Belajar Cara Belajar

Cara orang dewasa belajar, tentu berbeda dengan cara anak belajar. Kebutuhan adalah kunci dari kemauan, cara dan kemampuan belajar. Makin butuh, makin semangat. Apalagi jika di prosesnya sang pembelajar juga dihargai dan yang diajarkan memang sangat dibutuhkan, serta berkaitan dengan profesinya. Seperti kelas Bunda Cekatan yang diadakan oleh Institut Ibu Profesional, yang saat ini masih berlangsung.

Belajar caranya belajar. Sumber gambar: Freepik



Ibu Profesional memiliki beberapa divisi, salah satunya adalah institut. Saat ini sudah ada 3 kelas yang berlangsung yaitu kelas Matrikulasi, kelas Bunda Sayang dan kelas Bunda Cekatan. Saya adalah pelajar di kelas Bunda Sayang Leader #5 dan kelas Bunda Cekatan #1. Saya harus pandai mengatur ritme belajar, nih, karena saya harus belajar ilmu lainnya. Oh ya, saya sudah lulus Bunda Sayang #2 sehingga bisa ikut kelas Bunda Cekatan. 

Kemarin saya sudah menulis tentang Persiapan Membuat Kurikulum Belajar Sendiri untuk menjawab tugas kedua di kelas Buncek atau Bunda Cekatan. Tampaknya saya agak kecepatan dalam belajar, sampai ditebak punya bakat visioner atau bisa melihat jauh di depan. Sebenarnya saya tahu, sih, arahnya akan seperti itu. Akan membuat kurikulum belajar sendiri, maksud saya. Hanya saja, saya agak grusa-grusu. Tugas pertama adalah membuat daftar keterampilan (telur merah, istilahnya) yang harus saya pelajari, berdasarkan aktivitas (disebut telur hijau) yang saya pilih dari kriteria suka dan bisa. Tugas ketiga kali ini adalah mencari telur orange, yaitu ilmu yang dibutuhkan untuk menguasai keterampilan yang saya pilih sebelumnya.

Sumber gambar: Freepik

Iya, semua diawali dari mencari telur hijau berupa aktivitas yang saya suka dan bisa, dan saya putuskan untuk saya kembangkan. Maksimal hanya boleh 5, karena dari 5 ini jika dibuat kurikulum belajar mandiri, akan panjang sekali. Saya harus melacak aktivitas suka dan bisa tersebut dengan membuat daftar aktivitas yang saya lakukan setiap hari, maupun yang saya lakukan beberapa hari sekali. Puluhan aktivitas itu saya kelompokkan menjadi 4, sehingga terpilih mana aktivitas yang saya putuskan akan pelajari dengan tekun selama 5 bulan ke depan. Saya memilih 3, yaitu:
  1. Keterampilan SEO blog
  2. Keterampilan menulis
  3. Keterampilan olah visual pendukung blog.

Ketiganya tak jauh hubungannya dengan dunia blog. Iya, benar. Alasannya adalah ini yang saya butuhkan, senangi, punya manfaat lebih, dan diizinkan oleh suami. Lebih spesifiknya adalah alasan finansial, bahagia dan bermanfaat. 


Untuk mengerjakan tugas kali ini, perintahnya adalah:

Temukan cara belajarmu! Aha! Kita akan memulai petualangan belajar kita. Lihat telur merah, dan tetapkan tujuan belajar kita dengan cara mencari "strong way”-nya mengapa kita harus terampil di bidang tersebut. Tetapkan sumber ilmunya,, bisa kita dapatkan dari mana saja. Terakhir, tulis cara belajar yang gue banget.

Saya jawab, ya.

Tujuan belajar 

Tujuan belajar atau alasan saya harus menguasai keterampilan yang saya sebutkan di atas, adalah karena alasan FINANSIAL, selain karena saya BAHAGIA melakukannya, dan saya tahu ini sangat BERMANFAAT bagi sekitar saya. Semudah itu.

Ilmu yang saya butuhkan

Ilmu yang saya butuhkan, sebenarnya sudah saya tulis di tugas kedua lalu, makanya saya katakan saya kecepetan mengerjakan tugas. Saya tetap akan mencoba mempelajari 3 keterampilan yang saya butuhkan, yaitu:
  1. Keterampilan menulis
  2. Keterampilan ngeblog
  3. Keterampilan olah visual pendukung blog, berupa foto dan video.


