Barusan selesai nonton drama xianxia berjudul Immortal Samsara. Rasanya gimana gitu melihat mereka yang memilih dunia di atas cinta. Cobaan selama seribuan tahun tak bisa memudarkan, malahan menjadi tekad kuat, tapi memilih memberikan seluruh cinta pada dunia. Ups... pada 3 alam yang ada.
Cinta memang tidak seharusnya egois. Cinta memang seharusnya memenangkan dunia. Dan di saat tertentu, pahlawan memang yang pertama mengorbankan seluruh dunia pribadinya demi kedamaian seluruh alam semesta.
Aaah... saya masih merasa mbesesek, sobat Cakrawala Susindra. Masih merasa terhura dan terharu setelah menonton ending-nya. Jadi, mending diurai saja satu per satu agar hati lega dan saya bisa menulis kembali artikel yang lainnya. Tapi overal saya puas banget sama ending-nya karena seperti itulah seharusnya.
Sinopsis drama Immortal Samsara
Drama Immortal Samsara ini ada dua season, saya bablasin aja sekalian ya. Saya bagi aja dalam beberapa sub cerita karena dramanya termasuk panjang.
Langsung mulai, ya.
Lahirnya peri Four-Leaf Lotus
Dunia mengalami banyak perubahan setelah Perang Penciptaan, 1000 tahun lalu. Mayoritas suku tua musnah. Setidaknya hanya ada satu suku tua yang diketahui masih bertahan, yaitu Suku Teratai Empat Daun. Kita sebut Four-Leaf Lotus saja daripada salah sebut.
Momen ketika Four-Leaf Lotus mencapai manusia, bertepatan dengan pesta kebun istana surgawi. Kaisar langit mengundang semua penguasa alam untuk datang. Ini bukan hal yang lazim pada masa itu. Apalagi ada dendam besar antara enam alam yang merayakannya.
Ternyata lahir dua putri cantik. Mereka diberi nama Zhi Xi dan Yan Dan. Dewa Agung Ying Yuan sendiri yang memberi nama. FYI, istana surgawi saat itu punya 1 kaisar langit dan 6 dewa agung. Ying Yuan yang paling menonjol di antara semua.
Perseteruan antar peri di surga
Si kembar punya karakter berbeda. Zhi Xi baik hati dan pekerja keras. Ia belajar lebih banyak daripada semua dewi yang ada, karena selalu terganggu dengan omongan julid, "Kalau kembar, pasti salah satunya lebih baik." Pada kenyataannya memang adiknya, Yan Dan, lebih mudah belajar sesuatu daripada dirinya. Ibaratnya, Yan Dan hanya membaca langsung paham intinya sementara Zhi Xi harus praktik berulang kali hanya bisa paham maksudnya, bahkan belum ke intinya.
Yan Dan tumbuh jadi peri yang cuma suka bermain. Berbeda dengan Zhi Xi yang sudah bisa jadi wakil kurator saat masih berusia muda. Keduanya saling dukung dan saling jaga. Tapi jalan cerita tak bisa sebeku itu. Yan Dan harus menerima ujian cinta dan memotong-motong jantungnya demi orang yang ia kasihi. Dan tentu saja, ia harus berselisih paham dengan Zhi Xi agar cerita makin menarik.
Bukan perseteruan memperebutkan kekasih. Bukan ketampanan Ying Yuan yang jadi alasan dua kakak-beradik saling menyakiti, melainkan karena gunjingan para tetangga di alam surgawi. Kalau biasa menonton drama xianxia pasti paham lah, kalau emosi dan perilaku manusia juga dilakukan oleh para dewa-dewi yang masih dalam tahao ujian atau belum mencapai kesempurnaan.
Jadi, di alam surgawi, ternyata peri yang suka menggunjing. Mereka masih punya status rendah alias menjadi pelayan. Para peri sering membuat Zhi Xi merasa insecure dengan hipotesa bahwa dua anak kembar pasti ada yang lebih kuat dan ada yang lebih lemah. Hanya Zhi Xi yang tahu kalau dirinya memang lebih lemah dalam banyak hal daripada adiknya.
Si adik, Yan Dan, bisa dikatakan sebagai peri yang cuma ingin hidup enak, mendompleng kesuksesan kakaknya. Dia memilih menjadi pendukung setia saja daripada punya karier sendiri. Baginya hidup damai lebih utama daripada mengejar karier langit sambil disikut sana-sini. Seperti Zhi Xi yang sering dirundung oleh peri abadi Ying Deng (atasannya). Zhi Xi dan Yan Dan masih termasuk peri kecil dibandingkan dia.
