Kamis Pon Sasi Suro, adalah hari besar bagi masyarakat Karimunjawa. Hari yang menyenangkan dan sangat dipersiapkan semua orang, karena ada pelatihan-pelatihan, lomba-lomba, juga upacara tradisional yang disebut Barikan Kubro. Tahun 2023 ini jatuh pada tanggal 10 Agustus.
Dok. J.M. Gilonne - Barikan 2018 |
Event ini selalu disiapkan untuk lebih ke dalam, karena berupa ungkapan rasa syukur, namun juga diusahakan memberi manfaat keluar, terutama untuk wisatawan. Meskipun pada perkembangannya memang belum tergarap maksimal. Belum banyak promosi gencar, sehingga belum banyak yang tahu.
Kalau sobat Cakrawala Susindra ingin tahu, baca lebih lengkap, ya...
Btw, maaf fotonya pakai foto lama atau pinjam dari teman. Foto pribadi saya masih berantakan karena 5 tahun ini saya gonta-ganti laptop dan hard disk mati. Kata bapaknya anak-anak butuh paling tidak HD 2 tera untuk mengambil semua data dari 5 HD lawas kami.
Sejarah Barikan Kubro
Barikan adalah upacara tolak balak. Setidaknya itulah pemahaman awal yang ditemukan, jika menelusuri sejarah barikan di Karimunjawa. Sudah sejak zaman dahulu warga di sana membuat "nasi tolak balak" setiap Jumat Wage (dilakukan pada Kamis sore).
Nasi ini akan dibawa ke perempatan utama dan didoakan bersama. Meski disebut nasi tolak balak namun slametan kecil ini juga merupakan bentuk rasa syukur selain harapan agar selalu selamat. Setidaknya itulah hasil wawancara saya pada tahun 2018-2019 lalu. Saat itu saya bergabung dalam Ekspedisi Karimunjawa.
Kegiatan barikan ini dilakukan setiap selapan hari. Artinya setiap 36 hari sekali. Barulan pada tahun 2017 diadakan acara akbar pertama kali yang disebut Barikan Kubro. Kubro pasti tahulah kalau artinya besar.
Nasi tolak balak barikan kubro. Dokpri 2019 |
'Nasi tolak balak' secara ringkas cukup mirip dengan 'nasi bedah bumi' yang ada di Jepara. Bedanya adalah adanya tumpeng dari nasi kuning. 'Wajib' atau uang tebusan diletakkan bersama dengan paket nasinya. Saya tak sempat tanya uangnya mau dikemanakan. Kalau menurut saya sih harusnya disumbangkan ke jalan Allah karena jadi semacam penebusan. Kalau mau tahu lebih banyak bisa baca tulisan saya Barikan Kubro 2019.
Tradisi barikan/bari'an merupakan tradisi lama. Di beberapa kota ada tradisi ini, namun mungkin karena sifatnya slametan desa/wilayah kecil, maka gaungnya tak banyak terasa. Yah, meskipun sekarang ini sudah mulai ramai berita tentang barikan di suatu daerah/kota.
Definisi barikan
Sebelum bahas tentang dedinisi barikan, saya perlu memberi penekanan bahwa belum ada tulisan akademis yang mengartikan tradisi ini dengan tepat. Ada satu dua tiga tulisan yang masih bersifat spekulatif [menurut saya].
Dikatakan bahwa barikan berasal dari kata bar atau lebar. Ini merupakan terjemahan dari upacara syukuran setelah terhentinya sebuah pagebluk atau balak besar. Interpretasi ini berasal dari penjelasan tradisi Barikan Suku Tengger.
Antusias warga berbaris di jalan sekitar perempatan membawa 'nasi tolak balak'. Dokpri 2019 |
Di kota lain juga ada istilah baria untuk dijadikan asal usul barikan. Asal katanya tentu saja dari bahasa Arab yang berarti do’a yang dipanjatkan oleh satu tokoh masyarakat agar dibebaskan dari segala marabahaya. Interpretasi ini berasal dari penjelasan tradisi barikan di Kudus.
Di Jawa Timur, kalau tidak salah ada tradisi barikan pada malam menjelang 17 Agustusan. Dikatakan bahwa barikan berasal dari kata bahasa Jawa kuno, yaitu baris.
Warga Brebes dan Gunung Kidul mengenal dan melestarikan tradisi barikan sebagai upacara meminta hujan. Dikatakan bahwa barikan berasal dari kata bahasa Arab, yaitu berkah.
Yang mana pun arti dari barikan, menurut saya pribadi semuanya bisa diterima, karena bisa menjelaskan tentang makna inti dari tradisi itu sendiri, yaitu bersyukur pada Allah dan memohon perlindungan-Nya.
