Katanya bulan Ramadhan itu semua setan jin dibelenggu. Tapi di TV ada saja yang menayangkan film horor. Malah ada di edisi Lebaran juga. Eh kok saya kepincut. Ingin nonton film horor lawas, Kuntilanak (2006) versi Julie Estelle yang dulu pernah bikin bulu kuduk berdiri tak keruan.
Ga salah baca. Memang film tahun 2006. Sudah sering tayang di televisi, kan? Tapi pengen nonton lagi gara-gara Mangkujiwo 1 dan Mangkujiwo 2. Kebetulan sudah menonton Kuntilanak versi anak-anak super. Meski diberi judul Kuntilanak 1 tapi ada yang menyebut Kuntilanak 4, pun demikian dengan kelanjutannya.
Jadi setidaknya saya sudah menonton 8 film yang sambung-menyambung ini. Kita bisa menyebutnya Kuntilanak Universe.
Sinopsis Kuntilanak 1 (2006)
Sam atau Samanta memutuskan indekost di sebuah rumah tua setelah kematian ibunya. Ia mendapatkan sebuah kamar yang paling luas dengan sebuah cermin antik. Dari Yanti (ibu kos) ia mendapat keterangan bahwa cermin tersebut ada 4 buah. Namanya cermin Mangkoedjiwo.
Sam memiliki seorang kekasih bernama Agung, namun hubungan mereka sedang renggang. Ada kekecewaan yang besar dalam hati Sam karena Agung tidak ada saat ibunya sakit sampai meninggal dunia.
Sam menyewa sebuah kamar kos di rumah kuno. Mungkin karena murah meriah sehingga ia mengabaikan banyak peringatan tentang keangkeran rumah tersebut.
Bagaimana tidak angker. Untuk masuk ke rumah harus melewati kuburan yang berada tepat di depan gerbang utama. Ada sebuah pohon beringin tua berbentuk aneh di tengah kuburan dan masyarakat menyebutnya pohon kuntilanak.
Yanti sebagai inang kos menceritakan tentang sejarah bangunan tersebut. Ternyata rumah kuno tersebut dulunya adalah asrama pabrik batik bernama Mangkoedjiwo. Sebuah kebakaran besar memusnahkan aset-aset Mangkoedjiwo. Pemilik aset saat ini adalah cicit Panembahan Sakti Mangkoedjiwo. Namanya Sri Sukma Mangkoedjiwo.
Suasana di kos cukup ramai dan ia langsung mendapat teman baik. Jadi tidak buruk-buruk amat. Namun hal aneh terjadi saat Yanti menembangkan sebuah lagu Jawa. Sam langsung masuk ke dunia trans. Setelah itu setiap kali marah ia akan menyanyikan tembang itu dan orang yang mendengar akan meninggal dunia. Tembang itu memanggil kuntilanak dan pendengarnya adalah target yang harus dibunuh.
Betapa mudahnya Sam memanggil si kunti yang berkaki kuda itu, bahkan saat jengkel dengan Agung pun ia memanggilnya. Agung jadi target pembunuhan selanjutnya. Berhasilkah Sam menyelamatkan kekasihnya itu?
"Sing kuat sing melihara" ("yang kuat yang pelihara"), Sam juga berpacu dengan waktu untuk menaklukkan si kunti yang ingin membunuhnya. Siapa yang bakalan menang tentu mudah diketahui dari adanya sekuel selanjutnya. Meskipun... di ending-nya saya sempat mengira Sam kalah dan terpenjara dalam cermin sementara si kunti bebas dan merasuki dirinya. Mana yang benar, kira-kira? Ada yang ingat??
Review Kuntilanak versi Julie Estelle
Jujur saja saat awal Sam tiba di rumah indekos, jiwa saya meronta-ronta. Rumah tersebut digambarkan sedemikian angker sehingga sangat sulit dimengerti jika ada yang mau tinggal di sana. Dibayar berapapun mungkin saya tetap mundur kecuali ada asuransi kematiannya. Wkwkwk.
Rumahnya sintru, depan kuburan kuno yang harus dilewati jika ingin masuk ke dalam rumah. Rasanya orang waras akan mendapat insting untuk menjauh.
Maka menjadi aneh tapi nyata saat masuk ke dalam rumah dan banyak anak kos yang tampak sangat menyukai rumah tersebut. Oh iya. rumah tersebut memiliki 3 lantai. Lantai satu untuk penyewa laki-laki dan lantai 3 untuk penyewa perempuan. Lantai 2 tidak disewakan dan terkunci rapat tak boleh dimasuki.
Saya jadi mengerti kenapa di masa muda dulu saat menontonnya saya hanya mengingat horornya saja dan menyatakan film Kuntilanak versi Julie Estelle adalah film horor Indonesia paling seram sepanjang masa. Setelah menontonnya kembali 18 tahun kemudian otak saya dapat memproses dengan lebih baik.
Bisa dimaklumi, karena film horor memang memiliki tujuan utama untuk memberikan efek rasa takut, kejutan, serta teror yang mendalam bagi penontonnya. Jadi ya logika bisa disisihkan sejenak. Meski saya heran juga kenapa dengan mudahnya Sam melantunkan tembang pembunuh tersebut pada orang yang hanya sedikit mengesalkan hatinya. Seperti seorang psiko saja jadinya. Atau ia memang punya kepribadian ganda? Bisa jadi, sih. Alur cerita film horor kadang melibatkan orang berpenyakit mental. Jadi ga cuma mitos, kematian, dan legenda suatu daerah.