Zhi Xi, sudah berhasil naik pangkat jadi wakil kurator tapi tetap insecure dengan adiknya yang masih jadi peri pelayan |
Ujian cinta
Yan Dan ingin hidup damai di surga tanpa perlu capek mengejar status menjadi peri agung atau dewa. Dia mendapat pengaruh dari Dewa Agung Bei Ming yang juga suka dengan kesunyian. Istananya seperti taman bagi hewan dan tumbuhan yang ingin berkultivasi untuk mendapatkan tubuh manusia. Yan Dan menjadi pelayan di istana ini, dan salah satu tugasnya menyelesaikan soal catur yang diberikan oleh Dewa Agung Ying Yuan kepada Dewa Agung Bei Ming.
Para dewa bisa hidup tenang dan santuy sekali. Bahkan bisa iseng seperti membalikkan kura-kura ungu yang hidup di sana....
Ying Yuan membuat alasan agar Yan Dan bisa menjadi pelayan di istananya, karena ingin punya teman bermain catur yang setara. Dari permainan catur itu mereka jadi dekat. Ying Yuan mulai ada hati saat Yan Dan bisa memecahkan soal catur yang ia sendiri tak bisa melakukannya setelah ratusan tahun. Ia juga menyadari kalau Yan Dan cerdas dan cepat belajar. Dengan alasan menghukum, ia memberi banyak bacaan buku sihir langit pada Yan Dan dan dengan cepat bisa dikuasai secara autodidak.
Ini yang membuat Zhi Xi mengalami banyak gunjingan dan cemoohan... dan tentu saja perundungan dari atasannya yang benci pada adiknya karena ia tak pernah berhasil menarik hati Ying Yuan untuk membantunya. Ying Deng mencintai Ying Yuan dan selalu berusaha membuat Ying Yuan membantu kultivasinya agar bisa menjadi dewa. Ia sudah lama stagnan menjadi peri agung, dan selalu dengki melihat siapapun dekat dengan Ying Yuan. Makanya Zhi Xi jadi bulan-bulanannya.
Malapetaka di surga
Raja iblis membunyikan genderang perang. Perang dahsyat 1000 tahun lalu terulang. Semua dewa agung memimpin perang melawannya, agar alam semesta segera damai. Ternyata itu menjadi malapetaka di surga. Empat dewa agung meninggal dunia, hanya Ying Yuan dan Bei Ming yang kembali dengan luka parah. Bei Ming meninggal dunia segera setelah berpamitan dengan Yu Mo "anak asuhnya". Ying Yuan juga mengalami luka yang sangat parah sehingga harus dirawat secara tertutup.
Yan Dan mencari tahu di mana Ying Yuan berada karena takut jika ia meninggal seperti Bei Ming. Ternyata dugaannya benar. Ia menemukan Ying Yuan sedang merantai dirinya sendiri di hutan terlarang agar tidak menyakiti makhluk surgawi lainnya saat dirinya meledak. Yan Dan merawatnya. Hanya jantung Yan Dan yang bisa menawarkan racun dalam tubuh Ying Yuan.
Saat merawat itulah, Yan Dan menyadari bahwa mereka saling mencintai. Ia tidak gentar dengan hukuman apapun yang diberikan karena semua penghuni alam dewa tak boleh mempunyai hubungan cinta.
Hukuman cinta
Dengan alasan menghindari hukuman cinta, Zhi Xi mengkhianati adiknya, dengan mengakui bahwa dirinya lah yang membelah jantung untuk keselamatan Ying Yuan. Kariernya melesat dengan cepat. Dengan alasan yang sama, Ying Yuan tidak merevisi kebohongan Zhi Xi. Ia tahu, tubuh peri Yan Dan takkan selamat jika hukuman cinta diberikan padanya.
Kesalahpahaman ini membuat Yan Dan melemparkan diri dari jembatan takdir, agar dirinya musnah selamanya. Ying Yuan menyelamatkan dirinya dan mengirimnya ke Sungai Akherat. Yan Dan hanya perlu melupakan cintanya lalu terlahir sebagai manusia. Rata-rata hanya butuh 7 jam, dan rekor terlamas selama ribuan tahun hanyalah 7 hari.