Dari ketiga keterampilan yang saya pilih, saya membutuhkan ilmu-ilmu sebagai berikut:
  1. Ilmu menulis runtut, sesuai PUEBI dan SEO
  2. Ilmu SEO on pages dan SEO off pages
  3. Ilmu riset keyword,
  4. Ilmu mengelola media sosial pendukung, yaitu Facebook, Instagram, Twitter, Linkedin, Pinterest.
  5. Ilmu mengolah gambar atau desain grafis di aplikasi seperti Canva, Pictsart, juga Corel Draw dan Photoshop.
  6. Ilmu berbicara di depan kamera.
  7. ilmu mengolah video di aplikasi Power Director dan Kinemaster.


Sumber ilmu

Untuk saat ini, ada 4 sumber ilmu yang akan saya telusuri dan praktikkan untuk memuaskan rasa lapar belajar saya. Sengaja saya pilih 4 sehingga saya punya 4 opini untuk dibandingkan sebelum praktik. Keempatnya yaitu:
  1. https://www.mastahseo.com/
  2. https://www.doel.web.id/
  3. https://airul.blog/
  4. https://sugeng.id/
Kebetulan keempatnya punya semua ilmu yang saya butuhkan. Oh iya, saya cukup sering menulis tema serba-serbi blogging ini.

Cara belajar yang gue banget.

Saya orang yang senang belajar mandiri. Ada guru yang bertatap muka, saya akan lebih berbinar-binar, dan hampir selalu saya mengambil kursi paling depan. Belajar mandiri pun oke saja, karena saya suka belajar. Bahkan jika bisa nyantrik pun, saya akan lebih semangat lagi. 

Sumber gambar: Freepik


Tapi saya juga harus sadar diri bahwa saya adalah ibu yang memiliki keterbatasan waktu dan langkah belajar. Jadi, saya tetap memilih belajar mandiri di situs yang saya sebutkan di atas.

Cara belajar saya selama ini cukup sederhana, yaitu:
1. Membaca/mendengar materi yang saya butuhkan,
2. Mencatat poin-nya.
3. Membuat peta ala saya, dari materi tersebut.
4. Mencari data dari catatan tersebut, agar semakin paham,
5. Praktik langsung, atau mengembangkannya menjadi tulisan baru ala saya.

Ilmu yang ingin saya kuasai.


Saya senang belajar. Saya senang merangkum. Saya membuat beberapa blog dari bacaan saya, berupa kisi-kisi atau poin yang saya catat. Saya beri label agar mudah dicari kembali, dan mengumpulkan catatan data yang sama. Cara ini sangat efektif menurut saya, saat belajar. Karena, saya mudah mencari kembali ilmu yang telah saya rangkum. Saya sudah sulit menghapal.

Karena saya orang dewasa, saya perlu belajar tentang andragodi atau seni belajar bagi orang dewasa. Andragogi adalah segala hal yang berkaitan dengan pembelajaran orang dewasa dan pendidikan orang dewasa. Cara belajar orang dewasa ini merupakan proses menumbuhkan keinginan bertanya, mencari jawaban, dan keinginan belajar terus seumur hidup. Kuncinya adalah kebutuhan. Jika butuh, akan semangat belajar. Jika tidak, akan ditinggalkan. Masalah utamanya adalah bagaimana mengolah energi belajar agar never ending. Orang dewasa akan mengalami beberapa halangan belajar berupa adanya rasa bosan jika ilmu yang diambil tidak sesuai, mudah tertarik pada ilmu baru yang kelihatannya lebih menarik, kesulitan memahami ilmu yang dipelajari, kesulitan membagi waktu dan konsentrasi, dan yang paling utama adalah sulit menerima perubahan, alias NGEYELAN.

