Bulan November ini, warga Jepara mendapatkan kejutan yang membahagiakan, yaitu Ratu Kalinyamat menjadi Pahlaan Nasional. Kabar sudah santer terdengar di kalangan terbatas sejak tanggal 3, dan terus meluas hingga hari H tiba, yaitu tanggal 10 November 2023, ketika Penjabat (PJ) Bupati Jepara Edy Supriyanta mewakili untuk menerima tanda penetapan itu. Dengan demikian, Jepara memiliki 3 pahlawan nasional. Bukan tak mungkin akan disusul oleh R.A. Kardinah dan RMP Sosrokartono. Setidaknya untuk nama yang saya sebut pertama sudah dimulai penyusunannya.
Mungkin banyak yang belum kenal dengan sosok Ratu Kalinyamat. Mungkin ada yang ingin tahu lebih banyak. Atau malah ada yang sangat tertarik dengan berita tapa wudha yang dilakukan sebelum naik tahta. Saya akan coba menceritakannya untuk sobat Susindra semua.
Fakta lengkap Ratu Kalinyamat
Ratu Kalinyamat adalah pendiri Kerajaan Japara, atau kalau dalam ejaan lama namanya Iapara. Sebelumnya tentu saja sudah ada penguasa yang sangat terkenal misalnya Pati Unus, yang memerintah Jepara ketika masih menjadi kota bandar perdagangan di masa Jalur Rempah. Pati Unus kelak menjadi raja Kerajaan Demak kedua, meskipun dalam waktu singkat.
1. Nama aslinya adalah Retna Kencana
Japara atau Iapara sebelum tahun 1549 merupakan kerajaan vassal bagi Kerajaan Demak. Retna Kencana menjadi pemimpin kota pelabuhan yang sangat ramai ini. Siapa Ratna Kencana?
Retna Kencana adalah nama Ratu Kalinyamat sebelum menikah. Beliau ini merupakan putri kedua dari Sultan Trenggono. Seorang pendekar sejati yang amat kaya raya.
Dalam beberapa babad atau carita lama, posisi kelahiran Retna Kencana ini berbeda-beda. Ada yang menyebut sebagai putri pertama sehingga disebut Pambayun, tapi lebih banyak yang menyebutnya putri kedua. Saya lebih setuju pendapat putri kedua, karena putri yang pertama ikut suaminya mengislamkan Tanah Sunda.
2. Menikah dengan orang nonpribumi
Dari beberapa cerita babad, terdapat perbedaan asal-usul dan nama dari Pangeran Kalinyamat. Ada yang menyebut namanya Wintang dari Cina, ada yang menyebutnya Toyib dari Aceh. Bahkan ada yang menyebutnya pernah menjadi raja di Aceh sebelum disuksesi oleh adiknya sehingga berkelana di lautan luas sampai akhirnya sampai di Jepara.
Dari perbedaan itu ada satu kesamaan, yaitu menjadi murid dari Sunan Kudus, dan mendapat nama "Kalinyamat". Oh iya, satu lagi, yaitu bukan orang asli Jawa alias nonpribumi. Disebut Pangeran Kalinyamat karena menjadi menantu Sultan Demak.
3. Suaminya dibunuh Arya Penangsang, sesama murid Sunan Kudus
Konflik kerajaan adalah hal yang sering terjadi, dan suami istri Kalinyamat juga ikut terseret dalam pusaran konflik, karena menjadi kandidat kuat pewaris tahta Demak. Selain dari garis pernikahan (seperti Pati Unus menjadi raja Demak kedua dengan status sebagai menantu), juga karena "siapa dulu dong gurunya, Sunan Kudus...."
Arya Penangsang merasa bahwa tahta Demak adalah haknya. Hak yang dirampas oleh Sultan Prawata yang berhasil dibunuhnya. Mengapa demikian, silakan cari bacaannya sendiri, ya....
Setelah membunuh raja Demak keempat (Sultan Prawata), Arya Penangsang membunuh Pangeran Kalinyamat di Kudus. Sepanjang jalan yang ditempuh antara Kudus sampai Jepara jadi toponimi mana daerah.
4. Melakukan tapa wudha alias bertapa secara telanjang
Bertapa wudha alias bertapa secara telanjang? Whaaat??? Yo jangan sengeres itu otaknya.....
Di sebuah dukuh di Tulakan, namanya Sonder, ada sebuah tempat beribadah kecil yang diyakini sebagai lokasi tapa wudha Ratu Kalinyamat. Mungkin lebih tepatnya lokasi tapa wudha Retna Kencana, tapi Google hanya kenal Ratu Kalinyamat yang melakukannya. Wkwkwk.
Ups... maaf. Mode seriyes sekarang.
Yang dimaksud dengan tapa wudha itu maksudnya adalah melepas seluruh perhiasan duniawi termasuk gelar. Maksudnya, beliau menjalani masa iddah yang lebih lama dari seharusnya, karena berjanji akan tapa wudha sampai bisa menginjak kepala Arya Penangsang.