Ternyata Yandan belum berhasil melepas cintanya setelah berkelana di sungai akherat selama 899 tahun. Hanya tersisa 3 haru sebelum mencapai 900 tahun dan dirinya musnah. Lagi-lagi Ying Yuan turun tangan, membuatkan pil amnesia. Yan Dan lupa pada cintanya secara paksa sehingga terlahir sebagai roh yang tak memiliki aura roh. Ia mengambil nama Bai Plao Liang sebelum bertemu Yu Mo dan menjadi pelayannya.
Dan hukuman cinta dalam bentuk samsara berulang kembali.... ketika Ying Yuan meminta izin bereinkarnasi sebagai manusia untuk menyelidiki kejanggalan perang yang terjadi 900 tahun lalu. Ia menjadi manusia bernama Tang Zhuo, dengan profesi sebagai pemburu roh. Yan Dan tentu saja menjadi buruannya.
Oh iya, sekilas info tentang Yu Mo. Dia mengambil bentuk sebagai ikan hitam bermata belo di istananya Dewa Bei Ming dan secara tidak langsung dirawat oleh Yan Dan saat jadi istana di sana. Sebenarnya dia sama seperti Yan Dan, penyintas dalam Perang Penciptaan dan perlu 1000 tahun untuk mendapatkan wujud manusia. Dia dari suku Sirip Sembilan yang dianggap punah. Namun karena Yu Mo punya kesulitan sendiri sehingga ia membutuhkan waktu ratusan tahun lebih lama dari seharusnya.
Samsara di dunia
Namanya kisah fiksi, pasti fokusnya ke tokoh utama. Tidak di alam dewa tidak di alam manusia, mereka bertemu jua. Yan Dan setelah sekian tahun lamanya, akhirnya bertemu dengan Yu Mo yang menanti di alam manusia selama 900 tahun dewa. Satu hari dewa adalah 2 tahun manusia. CMIW, butuh klarifikasi sih ini.
Gimana rasanya 2x900 tahun menunggu? Hmm.... jangan tanya, karena saya cuma butuh waktu sekian jam untuk menanti.
Ceritanya, perang besar yang terakhir, sekitar 900 tahun lalu, yang menewaskan 5 dewa agung, membuat semesta tak lagi terbagi menjadi 6, akan tetapi menjadi 3. Para makhluk roh kehilangan alamnya dan hidup berdampingan dengan manusia. Para iblis terkurung di alam akherat. Para peri tak punya alam lagi. Suku-suku (dari hewan/tumbuhan) tak punya banyak peluang. Itu sebab mereka semua bertemu di alam manusia.
Hanya Ying Yuan yang secara resmi datang untuk samsara atau reinkarnasi atau menjalani kesengsaraan hidup sebagai manusia. Yu Mo dan si kura-kura menjadi eksodus alam surgawi, meski sudah mengambil wujud manusia namun mereka menjadi roh di alam manusia. Roh tanpa aroma roh sehingga bisa mengelabui para pemburunya.
Namanya samsara atau sangsara di alam manusia, Tang Zhou tentu punya banyak keterbatasan. Tak seperti saat bertubuh dewa yang bisa bawa aneka senjata dewa dan butuh apa saja tinggal menjentikkan jari. Enak ya jadi dewa.... tapi kekuatan besar juga butuh tanggung jawab, yaitu siap memberikan cinta untuk seluruh dunia. Seperti Ying Yuan itu, yang dengan sok diplomatis mengatakan,
Aku sudah memberikan cintaku pada seluruh dunia, tak tersisa untuk yang lainnya.
Ih! Pengen takcubit pipinya!
Di alam manusia, ia diberi izin oleh kaisar langit untuk tetap membawa senjata dewa agungnya. Maksud hati untuk memudahkan ia saat menyelidiki perang yang terjadi, namun menjadi boomerang karena jubah langit di tubuhnya sobek dan nyawanya berkali-kali terancam. Lagi-lagi, hanya jantung peri Four-Leaf Lotus yang bisa menyembuhkan. Namun jantung Bai Plao Liang (Yan Dan) hanya tinggal separuh. Akankah ia memberikan lagi lalu lenyap tanpa ada kesempatan hidup lagi?
Pertarungan terakhir di surga
Bagian ini masuk ke Immortal Samsara season II, berupa konklusi dari banyak pertanyaan tentang perang dan intrik para makhluk khayangan. Juga jawaban-jawaban untuk kesalahpahaman Yan Dan kepada orang-orang yang dia kira menikamnya dari belakang.
