Adakalanya pertumbuhan dan perkembangan bayi terjadi sangat cepat. Kadang baru semalam sudah lebih pintar. Zaman dahulu, orang menandainya setelah demam atau rewel, sehingga lebih sering digendong. Bahkan ada bayi yang akhirnya diberi empeng. Padahal, bayi sedang mengalami Growth Spurt. Apa itu?
Alhamdulillah besok Giandra akan berusia 2 bulan. Pertambahan usia juga berarti pertambahan berat dan tinggi badan serta lingkar kepala. Beberapa perkembangan juga menyusul seperti semakin sering mengoceh, durasinya lebih lama sekian detik, menahan berat kepala, dan lainnya. Saya amati dan catat di media online Facebook atau Instagram yang memiliki fitur pengingat setiap tanggal yang sama. Mudah pula dicari kembali.
Selama dua bulan ini, Giandra mengalami 3 kali G.S. Dia ingin lebih diperhatikan ibunya, dan kadang tak mau diajak kakaknya. Kadang mau diajak ayahnya hanya sebentar saja lalu memberi kode ingin minum. Maka, lagi-lagi Giandra dipegang ibunya dan nyusu. Saya pasrah saja dan mencoba menikmati menyusui bayi manis ini dengan durasi lebih lama dan lebih sering. Saya tahu tubuhnya sedang membutuhkan lebih banyak nutrisi dari ASI ibunya. Setelah 2 atau 3 hari, Giandra kembali seperti semula. Tapi badannya tampak lebih besar. Seperti itulah kurang lebih tanda bayi yang mengalami growth spurt.
Growth spurt itu apa?
Sebagaimana narasi di atas, growth spurt adalah lonjakan pertumbuhan bayi yang ditandai dengan bayi menjadi lebih banyak minum dari biasanya. Bahasa Indonesianya growth spurt adalah percepatan pertumbuhan. Pada saat ini, bayi mudah sekali lapar. Ia tak bisa mengatakan keinginannya melalui kata, maka bayi pun mengirim sinyal-sinyal yaitu:
1. Menjulur-julurkan lidah. Yup, ini sinyal ia ingin minum ASI.
2. Mengoceh atau babling bagi bayi dengan suku kata dominan ‘eh’
3. Rewel dan menangis.
Itulah sinyal Giandra jika sedang ingin minta susu. Ketika menangis pun lebih dominan ‘eh’ sehingga saya menggodanya dengan bertanya, “Eleh?”
Eleh berasal dari kata ngeleh dalam bahasa Jawa yang artinya lapar. Jika Giandra menangis seperti ini, biasanya Mas Binbin akan bilang, “Mama, Dedek eleh.”
Ketika memasuki fase growth spurt, Giandra agak sedikit tidurnya kecuali malam. Baru terlelap beberapa menit sudah bangun. Kadang bisa satu jam, sih, tapi jarang. Alhamdulillah pola tidur malam Giandra sudah bagus sehingga mudah diamati. Dia biasa tidur pagi setelah mandi, siang hari dan sore setelah mandi. Giandra tidur nyenyak dari jam 8 malam sampai jam 2 pagi. Akan tetapi saat GS, dia bisa tidur jam 10-an malam. Selama tidak tidur itu dia minum ASI lebih sering dan lebih lama.
Di saat seperti ini saya akan mengimbangi semangat ngASI dengan lebih banyak makan. Saya juga mengusahakan tidur lebih awal. Jika di hari biasa saya akan menulis atau membaca sampai jam 10-an malam, saat bayi GS saya akan tidur bersama Giandra meski Cuma 10-20 menit. Lumayan mengurangi rasa lelah dan mempercepat produksi ASI. Usia saya sudah tidak muda, sebentar lagi 40 tahun, jadi harus bisa menyiasati kondisi badan.
Kapan terjadi growth spurt?