Jadi festival budaya
Kalau mau berandai-andai... andai kata beberapa pemuda Karimunjawa tidak jeli melihat aktivitas sesepuh yang sedang berdoa di perempatan untuk melakukan tradisi barikan... mungkin Barikan Kubro tak pernah ada. Meskipun tradisi barikan memang ada dan akan selalu ada yang melestarikannya.
Tumpeng utama berupa aneka hasil bumi, mirip dengan tumpeng Grebeg Besar pada umumnya. Seingat saya ada tumpeng yang puncaknya tumpul juga, seperti tumpeng lanang dan wadon. |
Mungkin memang benar, jika tinggal di daerah yang tak punya SDA itu harus mempunyai SDM yang baik. Kecantikan Karimunjawa memang bisa mengundang wisatawan, namun takkan lekang selamanya. Makanya Barikan Kubro menjadi salah satu tradisi yang dijadikan sebagai upaya promosi wisata.
Inilah yang mungkin dipikirkan oleh sekelompok pemuda yang menjadi perintis Barikan Kubro. Dan mereka berhasil. Meski di mana-mana ada barikan, namun Barikan Kubro hanya milik Karimunjawa.
Jalan mengukuhkan hal ini masih panjang. Meski sudah dipromosikan di tingkat propinsi maupun nasional, namun gaungnya masih kurang nyaring. Padahal sudah jadi agenda tahunan yang dikemas dalam bentuk festival budaya. Festival yang mengandung nilai agama, budaya, dan wisata. Saatnya menyiapkan diri untuk Barikan Kubro 2024 dan cari promo murah Karimunjawa.
Kegiatan tahunan ini sangat mungkin akan terus dilakukan setiap Bulan Muharram, selamanya, selama ada hari Jumat Wage di kalendernya. Karena seingat saya pernah absen 1 kali bulan Muharram, pada tahun 2021 atau 2022. Aduh saya lupa. Boleh ingatkan atau revisi di komentar.
Kalau ditanyakan kenapa Barikan Kubro di Jumat Wage kok arak-arakan dilakukan di Kamis, jawaban yang bisa saya berikan adalah karena penanggalan Jawa dimulai pada sore hari. Arak-arakan dan pelarungan dilakukan pada hari Kamis, sebelum Jumat Wage datang. Malam harinya adalah malam puncak dengan aneka pertunjukan bagi masyarakat.
Berikut ini jadwal acara Barikan Kubro 2023. Bagi wisatawan yang masih di sana, saya sangat sarankan untuk merapat.
26 Komentar
Seru banget ya event ini. Udah lama pengen ke karimunjawa tapi belum kesampaian. Padahal relatif deket dari semarang
BalasHapusSaya pun baru tahu ada tradisi barikan di Karimunjawa dari artikel ini. Memang belum banyak publikasinya ya?
BalasHapusKearifan lokal budaya dan tradisi seperti ini memang sudah seharusnya dilestarikan. Generasi muda harus mengetahuinya
Jadi inget upacara yang juga diadakan masyarakat adat Cireundeu di kawasan Cimahi Bandung
BalasHapusSelain ada gunungan hasil panen, juga ada pdertunjukan wayang semalam suntuk
Iya nih kak Susi..
BalasHapusBelum pernah ke Karimunjawa dan melihat budaya yang ada di sana seperti Event Barikan Kubro ini mengingatkanku akan suku Tengger di Bromo.
Jadi memang bentuk rasa syukur dan terima kasih ini sudah turun temurun dilakukan masyarakat adat Indonesia yaa..
Event seperti ini sayang untuk dilewatkan. Selain bisa belajar budaya, merasakan berada di tengah masyarakat yang berkumpul dengan semangat yang sama, rasanya seperti mendapat energi positif tersendiri
BalasHapusAku tuh selalu takjub lho dengan selamatan2 tradisional dari daerah2 gini kak. Karena, indahnya Indonesia ya di sini, banyak tradisini. Aku sih nggak melihat hal2 yang ghaib spt menolak bala atau mitos2nyanya. Tapi menurutku tradisi ini yang harus kita jaga kelestariannya agar anak cucu kita nanti tetap mengetahui tradisi2 setiap daerah.
BalasHapusWah menarik banget nih, jadi gak perlu khawatir lagi buat ketinggalan event.. Karena setiap tahun bakal terus ada, jadwalnya juga sudah tersedia.. Semoga kalau ada waktu dan cuti di acc bisa mampir sebentar.
BalasHapusBanyak banget kok acara sejenis ini yang menurut saya intinya adalah melestarikan budaya, "Nguri-uri kabudayan". Hanya kadang nama dan pemahamannya aja yang mungkin agak berbeda di tiap daerah. Selain itu acara seperti ini juga bisa menaikan daya tarik dan nilai plus bagi suatu daerah lho.