Yang paling panjang adalah jawaban dari konspirasi jangka panjang yang dibuat oleh salah satu dewa agung yang selama ini dikira sudah tenang di peti matinya. Ternyata dia lah yang menjadi biang dari perang penciptaan 2000 tahun sebelumnya, perang kedua 1000 tahun sebelumnya, dan perang terakhir saat ini. Bagian ini tidak akan saya bahas agar bisa jadi poin tersendiri untuk menontonnya.
Jadi sepanjang sisa 27 episode hanya saya bahas dalam dua paragraf di atas saja. Kita langsung ke review-nya.
Review Immortal Samsara
Arti immortal samsara
Kalau ditanya arti immortal samsara, jujur saja saya masih meraba-raba. Ini bukan hal yang mudah dimengerti kecuali mempercayai benar adanya samsara dalam hidup. Dalam agama saya tak ada konsep kelahiran kembali, apalagi keterikatan karma di kehidupan sebelumya dengan kehidupan sekarang.
Tapi setidaknya saya tahu jika ada kata samsara dalam agama Hindu dan Budha, dan punya arti yang sedikit berbeda, meskipun pada prinsipnya ada kemiripan.
Jika merujuk ke asal drama ini, yaitu dari negeri Cina, kita perlu menggunakan konsep dan pemahaman Budha. Setidaknya itu (mungkin) lebih mudah dicerna. Mengapa? Karena, drama xianxia punya akar dengan agama tradisional Cina yang bernama Tao. Konsep keagamaan dalam Tao sebagai local genius dan dalam Budha yang berasal dari India punya beberapa kesamaan. Mungkin hasil akulturasi seperti halnya local genius nusantara dengan Hindu-Budha.
Kalau pakai istilah Budha, samsara atau disebut sangsara, memiliki arti "sebuah keadaan tumimbal lahir (kelahiran kembali) yang berulang-ulang tanpa henti". Sampai kapan? 3 agama yang saya sebut di atas sepakat, "sampai padamnya keinginan yang berhubungan dengan duniawi".
Jadi selama masih mengejar keduniawian maka ia tetap saja sengsara sebagai manusia. Ia hanya punya dua jalan, menyelesaikan karmanya lalu moksa dan kembali ke dunia dewa (prinsip Tao) atau mati sebagai manusia tanpa kesempatan bereinkarnasi. Tao memang merujuk pada kesempurnaan. Dan wujud kesempurnaan itu salah satunya adalah memberikan seluruh cinta pada dunia, mengesampingkan ego/keinginan pribadi, bahkan keluarga atau yang dicintai.
Beda dengan agama Budha yang jika mati pun masih bisa bereinkarnasi untuk membayar hutang (karma) pada kehidupan sebelumnya.
Penjelasan ini bisa disanggah jika ada yang bisa menjelaskan lebih benar.
Pemeran yang berkualitas
Drama Immortal Samsara merupakan kisah hidup para dewa yang jauh dari realitas kehidupan kita. Wajar jika agak sulit diterima oleh tipe yang enggan meliarkan imajinasinya. Tipe yang akan dengan mudah menyatakan, "ternyata kehidupan surgawi juga seperti manusia dengan aneka letupan emosi dan intrik. Bahkan perilaku menggunjing tetangga dan saling sikut juga ada."
Terus terang saja, saya juga beberapa kali menyeletuk seperti itu padahal sudah menonton banyak drama kehidupan dewa. Jenis dramanya disebut xianxia.
Ini drama xianxia ketiganya Yang Zi yang saya tonton. Yang pertama berjudul Legend of Chusen, ia bermain sebagai Lu Xue Qi yang pendiam seperti ratu es, padahal hatinya hangat. Yang kedua Ashes of Love, ia berperan sebagai peri Jin Mi yang naif dan periang. Drama ketiga adalah Immortal Samsara ini, ia menjadi Yan Dan yang punya banyak akal dan selalu menjadi yang pertama berkorban. Tentang karakter yang pertama berkorban, juga dimiliki oleh tiga tokoh yang diperankan oleh Yang Zi.