Growth spurt bisa terjadi kapan saja, dan terjadi pada semua bayi. Jadi memang sebuah pola pertumbuhan bayi yang normal terjadi. Sayangnya, GS tidak bisa diprediksi kapan, tapi bisa dikenali. Ada ibu yang mengaku bayinya GS sebulan sekali, dua kali, atau malah tiga kali pada usia tiga bulan pertamanya. Tak apa, semua normal-normal saja. Setiap bayi punya pola pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Oh ya, katanya, GS termuda biasanya saat berusia 2 minggu. Pada saat itu pola minum susu bayi sudah mulai terbentuk dan pertumbuhannya sudah terlihat.
Mengapa terjadi growth spurt?
Growth spurt terjadi karena permintaan tubuh bayi sendiri. Secara alami bayi merespon kebutuhan nutrisinya melalui rasa lapar yang lebih sering dari biasanya. Para ahli menghubungkannya dengan produksi human growth hormon atau HGH.
Bagaimana sebaiknya jika terjadi growth spurt?
Saya menganggap GS adalah sebuah kesempatan untuk mengejar ‘prestasi’ KMS atau Kartu Menuju Sehat. Setelah GS biasanya berat Giandra akan naik, tingginya bertambah, juga lingkar kepala. Penambahan angka ini menjadi bukti bahwa ia tumbuh menjadi anak sehat. Oh ya, saya menggunakan parameter KMS di buku ‘Kesehatan Ibu dan Bayi’ berwarna pink. Buku ini akan kita terima saat pertama kali memeriksakan kandungan. Buku KIB atau KMS ini bisa jadi portofolio kesehatan anak karena mencatat semua kesehatan ibunya saat hamil dan nifas, serta kesehatan anak dari lahir sampai usia 60 bulan. Saya akan menjaga berat badan Giandra di pelangi warna hijau tua.
Ketika bayi GS, ini yang saya lakukan:
- Mengenali tandanya meminta minum dan menurutinya.
- Memastikan 2x perlekatan atau cara minum bayi sudah benar dan lebih hati-hati saat melepasnya. Penting sekali menjaga ini karena lamanya hisapan membuat puting susu lebih merah dan rawan lecet.
- Makan dan istirahat lebih sering meski porsi kecil.
- Mensugesti diri bahwa ASI cukup.
- Minum susu untuk ibu menyusui.
- Jangan tergoda memberi empeng.
- Sabar dan berdoa.
- Yakin bahwa ini adalah usaha untuk mencetak #GenerasiMaju
Giandra tepat di ulbul pertama |
Yuhui... sabar mom, ini ujian. Xixixixi
Ada beberapa ibu yang gagal di ujian ini. Saya pernah melakukan kesalahan saat Binbin GS 10 tahun lalu. Dia selalu minta minum dan gumoh terus. Baju saya basah oleh muntahan susu dan kering kembali tanpa ganti. Dia rewel sekali dan tak mau lepas. Saat itu saya tinggal sendirian di kontrakan dan baru pindah 3 bulan sebelum melahirkan. Saya menangis diam-diam saat menyusui karena sendirian, tetangga jauh dari rumah, belum mandi dari pagi sampai sore puting susu sakit, badan lelah, tak ada camilan, nasi sudah habis sejak menjelang sore, dan baju beraneka bau. Ampun deh, kalau disebut gini kok berasa jadi orang yang paling sengsara. Hahahaha.
Ketika suami pulang ke rumah malam hari, saya langsung bercerita sambil menahan tangis lalu memohon dibelikan kempongan atau empeng. Yap, bisa dikatakan itu kesalahan karena saya gagal menyapih empeng sampai ia berusia 2 tahun. Fase oral Binbin sebagian besar terjadi saat ngempeng. Dia masih sering menggigit baju sampai usia 9 tahun. Sulit sekali mengubah kebiasaan ini. Tak mau seperti ini kaaan....
Kiranya saya cukupkan segini dulu ya, cerita saya tentang growth spurt bayi saya, kapan terjadi, mengapa, dan bagaimana saya mengatasinya. Semoga bermanfaat.
1 Komentar
Makasih pencerahannya mami gi. Sebelumnya ada bbrpa org yg nyaranin buat ngasih bayi aku empeng saja, katanya biar nggak terlalu 'kemantil' ibuknya.
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)