Kadang saya merasa rugi dengan keseimbangan penghasilan dan pengeluaran. Rasanya ada yang tidak pas. Yah, meskipun saya selalu berusaha menyisihkan sejumlah uang di awal sebelum membelanjakannya. Penghasilan kami tidak tentu, tapi sudah ada jumlah rata-rata penghasilan dan pengeluaran per minggu. Dari situ kami menyisihkan penghasilan di awal Langsung setelah uang transferan datang, karena saya punya target berinvestasi, dengan "uang dingin". Mengapa Investasi ESG menarik hati saya? Baca sampai selesai, ya.
Cerdas berinvestasi menjadi salah satu keahlian yang sangat dibutuhkan pada saat ini. Jangan hanya terpaku pada penghasilan saat ini, karena ingat, beberapa "supermall" sudah ada di dalam genggaman kita. Setiap saat bisa check out belanjaan dan menguras saldo. Hahahaha... Ups... saya bercanda saja tapi di balik candaan ada keseriusan juga. Karena memang saat gawai di tangan juga jadi alat penting untuk menambah saldo sekaligus menguras saldo. Tinggal kita pemegangnya saja, mau melakukan apa.
Saya baru baca-baca tulisan Arsjad Rasjid tentang Investasi ESG. Bagi yang belum kenal, saya cuplikkan portofolio singkatnya. Arsjad Rasjid adalah pengusaha, pebisnis, mentor, dan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). Pada tahun 2022, beliau diangkat oleh Presiden Jokowi, menjadi anggota panitia pengarah Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi. Salah satu tokoh yang diakui secara luas sebagai pemimpin yang berpengaruh dalam perekonomian negara-negara di ASEAN.
Menurut saya penjelasan beliau tentang Investasi ESG sangat menarik. Apalagi saya termasuk orang yang akrab dengan isu lingkungan. Setidaknya sudah beberapa tahun ini saya selalu berusaha memenuhi kebutuhan sayur dari kebun sendiri. Sisa tanah yang tak seberapa saya tanami aneka bunga, aneka sayur dan TOGA. Malahan saya dan suami punya konsep "rumah hidup" yang berusaha kami wujudkan. Sebuah rumah dengan aneka tanaman, ternak dan kolam ikan, dengan gas dan litrik dari alam.
Nah... nah.. nah.. apa hubungan antara investasi dan ketahanan pangan dari rumah??? Ini lho uniknya investasi ESG, sehingga saya langsung mengabarkan pada semua sobat Susindra.
Investasi ESG
Kita semua pastinya sepakat bahwa perubahan iklim menjadi isu penting bersama. Pembangunan dan ekonomi berkelanjutan menjadi sebuah keniscayaan. Inilah yang memicu lahirnya ESG sebagai pandangan ke depan bagi setiap perusahaan. ESG pertama kali dicetuskan oleh International Finance Corporation (IFC) di tahun 2005. Dari titik ini, konsep tentang ESG terus berkembang.
Dari sisi deskripsi, ESG adalah singkatan dari Environmental, Social, and Governance. ESG menjadi sebuah standar bagi negara-negara maju dalam hal kegiatan pembangunan, investasi dan bisnis. Poin-poin pentingnya berupa pelestarian lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik.
Investasi ESG membuka berbagai peluang usaha, bahkan berpotensi mendapatkan Green Finance alias pembiayaan untuk usaha yang ramah lingkungan. Bank dengan produk perbankannya membuka peluang permodalan bagi usaha yang eamah lingkungan serta pembangunan jangka panjang.
“Saat ini perbankan tengah mendorong penerapan keuangan berkelanjutan melalui permodalan pada UMKM hijau. Or this is, bagian daripada green energy ataupun ekonomi hijau,” jelas Arsjad.
Dalam pemasaran pun, ESG menjadi sangat penting jika pengusaha atau UMKM memilih pasar negara maju. Orang-orang Jepara seperti kami yang menjadi bagian dari roda permebelan sudah maklum dengan aneka regulasi tambahan jika akan mengekspor produk ke Uni Eropa. Salah satunya adalah carbon tax adjustment.
UKMK paling cocok dengan Investasi ESG
UMKM menjadi penggerak utama ekonomi Indonesia. Lebih dari 60 persen PDB negara berasal dari UMKM. Bahkan jika bicara tentang lapangan kerja, UMKM menyerap lebih dari 97 persen. Bisa dibayangkan betapa dahsyatnya peran UMKM. Data ini saya kutip dari artikel Arsjad.
Menurutnya, UMKM sangat cocok dengan konsep investasi ESG. Pasalnya, mengddopsi ESG akan memberi dampak keberlanjutan yang besar bagi para pengusaha mikro, kecil dan menengah. Terlebih dengan adanya dorongan bagi UMKM untuk naik kelas agar bisa bersaing di pasar global. UMKM memiliki peluang untuk mengembangkan usaha yang lebih besar jika menggunakan konsep ESG. Apalagi konsep ini sudah jadi standar di Uni Eropa. Kalau UKM mau naik kelas ya harus punya perhatian pada isu lingkungan hidup dan punya peran besar di sana.
Menurut Arsjad, abai terhadap ESG adalah jalan menuju hilangnya berbagai peluang usaha. Misalnya, peluang untuk ekspor ke Eropa di mana Uni Eropa saat ini memberlakukan kebijakan carbon tax adjustment. Ini adalah tambahan pajak yang akan dikenakan bagi produk-produk tidak ramah lingkungan. Bila tidak mengindahkan penggunaan ESG, kerugian yang didapatkan oleh para pelaku UMKM yang ingin melakukan ekspor ke negara-negara Eropa juga akan semakin besar.
Adopsi terhadap konsep ini akan memberi dampak keberlanjutan yang besar bagi para pengusaha mikro, kecil dan menengah. Terlebih dengan adanya dorongan bagi UMKM untuk naik kelas agar bisa bersaing di pasar global.
0 Komentar
Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)