selir punya anak laki-laki.

Mengapa?

Karena anak laki-laki memang penyelamat ibunya. Menjadi status sang ibu karena 'tuan muda' adalah calon pengganti ayahnya. Biasanya diutamakan putra sah pertama dari keluarga tersebut, berapapun jumlah putra selir, anak sah tetap penguasa. 

Jika istri sah (garwo padmi) tak punya anak laki-laki, maka para putra selir yang berebut, dan tak selalu putra pertama. Yang paling berbakat atau yang diasuh istri padmi, tentunya.


Kehidupan putri bangsawan dalam film The Rise of Ning

Ada yang unik dari drama The Rise of Ning yaitu kehidupan para putri. Ada 4 putri yang dalam kehidupan sosial mengalami apa yang disebut sebagai senasib sepenanggungan, yaitu MENANTI JODOH yang diatur oleh orangtua. Biasanya perjodohan diutamakan dari yang tertua dulu. Jika pelamar dari status tinggi maka putri sah wajib dipilih. 



Anak selir lebih sering menjadi selir jika dipasangkan dengan keluarga berstatus tinggi.

Meski tampak timpang dan diskriminatif, namun mereka harus memegang etika pergaulan. Jika ada satu yang dinilai cacat moral maka seluruh putri akan kehilangan prospek pernikahan bagus. Hal ini juga jadi salah satu bumbu dalam cerita The Rise of Ning

Kalau bahas kehidupan anak gadis bangsawan apakah ada pingitan juga? 

Meskipun kita menangkap tak ada pingitan namun norma pergaulan yang santun sangat kelihatan. Misalnya:

1. Hanya beraktivitas di pavilyun masing-masing, kalaupun keluar, masih dalam kompleks rumah pribadi.

2. Jika keluar selalu ditemani pelayan dan naik kereta tertutup.

3. Hanya keluar saat ada undangan pesta dari keluarga berstatus di atas keluarganya, dan berkumpul hanya dengan perempuan. Jika pun bertemu tamu laki-laki, hanya memberi hormat atau sapa seingkat dan seformil mungkin.


Sopan santun semacam itu memang menjadi penanda bahwa mereka dididik dengan baik. Membuat kelas mereka sebagai calon menantu naik. Oh iya, salah satu yang membuat mereka berkelas selain sopa santun dan pakaian pantas, para putri harus punya keterampilan menyulam terbaik. Ini penting untuk menyenangkan nenek suaminya, membuat posisi di keluarga menjadi aman. 

Intrik keluarga bangsawan memang luar biasa peliknya. Tentu saja selain hal ini mungkin terjadi di dunia nyata namun seringnya merupakan dramatisir.


Kehidupan putri bangsawan di Jawa/Indonesia

Sedikit banyak kita bisa berkaca dari cerita semacam ini untuk mengetahui kehidupan nenek-nenek kita zaman dahulu - jika kebetulan lahir dari keluarga bangsawan atau priyayi. 

Pada episode demi episode kita akan melihat bagaimana nenek menjadi penguasa. Di drakor kan juga sama, kan? 

Ini standar hidup feodalistik di dunia penganut patriarki. Perempuan cukup bersabar saja menjalani perannya sampai usia 40 tahun. Kurang lebih segitu, karena biasanya mereka menikah di usia 12an tahun, dan memiliki anak pertama di usia 15an tahun.



Ia hanya harus jadi istri yang beruntung, yaitu menjadi istri utama yang memiliki anak laki-laki berbakat dan diakui sebagai pejabat. Maka di usia 40 tahun ia telah menjadi mertua yang berkuasa penuh di rumah putranya itu. 

Seperti itulah kehidupan di kalangan bangsawan/priyayi di Jawa dan di seluruh dunia yang menganut sistem feodal dan patriarki.


2 Komentar

  1. "Perempuan tamak yang jadi selir kadang jadi sumber masalah. Belum lagi intrik antar anak" .... tema ini abadi ya ... di film, dunia nyata juga, adaaa saja di sekeliling kita. Memang menarik untuk jadi cerita apalagi dalam kehidupan bangsawan.

    BalasHapus
  2. maju mundur mau nonton ini, karena terlalu banyak daftar tontonan. hihihi.. Makasih Mba Susi, kayaknya cukup menarik di saat tontonan nanti habis atau nunggu jeda.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)