Tanda Kemandirian dan Kemampuan Sosial Emosional Anak Usia 1 Tahun

Gi hampir berusia satu tahun. Yeay! Si imut kami, yang selalu menghibur, akan berulangtahun yang pertama pada hari Rabu depan. Itu artinya, kurang dari tiga hari. Perlu dirayakan atau tidak? Tidak. Belum. Cukup makan enak sekeluarga dan membuat jadwal ketat siapa yang menyertainya dalam sehari secara bergantian sebagai hadiah. Hahahaha. Irit! Dan mendekatkan keluarga. 




Gi sudah berusia satu tahun. Jadi seharusnya dia sudah menamatkan daftar Daftar Indikator Perkembangan Anak Usia 1 Tahun dari Rumah Inspirasi yang dibuat sesuai Konsep Pengembangan Paud Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas 2007. Ceklis ini, saya lupa di mana menyimpannya. File digital yang saya miliki sejak 3 atau 4 tahun lalu itu, menyelip di antara ribuan file digital lainnya. 

Pagi ini, saat saya mencari bahan postingan blog, saya menemukan file-nya. Oh là là.... tepat dengan kebutuhan. Tapi saya agak galau juga, sih, karena saya tak memakai indikator di sana. Saya baru mengeceknya pagi tadi. Ternyata ada beberapa yang terlambat perkembangannya. 

Tak apalah, setiap keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan akan bisa dikejar dengan cepat. Apalagi jika anaknya normal dalam artian tidak memiliki keluhan medis. 

Indikator untuk mengecek perkembangan anak dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Moral dan nilai agama,
2. Sosial, emosional dan kemandirian,
3. Bahasa,
4. Kognitif,
5. Fisik/motorik,
6. Seni.

Tahapan perkembangan pada anak, sebenarnya sama. Waktunya yang kadang beda. Seperti yang saya katakan di atas, ternyata Gi ada beberapa yang belum bisa. Contohnya, untuk fisik, ia belum dapat berjalan. Dia juga jarang berjalan merambat. Ia masih nyaman merangkak ke mana saja. Dia bisa berdiri sendiri, tentu saja, tapi belum berani berjalan sendiri tanpa pegangan. 

Cara mengatasi bayi yang suka menggigit



Sesuai judul, saya akan membahas indikator/tanda kemandirian dan kemampuan sosial emosional anak usia 1 tahun yang dicapai oleh Gi, bayi kami.

A. Dapat berinteraksi dengan keluarga dan orang lain yang dekat dengan anak

1. Menatap wajah orang yang mengajak berkomunikasi.
2 Merespon dengan senyum  terhadap orang yang mengajak berkomunikasi. 
3 Mulai melakukan komunikasi dengan menggerakan tangan terhadap orang di dekatnya.
4 Menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap orang yang dikenal dan orang yang tidak dikenal (misal: melalui tangisan).
5 Mengulurkan tangan untuk diangkat.
6 Mengangkat tangan untuk melambai.
7 Menutup muka/ bermain cilukba.


Gi selalu memperhatikan wajah orang yang pertama kali dilihat sebelum memutuskan mau diajak/digendong. Dia sering mau diajak orang yang baru pertama kali dikenalnya. Dalam komunikasi sehari-hari pun, ia tampak memperhatikan siapa yang mengajaknya bicara. Dia melihat ke wajah, dan ekspresi wajahnya bisa jadi response/jawabannya. Dia bayi yang bahagia sehingga senang tersenyum. 

Banyak orang yang mengatakan dia tenang dan nyaman di tempat baru. Itu memang benar. Dia tidak takut pada lingkungan baru atau orang yang baru dilihatnya. Dia hampir selalu mau diajak orang baru, setelah cukup lama melihat orang tersebut. Tapi jika ada yang tiba-tiba ingin mengajaknya, sambil tersenyum lebar... dia hampir selalu mau. 

