Throw back time saja, tiba-tiba saya ingin mengenang sebuah perjalanan ke air terjun alami di Kudus. Namanya Air Terjun Rahtawu. Hari minggu 27 Maret 2016, saya dan beberapa teman berjalan-jalan ke air terjun di Desa Gebok Kudus ini. Oh, ya kami semua sebelas orang dengan tiga anak-anak. Sebagai alat transportasinya kami menggunakan motor.
Jalan yang dilalui bagus, semua beraspal sampai tujuan. Hanya saja, ukuran jalan termasuk kecil dan berkelok-kelok, sehingga pengendara harus berhati-hati jika berpapasan dengan kendaraan lain. Terutama pengguna mobil, harus benar-benar berhati-hati. Jalan ini juga dilalui pendaki gunung yang ingin naik ke puncak 29 Gunung Muria, jadi cukup ramai.
Sampai tempat tujuan, kami semua kaget, terutama saya, yang sudah siap-siap untuk perjalanan menanjak dan melelahkan. Di ekspedisi air terjun sebelum-sebelumnya, medannya wow sekali alias sangat melelahkan karena berjalan kaki. Saya sudah bersiap berjalan jauh seperti ketika ke air terjun Sumenep dan air terjun Banyu Anjlok. Ternyata, hanya berjalan sebentar sudah sampai ke air terjun yang dituju. Dan wow, bersih, itu kesan pertama saya melihatnya.
Saat itu masih cukup sepi |
Sampai di air terjun, kami langsung bermain sepuasnya. Anak-anak dengan sukaria berbasah-basah sementara kami yang orang-orang tua hanya bisa puas membasahi kaki. Air terjun Rahtawu memang indah dan tertata rapi. Terlihat sekali upaya para warga dalam menata sekitar air terjun agar terlihat lebih mempesona. Batu-batu ditata untuk jalan pintas menuju warung di seberang sungai. Batu-batu dijajar rapi untuk duduk para pengunjung. Kami yang keenakan duduk-duduk saja di batu jadi tak terpikir untuk berbasah-basah seluruh badan.
Puas bermain-main air dan perut mulai lapar, kami segera menuju ke warung Rica Bebek Abiyasa. Di warung ini, pengunjung bebas memilih tempat makan mereka. Untuk tempat makan yang enak dan nyaman dengan pemandangan luar biasa, harga makanannya tidak terlalu mahal. 1 porsi makanan plus minum sekitar 20-25 ribu. Rasanya juga sangat sedap. Kami yang lapar dan kedinginan pasca bermain air langsung semangat makan.
Akhirnya, ketika sore menjelang, kami bersiap pulang. Mata yang mengantuk karena kekenyangan bisa tetap segar karena jalan berkelok yang indah. Puas rasanya bisa berwisata ke air terjun Rahtawu bersama keluarga.
Mengapa tiba-tiba saya ingin mengenang piknik ini? Alasannya ada dua. Alasan pertama adalah, draft ini sudah saya buat sejak sebulan setelah perjalanan dan tertimbun banyak draft sehingga tak terposting. Alasan kedua, Air Terjun Rahtawu sekarang sudah tidak alami lagi. Bebatuan di sana telah dicat warna-warni, ketika demam pelangi di mana-mana. Sayang sekali, ya.
2 Komentar
Jalan menuju air terjunnya masih agak susah ya mb..
BalasHapusBtw aku sudah lamaaa bgtt gak wisata di air terjun. Terakhir main ke air terjun pas jaman kuliah. Ya ampuun udah belasan tahun yg lalu 😂😂
Kalau akses jalannya sedekat itu dengan jalan raya, tanpa perlu bersusah payah jauh-jauh blusukan untuk sampai ke lokasi air terjun ... , itu sih menyenangkan banget yaaak 😁
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)