Bedanya ada pada kualitas memerankan sosok imajinatif yang makin mature. Tak heran, jam terbang Yang Zi termasuk tinggi. Artis kelahiran 1992 ini sudah bermain di drama serial Cina sejak tahun 2002, dan dunia layar lebar sejak tahun 20008. Artinya sudah malang melintang sejak lawan mainnya masih sibuk sekolah. Sebut saja lawan mainnya, Cheng Yi (ying Yuan), Ray Cang (Yu Mo) dan Meng Zi Yi (Zhi Xi) yang rata-rata baru bermain peran pada tahun 2011an..
Yang Zi bertemu dengan Cheng Yi sebagai sama-sama support role pada drama Legend of Chusen. Cheng Yi menjadi Ling Jing Yu, si genius dari Qing Yun Sect, yang menjadi perguruan suci. Bersama-sama mereka berpetualang untuk menegakkan kebenaran dan memberantas kejahatan para iblis yang menyengsarakan manusia.
Wajah tirusnya Cheng Yi memang sangat cocok menggunakan kostum para dewa atau minimal menjadi murid sekte suci yang berkultivasi untuk mendapatkan kehidupan langgeng. Eh tapi kayaknya itu hasil make up karena dalam beberapa scene, pipinya kelihatan chubby. BIcara make up, kalau drama xianxia,biasanya make up-nya memang flawless, karena ingin menggambarkan sosok suci tanpa cela.
Peran sebagai dewa agung yang serba perfect atau manusia yang juga tanpa cela tak bisa banyak saya uraikan. Kehidupan lempeng memang cenderung membosankan untuk diingat oleh jiwa-jiwa bebas seperti saya. Jadi langsung ke review selanjutnya.
Tapi Cheng Yi sebagai Ying Yuan punya peran yang beragam, sih....
1. Sebagai dewa agung
2. Sebagai manusia
3. Sebagai kaisar langit
4. Sebagai keturunan suku Azura
Di saat jadi dewa agung ia pernah mengalami keracunan sehingga dandanannya berubah juga.
Perilaku dewa juga bisa sama dengan manusia
Kalau suka nonton drama Cina, mungkin akan ketemu dengan kisah-kisah imajinatif seperti dalam kisah Immortal Samsara. Isinya cinta segi tiga, atau malah segi banyak yang punya second couple juga. Padahal seharusnya mereka sudah seleh alias sudah tenang secara kejiwaan. Tapi ya gitu.... kenapa selalu mengalami ujian cinta, padahal kan bisa hidup tenang di alam sana.
Begitu kira-kira pemikiran para manusia seperti saya. Tapi ya gimana lagi, karena saya butuh hiburan... dan kisah mereka termasuk menghibur. Dan cukup dekat dengan realitas kita sehari-hari. Misalnya menggunjing. Meski beberapa dari kita bisa saja mengambil istilah gibah syar'i atau apalah. Sebaik-baik gunjingan bisa menyakiti yang digunjingkan.
Di sini kita bisa belajar dari kerenggangan hubungan Yan Dan dan Zhi Xi. Gara-gara para peri yang jadi pelayan sering mengutip hipotesis seorang dewa tentang perbedaan kekuatan anak kembar; yang satu akan lebih lemah dari yang lainnya.
Kalau ingat kebiasaan di Jawa pada masa lalu, kebetulan saya mengalami, saya bisa menerima ramalan ini. Karena saya lahir terlebih dahulu dari saudara kembar saya, dengan bobot yang lebih besar. Kalau analoginya tentu lebih siap lahir terlebih dahulu. Namun kepercayaan lokal menyatakan bahwa tugas kakak itu mengantar kelahiran semua adik dulu sehingga selalu lahir terakhir.
Oleh karena merasa itu tidak rasional, maka sampai sekarang ada semacam kebingungan di antara kami berdua, dan keduanya sama-sama memanggil Mbak satu sama lainnya. Kalau sekarang sudah sama-sama tua, bisa menyapa Bu, tapi juga bagi saya terasa aneh dan kaku.
Balik ke gunjingan tadi. kelihatannya sepele tapi jika ketemu dengan katalisator yang tepat bisa jadi cerita perseteruan antara kakak-adik. Untungnya tak ada di cerita ini. Zhi Xi meski egois namun benar adanya, sementara Yan Dan meski sangat kecewa namun memilih mengalah.
Bagaimana dengan ujian cinta? Tentu saja itu jadi cerita utama, bagaimana Ying Yuan dan Yan Dan yang melawan larangan surga. Di kisah ini ada beberapa kisah cinta antar makhluk surga yang berakhir dengan kematian. Bahkan asal usul Ying Yian juga tak jauh dari kisah cinta terlarang antara dewa yang membawa pesan damai dengan iblis yang punya nafsu ingin berkuasa.