Selain ngeyelan, orang dewasa cepat tertarik pada suatu ilmu baru, tapi lebih cepat lagi bosannya. Hal ini terjadi saat ada informasi kulwap atau kuliah WhatsApp. Biasanya seat langsung penuh, tapi sedikit yang benar belajar. Dulu, saya sering ikut kulwap dan berusaha aktif, tapi entah kenapa cepat sekali menguap, apa yang saya baca, dan enggan mengulang. Sangat mungkin karena visual dari WA sama sekali tidak menyenangkan. Kurang interaktif.

Sumber gambar: Freepik


Knowles (1986) membuat rangkuman cara belajar orang dewasa yang saya rasa memang benar adanya, yakni:
  1. Orang dewasa perlu tahu mengapa mereka perlu belajar. Orang dewasa ingin dan berkecenderungan bertindak sesuai dengan keinginan sendiri apabila mereka semakin matang, walaupun ada saatnya mereka bergantung pada orang lain.
  2. Orang dewasa perlu belajar melalui pengalaman. Pengalaman orang dewasa adalah sumber pembelajaran yang penting. Pembelajaran mereka lebih berkesan melalui teknik-teknik berasaskan pengalaman seperti perbincangan dan penyelesaian masalah.
  3. Orang dewasa belajar berdasarkan pemusatan masalah. Orang dewasa sadarakan kebutuhan pembelajaran secara khusus melalui masalah-masalah kehidupan yang sebenarnya. Oleh karena itu, program-program pendidikan orang dewasa sepatutnya dirancang sesuai kebutuhan hidupnya dan disusun dengan melibatkan mereka.
  4. Orang dewasa belajar dengan lebih berkesan apabila topic itu bernilai. Orang dewasa belajar bersungguh-sungguh bagi menguasai suatu pengetahuan ataupun keterampilan bagi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, pembelajaran orang dewasa berpusat pada target pencapaian.  Kesungguhan  orang  dewasa  menguasai  suatu  keterampilan  ataupun pengetahuan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Model Andragogi dibentuk berdasarkan andaian-andaian di atas.
  5. Kebutuhan untuk memenuhi rasa ingin tahu. Orang dewasa perlu tahu mengapa mereka perlu belajar, Tough (1979) mendapati apabila orang dewasa berkemampuan untuk belajar dan memperoleh manfaat dari pada pembelajarannya dan menyadari keburukan apabila tidak mempelajarinya. Peranan fasilitator di sini adalah untuk menyadarkan peserta didik tentang kebutuhan untuk memenuhi rasa ingin tahu, "need to know".
  6. Kebutuhan untuk menyempurnakan dirinya. Orang dewasa mempunyai kemampuan dalam menilai diri sendiri, menentukan keputusan dan menentukan arah hidup mereka sendiri, orang dewasa juga mampu membangunkan kondisi psikologi mereka untuk mendapatkan perhatian dan penghargaan dari orang lain.
  7. Peranan pengalaman. Orang dewasa memiliki pengalaman yang berbeda-beda, sesuai dengan latar belakang, cara pembelajaran, kebutuhan, pencapaian dan minat. Kaidah pembelajaran yang sering digunakan adalah perbincangan kumpulan, penyelesaian masalah dan bertukar pengalaman.
  8. Kesediaan belajar. Orang dewasa bersedia untuk belajar pada perkara yang perlu diketahui dan dipelajari oleh mereka dan mengaitkan apa yang dipelajari dengan realitas kehidupan. Kesediaan belajar ini penting bagi diri sendiri.
  9. Orientasi pembelajaran. Orang dewasa belajar berdasarkan orientasi kehidupan, berbeda dengan anak-anak yang tertumpu pada pelajaran atau berpusatkan subjek. Setiap perkara yang dipelajari adalah berkaitan dengan hidup mereka.
  10. Peranan motivasi. Orang dewasa mendapat motivasi dari dorongan luar (seperti kenaikan pangkat, gaji tinggi), tetapi faktor pendorong dari dalam lebih berpengaruh (seperti kualitas kehidupan, penghargaan)
Seperti itulah belajar cara belajar ala saya, sambil mengerjakan tugas telur orange di kelas Bunda Cekatan Ibu Profesional. Semoga ada ilmu atau inspirasi yang Sobat Cakrawala Susindra temukan di postingan ini. Aamiin.