Jadi kalau dalam versi saya, beliau tidak akan muncul lagi di pusaran kekuasaan Ex-Kerajaan Demak yang terpecah-pecah karena konflik internal kerajaan sebelum Arya Penangsang mati dibunuh. Yang berhasil melakukannya akan mendapat hadiah besar. Dalam hal ini, Kerajaan Pajang yang paling diuntungkan dan Kerajaan Mataram lahir dari peristiwa tersebut. Perihal kelahiran Kerajaan Japara dan dua kerajaan yang saya sebutkan ini punya beda-beda interpretasi.
Ramainya kota Japara pada abad ke-16, coba tebak kapalnya khas negara mana saja? |
5. Menjadi Ratu Japara pada tahun 1549-1579
Setelah Arya Penangsang meninggal, Kerajaan Japara lahir. Jika dirunut tanggalnya, dikatakan tanggal 10 April 1549. Seingat saya bulan Maulud, perlu dikoreksi bagian bulannya. Yang jelas sih, tanggal ini diambil sebagai hari lahir kota Jepara.
Eh, dari tadi saya menyebut Jepara dan Japara, bingung, nggak, sih?
Kalau merujuk ke masa sebelum tahun 1950an, saya selalu memakai Japara, sedangkan kalau merujuk masa setelah 1950 saya memakai Jepara. Terkhusus kalau membahas Ratu Kalinyamat, ya pastinya Japara atau Iapara, sesuai nama di bendera resmi Kerajaan Japara saat itu.
Kalau tidak salah ingat, De Graff ada menyebut lahirnya Kerajaan Japara ini merupakan kesepakatan antar keluarga Kerajaan Demak, karena istri Pangeran Kalinyamat ini merupakan pewaris selanjutnya yang diakui.
Pasca kematian Sultan Prawata dan suaminya, putri Japara ini menjadi ibu asuh bagi para pewaris tahta yang seperti di drama kolosal disebut "pangeran sandera." Di babad sih dikatakan sebagai ibu wali bagi putra Sultan Prawata, putra Sultan Maulana Yusuf, (Raja Banten, iparnya), dan beberapa pangeran dari kerajaan vassal/taklukan.
Perlu diketahui bahwa wilayah Kerajaan Demak ini sangat luas tak terbatas di Jawa Tengah saja, tapi juga di Jatim, Jabar dan luar Jawa. Negara vassalnya banyak, saya lupa-lupa ingat ada yang menyebut berapa puluh. Ya tapi ya naif juga kalau bilang menaklukkan seluruh Jawa karena banyak yang belum takluk, bahkan Sultan Trenggono juga meninggal di Panarukan, dalam upaya menaklukkan kerajaan lainnya.
Bisa dikatakan. seperti sejarah kerajaan mana pun di dunia, perkawinan politik dan penaklukan adalah cara untuk memperluas wilayah kerajaan. Salah satu anaknya akan dititipkan ke kerajaan utama untuk belajar menjadi pemimpin selanjutnya. Jadi kata "pangeran sandera" itu seperti kata saya, adalah hasil menonton drama kolosal.
Meskipun banyak kesamaannya, lho ya....
Visualisasi Ratu Kalinyamat |
6. Pedagang paling kaya raya
Pada masa itu memang pada umumnya perdagangan antar negara dipegang oleh keluarga kerajaan. Penguasa tertinggi yang mendapatkan hak paling besar dan paling menguntungkan. Salah satu sumber kekayaannya adalah perdagangan di Malaka, karena selain jumlah pedagangnya banyak, pemimpin pedagang sekaligus salah satu syahbandarnya juga dari sini.
Pedagang Jepara sangat terkenal di mana-mana dan punya puluhan jung -jung besar. Tak hanya itu, Japara jadi pintu masuk wilayah pedalaman, dan pemasok beras terbanyak di kota-kota bandar lainnya. Seperti marketplace semua komoditi yang dicari pedagang luar negeri ada di Jepara. Penulis Portugis pada zaman yang sama menyebutnya Rainha de Japara, senhora poderosa e rica, atau "Ratu Jepara, seorang wanita yang kaya-raya dan berkuasa,".
7. Dua kali mengusir Portugis dari Malaka
Ketika Malaka akhirnya jatuh ke tangan Portugis, para pedagang banyak yang mencari kota pelabuhan baru, sehingga sepanjang pantai utara Jawa muncul kota-kota bandar yang ramai. Jepara pada saat itu bukan hanya kota bandar akan tetapi juga merupakan pelabuhan resmi Kerajaan Demak. Saat itu Jepara dan Demak seperti dwi-tunggal dan sering disebut salah satu untuk mewakili yang lainnya. Sampai akhirnya Japara berdiri menjadi kerajaan yang berdaulat.