Ujan cinta nan dahsyat itu, saat 900 tahun kurang 1 hari disiksa oleh api neraka digenggamannya namun Yan Dan tak bisa melepaskan cintanya. |
Saatnya menonton Immortal Samsara
Setelah panjang lebar membaca, tentunya ingin tahu beberapa informasi seperti judul novel aslinya Immortal Samsara, judul aslinya, berapa banyak episodenya, berapa durasinya atau cocok ditonton usia berapa, atau malah penjelasan ending-nya.
Wajar sih, saya kadang melalaikan informasi penting ini karena asyik bercerita sampai kepanjangan gini. Immortal Samsara merupakan gubahan dari novelnya Su Mo (苏寞) yang berjudul Chen Xiang Ru Xie (沉香如屑). Novelnya termasuk panjang sehingga dibuat dalam dua season. Namun karena banyak penggemar yang protes (atau sejak awal menyiasatinya?), maka dibuatkan season ketiganya yang ber-ending bahagia.
Berikut jumlah seasonnya:
1. Immortal Samsara Part 1 (38 episode}
2. Immortal Samsara Part 2 (21 episode)
3. Immortal Samsara Special (2 episode)
Di VIU baru ada part dan part 2, yang diputar dalam jadi satu, berjumlah 59 episode. Yang spesial baru ada di Youku sebagai original network-nya.
Immortal Samsara punya judul lain yaitu Agarwood Like Crumbs atau Chen Xiang Chong Hua. Dan seperti para drama adaptasi lainnya, penulis skenarionya adalah beda orang. Biasanya versi novel dan drama seri juga beda. Jika dibuat donghua atau animasi Cina, biasanya juga dibuat beda. Penonton akan selalu bersemangat menikmati versi baru.
Kali ini Bai Yi Cong yang jadi penulis skenario Immortal Samsara Part 1 dan Immortal Samsara spesial. Zhang Yuan An menjadi penulis skenario kedua dan mengerjakan Immortal Samsara part 2 sendirian. Keduanya bagi-bagi job. Hehehe. Tapi secara umum masih padu karena kerjasama yang bagus dan sutradaranya ajek dari awal sampai akhir, yaitu Guo Hu.
Drama Immortal Samsara meski episodenya banyak tapi durasinya cuma 45 menit. Dikurangi lagu awal dan akhir, tak sampai 40 menit. Cukup cepat. Itu sebabnya juga saya suka nonton drama Cina karena cuma sebentar saja.
Genre-nya romansa, xianxia, fantasi dan persahabatan yang abadi. Seperti drama xianxia lainnya, kisah para dewa juga ada. Yang menarik mungkin adalah konsep tentang kesengsaraan hidup manusia (menurut pandangan para makhluk surgawi). Bisa dipahami karena manusia diceritakan sebagai makhluk yang tak punya kesaktian. Ada para penganut Tao yang berkultivasi dan bisa silat namun jika melawan para dewa (atau minimal peri) akan langsung kalah. Makanya mereka juga sering dibuat pusing dengan serangan para roh yang menggganggu.
Tiba-tiba saya jadi membayangkan bagaimana kalau kisah xianxia-nya menggunakan latar masa modern seperti sekarang ini? Pasti seru. Saya jadi ingat drama Thousand Years for You yang bertema kisah cinta suku roh dengan manusia yang hidup di era modern. Bukan era sekarang, ya, tapi kisaran 1700-1800an. Harus cari sejarah penemuan senapan kalau mau menunjuk perkiraan tahun. FYI, yang disebut sebagai zaman modern itu menurut para sejarawan, dimulai sejak tahun 1511, yaitu kedatangan orang Barat ke Nusantara. Padahal kehidupan masyarakat Cina sudah termasuk modern sejak orang Barat masih tidur dalam kebodohan, makanya dalam Islam ada hadis:
"Tuntutlah ilmu walau ke negeri China, sesungguhnya menuntut ilmu adalah kewajiban atas setiap muslim." (Diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi).
Hah! Ngelantur! Ini akan jadi bahasan dalam review dan sinopsis Thousand Years for You lain waktu.