Untuk interaksi dengan keluarga dan orang lain yang dekat dengan anak, Gi punya 2 PR, yaitu melambaikan tangan saat ada anggota keluarga yang pergi dan menutup mata saat cilukba. Penyebabnya adalah kurang praktik saja.

B. Dapat mengungkapkan suatu kebutuhan

1 Menangis saat membutuhkan sesuatu.
2 Menolak jika diberikan sesuatu yang tidak disukai. Misal dengan cara menggerakkan tangan, menangis, dll.

Dia juga bisa berkomunikasi dengan tangannya, misalnya mengangkat tangan ke atas saat meminta digendong. Menghadang tangan atau pergi saat menolak, misalnya saat akan dipakaikan baju. Sayangnya, dia cukup sering menangis saat akan dipakaikan baju. Mungkin karena ia lebih suka bebas tanpa baju. Saya perhatikan, ini sudah tampak sejak 3 bulan pertama. Dia ingin setelah mandi langsung disusui. Sekarang, dia ingin langsung bermain setelah badannya dikeringkan dengan handuk. PR ini... PR... PR bagaimana membuatnya tahu bahwa pakai baju itu wajib. 

Sejak bulan lalu, dengan alasan air sumur agak kering, kami pakaikan pospak (popok sekali pakai) dengan merk yang berwadah warna kuning itu. Kami tidak merk minded. Merk itu ada di warung dekat rumah. Alasan lain menggunakan pospak adalah, karena kami kewalahan memakaikan cloth diaper berkancing. Bisa mirip perang beneran, nih, kalau dia tak mau dipakaikan clodi dan baju.

C. Dapat mengenal diri sendiri

1 Mulai melihat bayangan di cermin dan tersenyum.

Yang satu ini, nih, saya hampir tak pernah melakukannya. Huhuhu... ternyata dia harus lulus ceklis ini. Dia harus melihat bayangan dan tersenyum pada pantulan cermin. Tentu saja pantulan dirinya, ya, bukan pantulan mahluk tak kasat mata. 
Oh, tidaaaaaakkkk....

D. Mulai menunjukkan kemandirian

1 Mulai minum dengan gelas.

Yes! Untuk indikator kemandirian yang ini, Gi sudah lulus. Dia senang minum air di gelas. Tapi harus dibantu, atau dia akan menjadikannya wadah cuci tangan. Alhamdulillah, Gi motorik bagus. Dia bisa mendekatkan gelas kosong seperti saat akan minum. Jadi, hanya tentang ibu/bapaknya yang eman-eman jika airnya tumpah semua. 


Yaa... gitu deh, perkembangan kemandirian dan kemampuan sosial emosional anak kami yang akan berusia 1 tahun.  Jika mau Checklist Indikator Perkembangan Anak Usia 1 Tahun, silakan unduh Jpeg di atas, ya.







Jangan resah jika ternyata belum bisa semua. Masih bisa dikejar, kok. Pertumbuhan dan perkembangan anak bisa berbeda, tergantung nutrisi dan stimulasi. Semangat terus, ya Mom!

Saya cukupkan sekian dulu, ya, artikel ringan ini. Kita ketemu di lain cerita tentang Gi dan lainnya ya.

21 Komentar

  1. Artikel yang bermanfaat banget, Mbak. Dzikri juga seumuran Gi, nih. Aku dload indikatornya untuk ceklist2. Sepertinya Dzikri juga melewatkan beberapa indikator.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau tak punya panduan indikator atau tidak merujuk ke daftar perkembangan lain, memang rawan ada yang kurang, Mbak. Karena selain waktu dan nutrisi, stimulasi juga sangat penting.

      Hapus
  2. Waaah menarik. Anak saya sekarang sudah 11 bulan dan tahun depan si kembar bakal niup lilin pertama. Yeaiii. Masya Allah gak terasa ya mba. Terima kasih tulisannya mba, jadi baca sampai abis tadi saya. Hehehe

    BalasHapus
  3. Anakku telah melewati masa-masa ini, skg sudah 7 thn. Namun, membaca artikel kali ini bisa menambah ilmu saya soal parenting.Thx ya ka

    BalasHapus
  4. Wah telat banget mendapat ilmu bermanfaat seperti ini.
    Anak saya sudah 11 tahun. He he . .

