Minahasa, nama yang identik dengan ikan cakalang dan tuna. Jika ada tayangan kuliner di TV, kedua jenis ikan keluarga Scombridae ini sering ikut disebut. Sudah lama saya penasaran sekali dengan rasanya. Ketika di Nusa Dua Bali bulan September lalu, saya beruntung bisa mencoba ikan tuna dalam campuran salad. Rasanya manis dan lezat sekali. Tak heran jika ikan ini menjadi komoditas ekspor yang menggiurkan. Bagaimana dengan ikan cakalang? Secara bentuk, ikan cakalang mirip ikan tongkol. Apakah rasanya sama? Aaah… saya sangat ingin mencobanya. Sementara ini, saya mau membagi aneka olahan ikan tongkol yang lezat dan bernilai jual tinggi, ya.
Ikan Tuna - Sumber dari Pixabay - free image foto |
Tuna, cakalang, dan tongkol, apa bedanya?
Saya pernah membaca perbedaan ikan tuna, cakalang dan tongkol. Ternyata memang mereka satu keluarga. Sekilas sangat mirip, namun jika disandingkan, akan terlihat bedanya. Ikan tuna sangat besar. Bobotnya mulai 35 -350 kg. Bayi ikan tuna yang diperjual belikan berukuran standar 5 kilogram.
Ikan tongkol dan cakalang memiliki bobot yang hampir sama, 1 – 5 kg. Panjangnya juga hampir sama. Bedanya, daging ikan cakalang lebih tebal. Perbedaan menonjolnya ada di kulit. Ikan cakalang berwarna lebih terang, dengan punggung berwarna abu-abu sampai gelap dengan motif garis di bagian bawah. Di Jawa, ikan ini dinamakan ikan tongkol putih. Ikan tongkol Jawa mempunyai kulit mengkilat, di bagian atasnya ada motif lurik yang unik.
Saya dan keluarga termasuk pecinta ikan tongkol. Beberapa kali dalam sebulan saya sengaja membeli ikan tongkol ukuran besar. Rasa gurihnya khas. Saya paling suka memasak ikan tongkol goreng, sambal (pecel) tongkol, bakar sambal kecap, semur, pindang srani tongkol, pepes, botok, dan nugget tongkol. Di tangan Mbakyu saya yang kreatif (dan punya lebih banyak waktu), ia bisa membuat bistik ikan tongkol. Saya ogah mengeruk, mengulek lalu membuatnya menjadi gelintiran seperti membuat bakso, sebelum membumbuinya dengan resep bistik. Lamaaaa..... dan langsung habis karena lezatnya.
Ibu MU yang lebih kreatif memasarkan nugget tongkol beku, tongkol crispy, kaki naga, dan tempura yang semuanya berbahan ikan tongkol. Produknya sudah dijual secara online meski masih sederhana via facebook. Wanita luar biasa ini sudah menjelajah beberapa pulau, yang intensif di Kupang, sebagai ahli modifikasi kuliner dari SDA paling melimpah di kota binaannya. "Barakallah, Bunda, semoga selalu dilimpahi kesehatan dan rezeki karena selalu tulus berbagi. Saya bangga mengenal Bunda, lho."
Terinspirasi dari beliau, saya mencoba membuat nugget tongkol. Ternyata ternyata lezat, tidak amis dan disukai anak-anak. Bakso dan siomay? Kelihatannya bisa. Karena saya sesekali kuliner ikan laut modifikasi dari ikan terak yang berduri halus dan sangat banyak. Ikan yang nilai ekonominya sangat rendah itu menjadi bahan baku utama bakso ikan, cilok, pempek, siomay dan kerupuk ikan terak yang disukai warga Jepara. Rasanya gurih, dan agak-agak mirip tengiri. Dengan bahan baku yang harganya sangat-sangat murah, harga makanan menjadi terjangkau untuk semua kalangan. Ekonomi kreatif yang luar biasa. Orang Jepara, eh Jawa, memang kreatif dan inovatif. Maka, sangat mungkin jika ikan tongkol juga bisa dijadikan nugget, bakso, siomay, cilok, pempek, dan kerupuk. Bagaimana dengan cakalang? Saya yakin, warga Minahasa yang memiliki produksi ikan cakalang ratusan ton bisa mengolah lebih banyak lagi, bukan sekadar cakalang fufu yang memang jadi oleh-oleh khas sana. Modifikasi pengolahan ikan akan membuat industri makanan olahan ikan di Minahasa semakin berkembang dan bernilai jual tinggi.
