Bahagia rasanya jika bisa membangun sebuah rumah impian. Atau minimal merenovasi rumah yang ada menjadi sebuah hunian yang pas dengan selera. Kami salah satunya.
Bicara rumah impian, saya ingin sebuah rumah mewah alias mepet sawah. Bagus sekali jika mepet sungai juga sehingga menjadi "rumah mewah sekali".
Tanahnya sangat luas sehingga bisa membuat sebuah ekosistem pangan berkelanjutan di satu sisi dan di sini satunya adalah sebuah taman bermain. Dalam impian saya itu, luas tanah minimal 400 meter persegi. Rumahnya bergaya minimalis dengan ruangan-ruangan multifungsi sehingga meski rumah kecil namun cukup mengakomodir kebutuhan 5 anggota keluarga kami.
Terniatnya, saya sudah mengumpulkan belasan tanaman sayur yang bisa ditanam dengan sistem stek batang. Untuk tamannya saya sudah punya lebih dai 50 jenis bunga dan punya 70 jenis bunga miana.
Bagi saya mengurus tanaman adalah salah satu bentuk healing. Terkhusus miana, agar selalu rimbun dan cantik, saya selalu memangkasnya bergantian.
Kami masih belum punya tanah yang bisa dijadikan rumah impian. Sementara ini tinggal di rumah yang dikondisikan sebagai rumah menyenangkan dengan sebuah taman di depan rumah yang sesak dengan bunga. Pengen meletakkan sebuah gazebo saja tak bisa karena artinya akan menyingkirkan beberapa puluh pot/polibag yang sudah ada.
Yah, memang, sedikit sekali orang yang langsung punya rumah impian. Meskipun sebenarnya bisa dicicil realisasinya.
Menyiapkan lahan/tanah
Jika sudah punya lahan/tanah untuk dibangun, alangkah senangnya. Bisa langsung menyiapkan beberapa hal yang diperlukan untuk membangun rumah impian. Jika belum, ya seperti saya saja. Sementara merenovasi rumah sesuai budget.
Tapi jujur saja saya curiga, kalau dengan cara renovasi bertahap, imaji saya tentang rumah impian malah melenceng menjadi, "rumah sekarang adalah rumah impian". Hal semacam ini bisa terjadi dan sangat mungkin terjadi.
Oh ya, bagi yang sudah punya lahan dan ingin membangun rumah, saya sarankan untuk segera mengurus dokumen legalitas. Ini lebih baik dan lebih aman. Jangan sampai terjadi gugatan saat rumah sudah dibangun.
Membuat perencanaan pembangunan
Namanya membangun rumah, jangan sampai seperti menyusun lego tanpa perencanaan. Jangan asal tumpuk bata.
Melihat bagaimana kesulitan 3 saudara saya yang punya rumah termasuk menengah tapi sering mengalami kendala bocor dari lantai kedua. Malahan ada yang kabelnya asal ditanam di tembok sehingga saat rusak malah bikin jalur/instalasi baru sepenuhnya.
Baiknya memang membuat rancangan desain rumah impian. Jika tidak bisa, lebih baik menyewa jasa arsitek. Ini akan membuat dana membangun rumah menjadi lebih terkendali. Malahan jadi lebih hemat.
Untuk memahaminya, coba ingat-ingat, adakah saudara/tetangga yang membangun rumah tipe tertentu dengan budget 2-3 kali seharusnya karena waktu pengerjaan rumah menjadi molor berbulan-bulan. Di antara molornya itu ada kejadian salah beli material pula, atau salah mengerjakan material tersebut. Keluhan semacam ini sudah cukup jamak terjadi.
Buat rumah tipe minimalis
Rumah minimalis belum tentu lebih hemat, jika melihat melencengnya konsep rumah minimalis zaman sekarang. Arsitektur minimalis sekarang ini malah banyak yang hanya berupa gaya. Tidak mengusung diktum "less is more" yang merupakan intisari dari arsitektur minimalis.
Adalah Ludwig "Mies" van der Rohe memperkenalkan arsitektur gaya minimalis pada tahun 1926 dengan mengusung konsep minimalis ini. Karyanya segera diikuti oleh arsitek lainnya karena dianggap senyawa dengan era modern yang sedang berderap penuh optimisme di satu sisi, karena adanya Revolusi Industri, dan di sisi lain dibayangi oleh ketakutan akan terjadinya Perang Dunia.
Pada masa itu, bangunan-bangunan gaya kolonial misalnya Indische Empire, menggunakan elemen-elemen yang kaya namun hanya bersifat dekoratif. Arsitektur minimalis memangkas nyaris habis semua elemen dekoratif. Yang masih dipertahankan biasanya karena alasan bisa sekaligus memiliki fungsi tertentu.
Tak hanya bentuk bangunan yang menjadi lebih kecil, namun juga ruangan-ruangan yang ada dibuat multifungsi. Sesuai dengan definsi arsitektur minimalis yaitu sebuah konsep perancangan yang sederhana dengan orientasi bentuk primer, dan mengeliminasi unsur ornamen, sehingga menghasilkan suatu keadaan yang murni. Itulah sebabnya rumah minimalis layak jadi rumah impian. Lebih bagus lagi jika bergaya minimalis tropis yang sedang hits sekarang ini.
Coba perhatikan rumah minimalis di sekitar kita. Kadang ada unsur ornamen yang secara visual memberi ciri rumah minimalis namun ornamen tersebut nirfungsi.
Kalau mau tahu hal-hal semacam ini memang harus konsultasi dengan seorang arsitek rumah yang lebih paham dan punya sejuta saran.