Bisa dimaklumi juga karena setelah meninggalnya ayah Retna Kencana, pamor Kerajaan Demak meredup, karena raja penggantinya kalah pemberani dari saudarinya yang berada di Japara. Apalagi pada masa sebelum Portugis datang, sebagian besar pedagang di Malaka merupakan orang Jepara, bahkan pemimpin pedagangnya dari Jepara. Ini pula alasan Pati Unus mengusir Portugis dari Malaka sebanyak dua kali dan diteruskan oleh Ratu Kalinyamat (setelah berdirinya Kerajaan Japara) sebanyak dua kali. Ini dasar mengapa Ratu Kalinyamat berhak atas gelar Pahlawan Nasional.
Ya Allah... panjang amat tulisan saya.
Menjadi Pahlawan Nasional
Tanggal 10 November 2023 kemarin, warga Jepara sebagai ahli waris, diwakili oleh PJ Bupati Jepara, menerima sertifikat dan plakat dari presiden Joko Widodo. Tepatnya pada pukul 10.00 Wib Jumat 10 November 2023. Dengan demikian, Jepara memiliki tiga Pahlawan Nasional, yaitu R.A. Kartini, dr. Cipto Mangunkusuomo, dan Ratu Kalinyamat. Selain Ratu Kalinyamat, berikut 6 Pahlawan Nasional yang ditetapkan pada tahun 2023 ini:
(1). Almarhum Ida Dewa Agung Jambe (Bali)
(2). Almarhum Bataha Santiago (Sulawesi Utara)
(3). Almarhum M Tabrani (Jawa Timur)
(4). Almarhumah Ratu Kalinyamat (Jawa Tengah)
(5). Almarhum KH Abdul Chalim (Jawa Barat)
(6). Almarhum KH Ahmad Hanafiah (Lampung).
Surat Pemberitahuan Penetapan kepahlawanan Ratu Kalinyamat ditandatangani Laksda TNI Hersan, dengan nomor penetapan sbb:
Surat Sekretaris Militer Presiden, Kementerian Sekretariat Negara RI Nomor R-09/KSN/SM/GT 02 00/11/2023 tanggal 3 November 2023
Surat Penetapan Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, yaitu:
Keputusan Presiden Nomor 115-TK-TH-2023 tertanggal 6 November 2023 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Jadi fix dan sudah resmi, ya. Bukan hoax atau harapan semu. Saya bicara begitu karena proses pengajuannya sangat panjang dan berkali-kali. Saya mengutip pernyataan Pak PJ Edy saja, deh, ya:
“Sejak 2007 sebetulnya Pemkab Jepara sudah pernah mengajukan. Itu terus dilanjut sampai tahun 2021 dan 2022 atas bantuan dari Yayasan Dharma Bakti Lestari kita mengkaji dan bersama dengan pemerintah daerah.”
Potret Ratu Kalinyamat
Bagaimana cara mendapatkan foto orang yang hidup pada abad ke-16? Tak seperti di Eropa yang ada lukisan-lukisan tokoh pada abad tersebut, di Indonesia setahu saya nyaris tak ada. Lukisan Pattimura menggunakan model orang zaman modern, lho, demikian juga dengan lukisan Ratu Kalinyamat.
Lukisan ilustrasi Ratu Kalinyamat menyerang portugis di malaka |
Sependek yang saya tahu lukisan Ratu Kalinyamat sudah ada sejak sama remaja. Kebetulan sekali saya pernah bertemu pelukisnya di beberapa acara FGD kesejarahan di Jepara. Namanya Pak Jatmiko.
Lukisan Ratu Kalinyamat yang berbaju merah merupakan hasil karya Pak Jatmiko pada tahun 1997. Menurut beliau, lukisan ini merupakan hasil olah rasa laku spiritual selama beberapa tahun. Bahkan bermeditasi di makam Ratu Kalinyamat. Setelah yakin mendapatkan izin, proses melukis dimulai, dan pelukisannya memakan waktu satu bulan. Lukisan yang dibuat bergaya Eropa.
Beliau ingin menunjukkan sesosok perempuan yang pemberani, kaya raya dan berwatak keras. Bajunya merah menyala untuk menjelaskan sifat pemberani, selain menurut beliau karena keturunan Cina. Banyak perhiasan dengan bentuk dan ukiran rumit untuk menunjukkan kekayaannya. Sorot matanya dibuat tajam untuk menunjukkan watak keras.
Tangannya memegang keris, tanda siap membela kebenaran kapan pun melihat penindasan. Keris ini menggunakan warangka sandang waliyan yang muncul pada zaman Majapahit.
Setidaknya ada beberapa lukisan Ratu Kalinyamat yang dibuat 20an tahun lalu, yang dipakai sampai sekarang. Saya sungguh menanti lukisan baru Ratu Kalinyamat. Untuk yang sedang mencari juga, saya berikan foto ai atau artificial intelligent saja, ya. Hehehe.
1 Komentar
jujur, saya baru kali ini dengar nama beliau, hehe
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)