31 Komentar

  1. Kalo aku sih lebih seru belajar itu ditempat terbuka sambil ada kopi² di samping. Terserah ada guru atau tidak. Yang peling penting, nyaman. Itu saja dih mbak.

    BalasHapus
  2. Wahhhh gak kepikiran banget bisa mendapatkan ilmu seperti ini, kalau belajar tentang seperti ini pengen banget bisa jadi ahlinya dan direkomendasikan dari orang lain secara tidak langsung... Ahhh semoga kapan kapan bisa jadi seperti ini wuehehe :D

    BalasHapus
  3. Aku orangnya ketemu hal baru yang menarik, langsung semangat belajar. Kalau udah bisa, ya udah. Padahal kalau dikembangin bisa lumayan banget. Habis ini mari belajar lagi dan lagi

    BalasHapus
  4. Aku pikir ikut kelas untuk parenting atau apa, ternyata buat blog ya. Hihi. Itu kalo bisa menguasai semuanya, udah bisa jadi reporter juga tuh mbak. Dunia blogger sekarang makin mirip media-media berita online, ya.

    BalasHapus
  5. Mba keren banget sih semangat terus belajar bahkan dari berbagai media belajar

    BalasHapus
  6. lucu juga ya istilahnya telur merah, hijau oranye hehe.. yang penting itu runut dan harus diceklist ya satu persatu

    BalasHapus
  7. Belajar bagi orang dewasa adalah mengenai kebutuhan. Jika merasa tidak butuh, ya mereka enggan melakukan. Setuju bgt ini karena sdh mulai terlihat di diri saya. Haha. Saya pengen bikin yang kayak gini juga ah. Walaupun berat, tapi bener sekali kita harus selalu belajar agar keterampilan terus meningkat dan kita tetap berkembang ke arah yang lebih baik meski sudah dewasa.

    BalasHapus
  8. Sepertinya, kata belajar memang sudah tidak lagi berdasarkan usia, deh. It's a lifelong commitment. Kita pastinya akan mencoba belajar apa yang membuat kita tertarik dan tentu saja kita butuh. Memang lagi, sih, kembali lagi ke namanya motivasi dan konsistensi dalam belajar itu sendiri. Niatnya seperti apa, bagus nih tipsnya, perlu aku simpan dan catat baik-baik. Semoga mantap kelak! Amin!

    BalasHapus
  9. luar biasa banget Mba Susi kalau sudah menuliskan ilmu di blog. sungguh runtut dan mudah dipahami. Yang paling disuka adalah, sumber ilmunya juga ikut dibagikan. jadi ngga pelit dan kita juga bisa mempelajarinya. Semoga jadi ladang amal ya mbak Susi.
    ayo cerdaskan semua orang

    BalasHapus
  10. Brlajar.., yess.. ga b9leh putus untuk belajar ya mba... belajar ala kita selalu berbeda, dana yang penting dari sumber terpercaya...

    Mba susi telaten juga ya sampai buat pemetaan juga.. keren

    BalasHapus
  11. Belajar emang dari dalam gendongan sampai liang lahat ya Kak, coz di dunia ini kan kita mah cuma numpang lewat doang, jadi cari bekal sebanyak-banyaknya buat akhirat kelak. Salah satunya dengan belajar

    BalasHapus
  12. Ok...andragogi..kebutuhan jawaban atas sebuah pertanyaan...sehingga menumbuhkan keinginan belajar seumur hidup.. jadi terpancing semangat untuk belajar lagi nich.

    BalasHapus
  13. Duuuh, envy aku. Mba Susi ini orangnya sangat terencana, sangat visioner. Kereeen mba, panutanku.

    BalasHapus
  14. hebat ya, aktif mengasuh anak, mengurus keluarga dan masih sempat belajar dan berkarya. memang org dewasa perlu motivasi yg lebih utk belajar

    BalasHapus
  15. Catet dan garis bawahi : Finansial, bahagia dan bermanfaat.