Sebelum saya tutup, siapa saja yang bisa menonton drama ini? Semua orang, sih. Meski BO tapi cocok untuk anak usia 13 tahun ke atas. Tapi ada sedikit warning dari saya, yaitu hati-hati jangan sampai bucin. Maklum aja, kisah cinta mereka panjang bener baik menurut lintasan waktu cerita maupun episodenya. Totalnya 59+2.
Eh iya, butuh bocoran ending-nya Immortal Samsara, ga? Tonton sendiri saja ya. Saya cuma mau beri tanggapan saja, bahwa saya puas dengan ending-nya tanpa tambahan 2 episode. Memang awalnya saya tergugu, kaget dan tak menyangka. Namun akhirnya saya memahami bahwa semua pahlawan memang memberikan seluruh cintanya untuk dunia. 20 jempol untuk kreatornya. Penjelasannya logis dan memuaskan.
Seperti apa? Tonton saja di Youku atau VIU. Kalau link donlot lainnya, jujur saya tidak tahu. Saya hanya muter-muter di antara beberapa aplikasi video on demand kalau mau menonton drama Cina, Korea, atau bahkan film Barat. Ambil yang gratis saja kecuali ada promo langganan yang sayang dilewatkan.
15 Komentar
Daku takjub sama makeup-nya karena smooth dan warna outfit-nya juga gak gonjreng. Sehingga nontonnya jadi adem, apalagi kisahnya juga menarik ya mbak
BalasHapusJumlah episode per part banyak juga ya, Mbak. Tapi, kalau suka dengan jalan ceritanya pasti bakal betah. Setidaknya jadi punya banyak stok tontonan
BalasHapusJembatan takdir, sungai akhirat, aih serem juga nih istilahnya. Panjang banget tapi kalau baca tetap dijalani. Kalau nonton saya malah ga kebayang saking mungkin lamanya. Hehe...
BalasHapusSaya setelah membaca sinopsis Immortal Samsara jadi penasaran.
BalasHapusTapi episodenya lumayan juga, kudu nyiapin waktu agar menontonnya nyaman nih.
AKU SUDAH NONTON SAMPAI TAMAT 59 EPISODE! serial yang aku nantikan.. huhuhu.. bagusss.. walau endingnya aku berasa kok gituu sih :((
BalasHapuskalau ada rekomendasi drama cina seperti ini mau lagi dong mbak Susi..
Wahhh lumayan juga ya mbak review dracin ini, hehee
BalasHapusKlo belum nonton langsung bakalan dirundung penasaran terus sih sama gambaran secara nyata jalan ceritanya, kalau baca hanya gambaran yang ada
Ahhh ya, jadi pengen nonton dracin nya loh mbak
Melihat kostum yang dikenakan dalam drama ini seketika membuat saya terlempar ke masa lalu, masa di mana saya masih suka dengan serial-serial china, salah satunya siluman ular putih
BalasHapusSeru banget menonton kisah Immortal Samsara.
BalasHapusKarena ini tayang di salah satu langgananku juga dan jadi rekomendasi drama China yang sedang ramai diperbincangkan.
Rasanya filosofi hidup bisa jadi membuat kita hidup dengan penuh syukur dan tidak serakah.
Drama china yang ceritanya klasik itu keren yah desainnya, dari mulai fashion sampai settingannya itu unik. Kaya ter-isekai dari manhua gitu hehe.
BalasHapusAda di VIU ya mba, otewe mau kepoin ah. Kayaknya seru, soalnya peri kelakuannya sama kayak manusia juga ya. Ada peri yang suka menggunjing juga di surgawi. Menarik. Zhi Xi cakep banget buset beneran kayak dewiiii
BalasHapusKalau nonton wuxia atau xianxia, aku paling seneng lihat pakaian para pemerannya. Anggun, elegan, tapi jagoan. Btw, itu Zhi Xi cantik banget ya.
BalasHapusKalau nonton wuxia atau xianxia ini aku malah fokus ke make up dan pakaian pemerannya
BalasHapusTapi ceritanya juga sih, fantasy gitu ya mbak
Saya suka peran peri yang suka ghibah wkwkwk bagus banget perannya soalnya bisa kayak manusia gitu
BalasHapusFix jadi pengen nonton abis baca ulasannya mbak susi... Hihihi padahal aku sudah uninstall wetv hiks
BalasHapusSalah satu quote-nya menarik sekaligus sebagai reminder, Mbak. "Hati-hati dengan cinta dan khayalanmu."
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)