BalasHapusTernyata di Karimun jaya kearifan lokalnya unik sekali. Bisa dikemas buat kunjungan wisata sepertinya ya
BalasHapusUnik sekali yah adat di sana, jadi pengen ke sana nih, kalau di tempat aq gak ada nih perayaan seperti itu
BalasHapusMemang ya keberadaan pemuda yang mau bergerak dan menggerakkan tradisi itu bisa bikin budaya yang lama ada tetap bertahan ya.
BalasHapusBaru tahu nih Mba saya, kalau ternyata konsep penanggalan Jawa pun sama dengan konsep penanggalan Hijriyah dimana pergantian hari itu berlangsung sore hari. Hanya saja sepemahaman saya, pergantian hari di bulan bulan Islam itu mulai saat maghrib. Nah, kalau penanggalan Jawa, pergantian hari itu mulai dari jam berapa ya Mba?
Acara² seperti ini emang perlu dilestarikan ya kak. Salah satu kegiatan yang mengusung kearifan lokal ini suka bikin merinding, apalagi kalau lihat gimana antusiasnya warga karimunjawa. Berasa "astaga secinta ini lho mereka sama Indonesia". ❤️
BalasHapusSeneng ya masih ada yang melestarikan tradisinya.. Aku belum pernah ke Karimunjawa dan gak tau juga ada event seperti ini. Makin kagum dengan Indonesia dengan keberagamannya..
BalasHapusOalah, baru tahu makna di dalamnya kata barikan. Saya baru pindah rumah ke desa, Mbak, tempat asalnya suami. Nah pas mo malam Agustusan, diberi tahu suami kalau mau ada barikan. Acaranya kalau di tempat saya cuma makan-makan sama tetangga. Ternyata kalau di tempat lain ada kegiatan lain yang lebih meriah gitu ya.
BalasHapusWah saya yang termasuk belum mendengar gaungnya..Makasih infonya Mba, mesti lingkari kalender nih hadir di festival yang mengandung nilai agama, budaya, dan wisata dan menyiapkan diri untuk Barikan Kubro 2024.
BalasHapusCus, cari promo murah Karimunjawa!
Ternyata di Karimunjawa juga ada begini ya, kalau di daerahku namanya juga barikan gunungan. Biasanya ada ketika perayaan bersih desa...
BalasHapusUnik yah. Festival budaya Barikan Kubro di Karimunjawa patut dilestarikan sih ini.
BalasHapusBentuk tradisi dan culture seperti Barikan Kubro ini, harus dijaga jangan sampai hilang. Ini menarik. Sebab ritual-ritual sepeerti bukan soal tentang agama melulu, tapi ini tentang sosial dan tentang kebudayaan. Saya salah satu orang yang menghargai para leluhur yang telah menciptakan kebudayaan seperti ini. dan satu hal, ini berbeda dengan ibadah ritual ya. ibada ritual masing masing agama sudah memilikinya. Tetapi ini adalah ibada sosial budaya, kalau menurut saya. Salam rahayu dari Cianjur
BalasHapusbaru tahu ada tradisi seperti ini karimunjawa. jadi bisa belajar macam-macam budaya dan tradisi masyarakay di indonesia. kalau ada kesempatan mau menyaksikan langsung acara seperti ini.
BalasHapusMasih banyak ternyata ada dan budaya yang belum aku tau nih ..akupun baru tau tentang Barikan Kubro di Jumat Wage... Senneh bisa lihat dari dekat kayak gini
BalasHapusTnyata barikan artinya banyak ya. Tiba2 kangen karjaw, udah lama bgt ga ke sana, 10 thn ada kyknya. Mesti rencanain wisata ke sana lg deh.
BalasHapuswah sayangnya pas saya ke Karimun saya tidak menyaksikan event ini, sangat menarik karena saya suka dengan budaya-budaya seperti ini
BalasHapusIndonesia ini negara yang amat kaya dengan budaya, adat dan tradisi yang melekat di masyarakat. terim kasih infonya kak, jadi aku bisa mengetahui budaya dan tradisi masyarakat karimun jawa
BalasHapusWah baru tahu saya kak kalau di Karimunjawa ada upacara barikan. Mirip-mirip di jogja ya cuma beda nama sama tujuan kalau ngga salah
BalasHapusUpacara adat emang rame banget ya. Indonesia emang beragam banget budayanya. Cuma nggak beginian kayakny di kotaku.
BalasHapusTernyata acara barikan kubro seseru itu ya, thanks udah berbagi kak
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)