Melakukan riset harga bahan bangunan
Jika rancang bangun rumah sudah ada, saatnya untuk memilih material bangunan. Saya sarankan lebih baik menggunakan bahan bangunan lokal untuk menekan angk pengeluaran. Kalau tidak percaya, boleh banget melakukan riset harga bahan bangunan.
Langkah ketiga ini perlu dilakukan sebelum mendirikan sebuah rumah impian. Karena kadang bahan A harus dengan bahan B jika ingin dihemat biaya belanjanya. Atau beli C dan D di tempat X bisa lebih hemat biaya. Jangan abaikan potensi promo bahan bangunan di sekitar kota.
Sebenarnya jika mau sewa jasa arsitek juga akan jadi lebih paham dan tidak salah beli. Pembuatan estimasi budget belanja bahan rumah juga bisa lebih tepat. Perhatikan sarannya dan pertimbangkan dengan keadaan spesifik kita.
Menurut saya, membuat rancangan anggaran biaya (RAB) bisa sangat membantu. Minimal bisa membuatnya secara general dulu.
Memilih tukang bangunan
Salah satu dana terbesar saat membuat rumah adalah gaji tukang. Porsinya mencapai setengah dari seluruh rancangan anggaran belanja. Beberapa kasus seperti salah tukang malah bisa menaikkan angkanya lagi secara signifikan. Inilah salah satu pentingnya memilih tukang bangunan yang tepat.
Akan lebih baik lagi jika dikunci dengan membuat kontrak kerja. Intinya kedua belah pihak sepakat pembayaran jasa tenaga tukang akan seperti apa.
Bentuk kerjasama dengan tukang secara umum dibagi menjadi dua, yaitu harian dan borongan. Yang mana pun sangat butuh pemiliknya untuk terlibat secara aktif. Menurut yang sudah-sudah, jika ingin pengerjaan rumah sangat rapi dengan banyak detail, kontrak harian bisa dipilih. Jika ingin pengerjaan rumah cepat selesai, sistem borongan lebih tepat. Namun lagi-lagi, hasilnya bergantung pada skill tukang dan kemampuan pemilik rumah untuk menjadi "mandor" utama.
Lima cara membangun rumah impian di atas bisa dikembangkan lagi sesuai dengan kondisi spesifik sobat Cakrawala Susindra. Semoga membantu.
17 Komentar
Biasanya tuh kalau mau bangun rumah impian mulai dari awal dulu, dari bangun sesuai budget baru selanjutnya direnovasi seperti keinginan. Mantep ini, sekarang banyak yang suka rumah bergaya Korea atau Jepang yang budgetnya hemm, jadi harus mulai dari yang sederhana dulu.
BalasHapusbetul banget mbak. Membangun rumah impian ternyata perencanaannya wajib matang. Aku pernah baca2 yang memilih tukang. Karena tukangnya gak profesional sehingga nambah biaya pembuatan bangunan. Jadi membengkak anggarannya
BalasHapusPasti seneng banget ya kak, bisa membangun sendiri rumah impian dari awal sampe akhirnya dihuni. Bismillah, semoga bisa suatu hari nanti!
BalasHapusBangun rumah perhatikan juga sanitasi biar pada sehat penghuni rumah
BalasHapusJadi ingat awal punya rumah mba... alhamdulillah bisa beli setelah lama ngumpulin betul banget Salah satunya riser lingkungan tempat tinggal biar nyaman
BalasHapusAmin semoga aku bisa wujudkan nih, thx u kak infonya, note banget agar bisa punya hunian yang sesuai kebutuhan
BalasHapusBagian milih tukangnya nih mba yang agak sulit, salah pilih pemborong ambyar sudah.. pilih pemborong tuh kek pilih jodoh susah2 gampang wkwkwk
BalasHapusMulai dari menyiapkan bahan dasarnya dulu ya kak dengan membeli tanah. Tipsnya cocok banget nih buat pasangan muda yang baru menikah
BalasHapusPoin memilih tukang bangunan itu yang agak sulit ya mba, karena ada yang molor kerjaannya tp bayarnya mahal banget
BalasHapusBakal seneng banget kalo bisa mewujudkan rumah impian ya mbak, aq sendiri masih dalam proses menabung untuk buat bikin rumah mungil yang nyaman
BalasHapusMemilih menggunakan jasa arsitek ini sudah yang terbaik banget sih yaa...
BalasHapusKarena memang memiliki rumah impian tidak serta merta, kudu ada tukar pikiran dengan ahlinya dan proses pembangunannya juga kudu sabar, bertahap.
Aiih~
Impianku jadi kemana-mana juga nih..karena kak Susi bahas masalah membangun rumah impian.
membangun rumah memang butuh konsultan, butuh jasa arsitek, agar rumah yang kita bangun tidak sekedar indah tapi juga berfungsi maksimal. termasuk jika pengembangan kedepannya
BalasHapusbangun rumah impian itu memang perlu banyak pertimbangan ya mbak, karena kan biasanya untuk ditempati dalam jangka panjang
BalasHapusMilih tukang bangunan kadang gampang kadang susah. Sering kecewa dengan yang didapat. Tapi ya gimana lagi, itu yang dapatnya. Hehe.. mudah-mudahan bisa mewujudkan rumah impian. Aamiin
BalasHapusRiset harga barang bangunan itu penting banget sih, biar bisa disiapkan apakah sesuai bujet atau nggak
BalasHapusmasalah tukang bangunan ini aku tandai mbak, karena menurutku itu ujung tombak eksekusi membangun rumah. Semoga kita benar2 bisa mewujudkan rumah impian ya mba
BalasHapusbangun rumah dulu apa bangun rumah tangga dlu?? masala tukang selalu jadi polemik ya mba... semoga rumah impian trcapai
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)