Merencanakan perjalanan liburan sekeluarga tidak semudah merencanakan perjalanan sendiri atau berdua. Ada saja drama-dramanya. Terkhusus jika anak sudah cukup mampu menentukan apa saja yang ingin ia dapatkan dari liburan tersebut. Padahal, sebagian liburan anak tersebut aslinya adalah mengikuti saya kerja, daripada di rumah sendirian. Sejak ada Gi, saya jadi harus mengajak mereka. Bagi kami yang budget liburan pas-pasan, harus merencanakan perjalanan dengan rinci budget-nya, sebelum benar-benar berangkat. Setelah saya hitung-hitung, sewa kamar apartemen saat liburan ke kota, lebih murah dan rumahan bagi anak-anak saya.
Liburan Sekeluarga tak melulu tentang budget, tapi juga tetap menomorsatukan ibrah atau pelajaran apa yang bisa berikan pada anak. Parenthing tidak libur saat liburan. Tetap harus berjalan beriringan. Tugas rumah harian tetap harus dikerjakan. Ketika libura di rumah nenek, misalnya, Mas Destin tetap kebagian menanak nasi dan mencuci pecah belah yang bukan piring. Mas Binbin tetap bagian menyapu dan mencuci piring-sendok. Tentu saja saat neneknya tidak di rumah. Beruntung, setiap hari rumah sepi karena semua bekerja. Jam 3 sore, baru semua mulai pulang. Saya punya waktu pagi sampai sore untuk tetap memastikan anak istiqomah menjalankan PR mereka.
Hal semacam ini tidak mudah. Contohnya saat ke Karimunjawa. Anak jadi beneran libur karena semua makanan beli atau disiapkan kenalan yang kami kunjungi.
Tantangan utamanya adalah, saat pulang, biasanya mereka akan kembali lalai dengan PR mereka. Sehari, bolehlah... setelah itu saya harus kembali memastikan mereka memegang tugas yang disepakati bersama.
Saya paham, punya anak lanang seperti mereka merupakan sebuah keberuntungan. Tapi saya juga harus membuat mereka terbiasa mandiri. Alasan saya yang utama adalah, karena kami tinggal jauh dari keluarga dan saya tak pernah tahu akan hidup sampai berusia berapa. Jadi, mereka saya ajarkan menyelesaikan tantangan harian mereka. Saya baru memulai dengan pelajaran survival atau bertahan hidup. Bagaimana cara mengatasi saat lupa mematikan kompor, panci terbakar, bagaimana jika melihat tawon endas yang sering ada di rumah, dan lainnya.
Dengan misi keluarga semacam ini, saya tidak merasa nyaman menginap sekeluarga di hotel, kecuali jika terpaksa, apa boleh buat. Selama ini saya memilih kos karena lebih rumahan dan budgetnya lumayan murah. Makannya beli matang tapi dimakan di rumah. Bisa menghemat sepertiga sampai setengahnya. Dan... anak juga akan lebih nyaman. Menurut saya. Mungkin karena anak-anak belum pernah menginap di hotel, ya. Yang jelas, sih... Di hotel juga harus pesan 2 kamar karena kami sekeluarga berlima: bapak, ibu, anak remaja, anak SD dan bayi. Huhuhu.... Harus di apartemen yang membolehkan kami menyewa 1 kamar untuk sekeluarga. Hahahaha. Ini yang saya suka. Saya langsung cari info kamar apartemen Traveloka di Banten.
Bisa? Bisa! Saya juga baru tahu, ternyata, saya sewa kamar apartemen harian melalui Traveloka. Asli baru tahu. 2 tahun lalu pernah kepikiran mencobanya saat ke Jakarta sendirian. Tapi saya tidak tahu caranya. Ndeso banget ya. Hahahaha.
Bos kecil yang mengubah gaya liburan kami |
Mengapa saya ingin menyewa kamar apartemen jika liburan keluarga? Karena cukup sewa 1 kamar untuk sekeluarga. Satu kamar yang seperti miniatur rumah. Biasanya disebut studio. Kamar tipe ini mengingatkan saya saat kuliah dulu. Mahasiswa di Perancis tinggal di studio, kata buku paket saya.
Jika pun tipe studio sulit dicari, setidaknya, kamar apartemen selalu berupa kasur ukuran nomor 1 yang lega dan bisa untuk bertiga. Berempat dengan Gi. Bapaknya bisa tidur di sofa. Hihihi.
Beberapa apartemen di Banten memiliki kolam renang, yang bisa digunakan DnB bermain air. Ini yang paling mereka suka. Di kamar apartemen juga ada perlengkapan memasak ala kadar, sebatas untuk memasak air dan menghangatkan makanan. Menurut saya, itu cukup. Mas Destin bisa memasak makanan sederhana (instan) ketika saya berkegiatan di luar, Mas Binbin mencuci piringnya. Papanya menjaga Gi dan semua kendali. Karena, memang tak semua pekerjaan saya di luar, bisa mereka ikuti. Malamnya, baru kami bisa family time di sekitar apartemen, yang pastinya ada banyak pilihan, mulai dari ke mall sampai jalan-jalan sekitar sana.
Dan... yang jelas, sewa kamar apartemen, termasuk murah dan menguntungkan. Bisa pilih dari dua sampai empat ratusan untuk sebuah apartemen yang fasilitasnya saya sebutkan di atas. Menarik, kan?
9 Komentar
Sudah mantu keponakan 2x di Jakarta, kami rombongan Jogja pakai apartemen mbak, biar gampang ngobrolnya dengan keluarga besar. Kalau mau dandan juga bisa saling bantu. Yang penting makanan berlimpah karena pada bawa oleh2. Heheee....
BalasHapusBener banget mbak, aku tmsk klg cemara haha 4 anak, jd ada 4 dewasa, 1 anak, 1 bayi. Agak susyeh kl pake hotel hrs yg gede plus extra bed. Apartemen jd pilihan jitu apalagi bisa masak2 nya itu lho... secara harga jg kurleb sama kaya kamar hotel yg menengah, jd mending pilih apartemen sih kl memungkinkan
BalasHapusbiasanya kita nginap di Hotel, jadi pengen nyobain apartemen juga deh
BalasHapusWah ternyata lebih enak kalau sewa apartemen nih ya Mbak. Memudahkan juga
BalasHapusWaduh si dedeknya nyaman banget nih duduk sendiri di situ hehe. Awas jatuh dek :D
BalasHapusWaduh jadi pingin nih saya mau liburan, sudah lama nggak liburan hehe
BalasHapusWah ini cocok banget ya kalau untuk menginap saat travelling bersama dengan keluarga
BalasHapusBagus juga nih ya Mbak kamar yang ada di dalam apartemen ini. Kapan ya bisa menginap di apartemen :D
BalasHapusSaya juga pernah nih sewa apartemen. Enaknya adalah jadi bisa lebih hemat, masak sendiri untuk menu-menu ringan. Jadi gak melulu beli
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)