Jelajah Gizi 4 bersama Nutrisi Untuk Bangsa dari Sarihusada
Mengapa saya tiba-tiba menulis tentang ikan cakalang, tongkol, dan aneka pangan olahannya? Tak lain dan tak bukan karena saya sangat berminat menjadi salah satu penjelajah gizi untuk program Nutrisi Untuk Bangsa. Tahu kan jika saya ini salah satu bolangers nekat yang paling suka menguri-uri budaya dan kuliner di Indonesia…. Ransel coklat saya sudah memanggil-manggil, ingin diajak bertualang kembali. Bilangan usia boleh banyak, tetapi semangat bertualang saya selalu 100%. Mumpung anak-anak sudah bisa mandiri bersama ayahnya. Jika “proposal” diterima, ini akan menjadi kota keempat di luar Jawa yang akan saya kunjungi di tahun 2016 ini. Semua kisahnya bisa dibaca di kategori “jalan-jalan” atau “ekowisata”. Tahun ini ada 10 orang yang diajak ke Minahasa bersama Marrysa Tunjung Sari @poeticpicture dan Sutiknyo @lostpacker. Huaaa... semakin semangat menulisnya.
Jelajah gizi merupakan program jalan-jalan unik, yang tujuannya untuk memperkenalkan keragaman makanan khas, sejarah, dan budaya kota yang terpilih untuk dikunjungi. Ini merupakan salah satu program Sari Husada. Tepatnya sebuah gerakan dari masyarakat, untuk masyarakat dalam meningkatkan kepedulian akan masalah-masalah gizi di Indonesia. Nutrisi Untuk Bangsa mengajak seluruh elemen bangsa untuk bekerja sama memerangi permasalahan gizi di tanah air. Gerakan ini terbuka untuk umum. Setelah menjadi anggota, aktivitas yang boleh dilakukan adalah:
1. Dapat melakukan penulisan artikel maupun resep pilihan
2. Memberikan komentar pada artikel yang disukai
3. Membagikan artikel-artikel pilihan ke jejaring sosial Anda
Jelajah Gizi Minahasa
Petualangan Jelajah GIzi menjadi salah satu agenda Nutrisi bangsa. Peserta akan diajak mempelajari membuat hidangan khas, nilai gizi, dan sejarah di balik pembuatannya. Nah, petualangan Jelajah Gizi 4 ini akan diadakan di kota Minahasa. Tahu dong, jika semenanjung di Sulawesi Utara ini berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik yang menjadi samudera terbesar di dunia. Tak heran, jika produksi andalan di sini adalah tuna, cakalang, dan masih banyak lagi. Apa hanya itu? Ternyata di tengah semenanjung ada danau besar, yaitu danau Tondano dengan beragam ikan khas. Selain kuliner berbahan ikan, ada bubur tinutuan yang menjadi menu andalan di setiap tempat. Untuk menu ayam, ada ayam woku blanga yang sangat terkenal. Ada juga makanan berbahan dasar binatang yang tak biasa seperti tikus hutan dan kelelawar. Seperti apa rasanya? Hmm… entahlah.
Sekarang percaya kan, kalau kuliner Minahasa itu istimewa? Bagaimana dengan destinasi wisatanya? Huaaa… TAMAN LAUT BUNAKEN menjadi daya tarik terbesar di dunia. Eh, tapi itu di kota sebelahnya. Hihi… semoga petualang Jelajah Gizi diajak ke sana. Saya penasaran dengan keindahan danau Tondano. Ada sebuah pulau bernama Likri yang pastinya sangat indah karena berlatar belakang gunung Kaweng, Bukit Tampusu, Pegunungan Lembean, dan Gunung Masarang. Semoga saya bisa ke sana nantinya. Aamiin…. Ya rabbal alamiin.
Bonus Resep Nugget Tongkol Ala Susindra
Sebagai bonus, saya bagikan resep menghilangkan bau amis ikan tongkol dan resep nugget tongkol, ya. Siapa tahu bermanfaat.
Cara menghilangkan bau amis tongkol ala saya adalah dengan mengukusnya. Air kukusan diberi salam 4-5 lembar dan geprekan 3 bawang putih. Ketika jalan-jalan ke Karimunjawa, saya menunggui pemilik homestay yang mengolah ikan bakar tongkol khas Karimunjawa. Rahasia menghilangkan amis ala mereka adalah dengan merendam ikan cukup lama. yah... sekitar 10-15 menit untuk membuang darah segarnya. Oh ya, rahasia keunikan makanan laut ala Karimunjawa adalah temu kunci. Coba deh... tahu kan kalau meski sama-sama ikan bakar, rasanya beda. Seperti ada yang lain (sambil menyanyikan lagunya Jamrud ini lebih asyik, nih). Bagaimana rahasia menghilangkan rasa amis ala Minahasa? Saya belum tahu. Hihihi... Jadikan salah satu pertanyaanmu, ya!