Agak sulit dimengerti juga kenapa saat membicarakan keluarga pemilik Indekos, Yanti sebagai inang kos tiba-tiba melantunkan tembang durmo pemanggil kuntilanak. Apakah ia melakukannya tanpa motif sama sekali alias tanpa sengaja ataukah memang ada maksud tertentu. Saya agak menyimpulkan ada motif tertentu setelah menonton film Kuntilanak (2207) versi Julie Estelle kedua. Ternyata Yanti kenal ibunya Sam. Sam kenal tembang ini saat kecil karena diajari oleh ibunya.
Tembang durmo pemanggil kuntilanak bisa dilantunkan oleh siapa saja dan tak ada efek apapun. Hanya pemilik wangsit yang bisa memanggil kuntilanak dengan lagu itu. Semua yang mendengarkan akan mati tanpa kecuali.
Oh ada pengecualiannya yaitu Agung. Mungkin karena si kunti mengenalinya sebagai orang yang sangat dicintai oleh Sam yang jadi majikan barunya? Entahlah. Bahkan asal usul Sam mengapa sampai bisa memiliki wangsit pemanggil kuntilanak juga tak dijelaskan sama sekali. Kita hanya bisa menyimpulkan bahwa Sam sudah ditakdirkan demikian melalui mimpi-mimpi buruk yang ia alami sebelum pindah ke sana.
Bagaimanapun, semua sepakat kiranya jika film Kuntilanak 1 versi Julie Estelle yang dirilis pada tahun 2006 merupakan film horor Indonesia paling laris. Efeknya sangat kuat di masyarakat. Jika mau bikin survei singkat pada mereka yang pernah menonton, jawabannya rata-rata masih menakutkan.
Visualisasi mbak kuntinya memang sangat menakutkan dan sesuatu yang baru. Sebelumnya orang hanya tahu penampakan kuntilanak tak jauh dari gaun putih panjang dan rambut hitam legam yang sangat panjang. Wajahnya seringkali tersembunyi di balik rambut. Hanya laki-laki jalang yang akan melihat kecantikan wajahnya dan terpikat lalu celakalah ia. Saat saya kecil dulu diberitahu bahwa kuntilanak takut pada perempuan dan sangat takut dilempar sambel. Ada-ada saja.
Baru kali di film inilah penampakan sosok hantu yang paling ditakuti di Indonesia dibuat sedemikian rupa jauhnya; berambut putih, wajah reot dan berkaki kuda. Ia merangkat keluar dari cermin, bukan terbang melayang di antara pepohonan. Sangat tepat waktunya dengan horor Jepang berjudul Ringu (Ring) yang keluar dari TV dan betapa mengerikannya.
Rizal Mantovani sangat sukses dengan film ini. Kerja keras oleh Julie Estelle (Sam/Samantha), Evan Sanders (Agung), Ratu Felisha (Dinda), Lita Soewardi (Yanti), Alice Iskak (Sri Sukma Mangkoedjiwo), Ibnu Jamil (Iwank), dkk membuahkan hasil. Sekuel demi sekuel bahkan spin off tetap laku keras sehingga kita bisa menyebutnya sebagai Kuntilanak Universe dengan 8 film yang laku keras dan selalu diharapkan kelanjutannya. Awal tahun 2024 ini telah terkonfirmasi adanya sekuel ke-9 yaitu film Mangkujiwo 3.
Sebelum menutup tulisan ini saya mau memberikan beberapa daftar penghargaan yang diterima, yaitu:
1. Nominasi Most Favourite Actress 2007 untuk Julie Estelle
2. Nominasi Most Favourite Supporting Actor untuk Evan Sanders
3. Menang Best Scary Scene
Congrats, yaaaa.....
6 Komentar
Wah mbak Susi..aku sampe sekarang paling menghindari cerita horor hahaha. Takut masuk dalam alam bawah sadarku dah. Makanya kau jarang banget nonton film horor. Makin ku baca aku jadi menduga-duga sosok kunti itu kayak apa. Duh gini aja aku merinding wkwk
BalasHapusDuuuh, baca aja udah merinding. Skip dulu kalau untuk nonton film horor saya, hehehe...
BalasHapusFilm-film horor di Indonedia srlalu menggambarkan hantu dengan benruk yang menakutkan dan menjijikkan. Muka berdarah, mata melotot, gigi bertaring jubsh putih, rambut panjang. Itu adalah gambaran film hantu di Indonesia.
BalasHapusJujurly saya agak anti dengan film horor Indonesia, karena ga merasa emnikmati film hanya ketegangan saja yang dirasakan saat menonton film
BalasHapusJadi saya mending baca reviu aja deh daripada nonton filmnya
Belum pernah nonton film ini karena emang rada serem dari judulnya. Namun setelah baca review Mba ini kalau nanti tayang di tv lagi sepertinya saya tertarik menonton.
BalasHapusSejujurnya saya takut kalau nonton horror Indonesia. Ini film Kuntilanak pernah berjaya pada masanya. Sudah 8 tahun berlalu tapi film ini masih asyik untukk ditonton ya mbak. Apalagi Julies Estelle dulu sering banget main film horror
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)