    BalasHapus
  5. Baca postingan mb Susi, saya langsung mengingat perkembangan anak ragil saya yang saat ini usianya 1.5 tahun. Senyum2 sendiri jadinya. Dan jadi kangen anak! hahaha

    BalasHapus
  6. Eh hari Rabu ini ya ulang tahunnya?
    Selamat ulang tahun adik Gi. Makin tambah pintar dan menggemaskan ya.

    BalasHapus
  7. DUlu keponakanku yang usianya 1 tahun juga seperti Gi,, Karena ketemu hanya 1tahun sekali, dia tidak mengenali wajah.. setiap menatap wajah pasti ketakutan dan memberi respon dengan ccara nangis.

    BalasHapus
  8. saya jomblo belum menikah, tapi udah suka ngasuh anak sodara karena merka sibuk. Tapi belom pernah melakukan penilaian gini, hmmmm bagus juga sih ada indikatornya

    BalasHapus
  9. Wah, cek list indikator perkembangan anak. Baru tahu. Bagus ini ya. Sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  10. Bersyukur bila anak-anak sehat dan kalua diukur dengan table, ternyata tumbuh kembangnya sesuai check list. Kalau tidak, harus segera dicari solusi dengan konsultasi ke ahli tumbuh kembang anak deh...

    BalasHapus
  11. Melihat tumbuh kembang anak yang terus sehat tentu bikin orang tua bahagia. Lebih enak kalau pakai table indikator, jadi bisa lebih detail memastikan kondisi anaknya deh.

    BalasHapus
  12. Kebetulan kevin udah mau masuk 2 tahun.... tapi minum di gelas masih angin2an..kadang mau kadang engga..kadang juga mesti di pegangin

    BalasHapus
  13. Wahh ada indikatornya ya, padahal aku pernah jagain keponakan euyy. Dari mulai bayi sampai 1 tahun. Seneng aja ngeliat perkembangannya. Makasih sharingnya kak.

    BalasHapus
  14. Berguna banget ini mba artikelnya untuk nambah wawasan tentang parenting plus ada bonus checklistnya segala utk ngecek indikator perkembangan anak usia 1 th.

    BalasHapus
  15. Gi ntar lagi ulang tahun perdana ya Mbak,, yeayy udah gede aja... Btw samaan sm ragil saya Ocean,, jarak sm saudara² di atasnya jauh, jd mainan sekeluarga deh hehe..sehat selalu yaa Dek Gi sayang...

    BalasHapus
  16. Waktu jadi orang tua pertama kali, tahapan-tahapan ini luput saya pelajari. Alhasil ketika anak beda tumbuhnya sama anak lain, yang muncul rasa panik takut perkembangannya telat.

    BalasHapus
  17. aku belum punya anak, ternyata jadi orang tua tuh harus banyak banyak update ilmu juga ya mbaa.. supaya tau sudah sampai mana kemampuan anak kita.. indikatornya oke banget nih

    BalasHapus
  18. Postingan seperti ini saya rasa harus dibaca oleh para orang tua di Indonesia. Perkembangan anak itu sangat penting, mindset orang tua jg harus diubah. Semoga Gi jd anak yg cerdas ya mba

    BalasHapus
  19. Sebuah pengetahuan yang akan bermanfaat saat saya menikah dan punya anak nantinya. Jadi begini ya tanda anak sudah bisa mandiri meski usianya baru menginjak 1 tahun

    BalasHapus
  20. setuju nih, para ortu mah ga perlu resah klo anak belum bisa semuanya,, kan perkembangan anak beda2 juga,,

    yg ptg para org tua sadar dan mantau tanda2 kemandirian ini ya mbak

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)