Resep membuat nugget tongkol:
250 gram daging tongkol segar
250 gram wortel parut.
150 gram tepung terigu
4 siung bawang putih
½ bawang bombay
5 siung bawang merah goreng
1 sdt pala bubuk
Gula dan garam secukupnya (Maaf, saya pakai feeling ketika mengadoni)
2 sdm Susu bubuk
2 butir telur utuh
Tepung panir secukupnya
Larutan encer dari 2 sdm terigu dan 1 sdm maizena untuk perekat tepung panir (bahan branding/perekat).
Cara membuat:
1. Ikan tongkol segar dihancurkan dengan chopper. Karena mesin blender saya rusak, saya merebus tongkol dan menguleknya agar mudah hancur.
2. Campur semua bahan kecuali tepung panir dan larutan branding. Aduk sampai rata.
3. Masukkan semua adonan dalam Loyang yang sudah diolesi minyak goreng. Kukus selama 30 menit. Jangan cemas jika adonan menggelembung. Jika sudah dingin akan mengempis sendiri
4. Setelah matang, biarkan dingin secara alami. Setelah dingin baru bisa dipotong-potong.
5. Celupkan potongan nugget ke adonan branding dan tepung panir secara bergantian. Lakukan sampai habis.
6. Nugget siap disajikan setelah digoreng atau dibekukan dalam freezer. Dalam kondisi beku, akan tahan sampai 3 bulan.
Alhamdulillah, artikel saya sudah selesai. Ternyata cukup panjang dan lebar, ya. Khas saya banget. Semoga artikel aneka olahan ikan tongkol yang lezat dan bernilai jual tinggi ini bermanfaat. OK, sampai jumpa lagi di Minahasa posting selanjutnya.
25 Komentar
Cemilan anak harus sehat. Ini salah satunya. Trims resepnya Mbak 😊 kaoan2 saya coba 😊
BalasHapusSama-sama Mbak. Selamat mencoba
HapusYang paling istimewa dari ikan tongkol adalah bisa dimasak apa saja. Di goreng balado Enak. Dimasak pakai santan lezat. Makan tongkol bisa di rendang seperti rendang daging sapi. Sedap banget lah pokoknya, Mbak Susi :)
BalasHapusIya... ada gurih khas tongkol yang memang membuat variasi masakannya luar biasa
HapusMakasih udah sharing resepnya Mbak Susi. Bisa bikin buat anak2 nih :D
BalasHapusSilakan dicoba Mbak
HapusIkan tongkol sama cakalang beda yaa ternyata. Soalnya kalau di Madura cakalan artinya ikan tongkol..
BalasHapusBeda tipis Mbak
HapusNugget tongkol? aku belom pernah bikin, hmm bisa juga tuh dicoba Mbaa.
BalasHapusAku seringnya di balado kalo tongkol, ato digoreng biasa pake sambel
Silakan dicoba Mbak Nchie
Hapusaku paling suka tongkol...uhh..mau komen aja kemecer nelen ludah hahaha
BalasHapusHahahaha... maaf ya
Hapusmau nyoba ah, kalau di aceh ikan tongkol dibuat keumamah atau ikan kayu,
BalasHapusMirip cakalang fufu itu ya Mbak
HapusMasih gak nuggetnya???
BalasHapusMauuu
Masihhhh
Hapusikan tongkolnya mantebbb mbk susi,
BalasHapusklok ndek kampung aku nih, tongkol yg cakep begitu dijadiin abon pedeeess, manteebb, :)
Waah.. mantep itu Mbak
Hapusnyum-nyumm, enak keknya, mba. aku biasa makan ikan yang udah mateng aja, jarang ngolah sendiri di rumah, hehe
BalasHapusIla masih ada ibu yg memasakkan. Ntar kalo ada suami... baru...
Hapusditunggu postingan liputan langsung di Minahasa ya mbak :) Saya sbg org Manado hanya bisa kasih dua jempol utk masakan daerah sana yg memang serba ikan (tanpa amis) dan yummy ^_^
BalasHapusAhahaha... saya lupa daftarkan tulisan ini krn begitu publish, ada tamu (teman komunitas Jepara) banyaaaaakkk..... sampai menjelang tengah malam
HapusTernyata beda ya cakalang dan tuna. Hmmm...
BalasHapusKalo dirumahku ikan tongkol paling jadi rebutan kalo udah dimasak asam pade. Hehee. Kok jadi laper ngebayanginnya ya? 😁
Beda, Mbak.
Hapusikan memang baik untuk anak2 ya mbak. keluargaku juga suka ikan semua mbak susi
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)