    Iya gaya belajar orang dewasa dengan anak-anak memang berbeda. Menghadapi orang dewasa yang ngeyelan itu masih mending dibanding menghadapi orang dewasa yang sok tahu. Berdasar pengalaman saya, orang dewasa yang ngeyelan itu karena dia punya prinsip/pengetahuan. Kalau prinsip/pengetahuan baru yang dikenalkan ternyata menurutnya lebih bermanfaat, maka dia akan menerima. Kalau orang yang sok tahu, biasanya banyak omong aja, merasa menang karena lebih senior, merasa lebih berpengalaman

    BalasHapus
  16. Yang kelas-kelas itu khusus para bunda ya kak? Saya tertarik. Tapi saya masih single, bum jadi bunda.

    BalasHapus
  17. Harus lebih sabar ya mengajari orang dewasa. Tapi aku seneng lho, ketemu dengan orang dewasa yang pembelajar. Kayaknya kok semangat gitu. Engga dikit-dikit bilang, aku gaptek, wis tuwa, engga bisa mikir...Duh sedih...

    BalasHapus
  18. Belajar Cara Belajar... judulnya unik sekaligus bikin penasaran.. ternyata isinya sangat dalam.. bahwa belajar itu tidak mengenal usia.. dan carabelajar tiap orang juga berbeda-beda...
    Artikelnya keren sekali mbak Susi...

    BalasHapus
  19. semakin banyak belajar semakin bagus untuk melakukan percobaan apalagi menulis blog itu butuh kesabaran dan ketereampilan yang handal hehe

    BalasHapus
  20. Wow salut sama semangat belajarnya mbak. Luar biasa lho. Memang ya ilmu bisa dari siapa saja, di mana saja. Tinggal kita mau membuka diri atau nggak

    Aku nih masih tertatih banget urusan teknis di blog. Mau belajar juga, tapi itulah, selalu ada alasan untuk malas ������

    BalasHapus
  21. Kita memang harus selalu haus ilmu, seperti sekarang mulai jadi blogger gini aku kadang gemes soal kodig html kalo lagi ngoprek layout blog. Gemes karena belum berhasil. Nice mba, tips untuk belajarnya, plus sekarang banyak ilmu bertebaran juga kan di dunia maya ini. Jadi, belajar lebih praktis.

    BalasHapus
  22. TOP BANGET ini tulisan, isinya padat dan jelas parameternya. Mau belajar ABC, caranya DEF dengan rentang waktu yang jelas. Pola belajar seperti ini yang perlu aku pelajari dan praktekkan juga nih.

    BalasHapus
  23. Ternyata banyak cara yang bisa dilakukan agar peserta nya tidak bosan belajar, yakni dengan kata istilah "Telur"
    Saya pun tertarik ingin belajar Matrikulasi, jadi ingin ikutan gabung seperti mba susi.
    Agar lebih memahami dalam kurikulum belajar.
    Keren dech buat mba

    BalasHapus
  24. Masalah belajar yuni bukan seorang yang demen banget. Tapi juga nggak bisa dibilang males juga. Intinya mah, yuni belajar hal yang menurut yuni menarik dan sekiranya yuni butuhkan. Sama aja males, yuni. Hehehe

    BalasHapus
  25. Semangat belajarnya perlu di tularkan ke saya mbak.. hehe..
    Saya tipe yang suka baca tapi juga sering lupa.

    BalasHapus
  26. Cara belajar untuk orang dewasa beda lagi ya. Tapi memang, ngga ada batas untuk belajar

    BalasHapus
  27. Eh, ada blog saya, mbak. Jadi malu ilmunya saya sendiri belum banyak. Mudah-mudahan bisa memperbanyak artikel-artikel yang sejenis biar bisa bermanfaat dan semberi belajar sendiri juga.

    BalasHapus
  28. saya sangat tertarik untuk belajar tentang infografis atau foto dengan ponsel, tapi seringkali jadwalnya ga bisa saya ikuti karena bentrok dengan jam kerja. Semoga lain kali bisa ikut

    BalasHapus
  29. wah mantep nih tulisannya mba, tujuannya jelas ya mba! finansial, bahagia, dan bermanfaat, oke banget!

    BalasHapus
  30. Keren ya metode belajar kelas telur, lebih simple dan to the point. Aku taunya telor ya direbus

    BalasHapus
  31. tidak ada yang salah dalam belajar. Belajar akan terus mengasah kemampuan otak selama kita masih hidup di dunia.

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)