Bagi blogger, menulis adalah proses kreatif. Kepiawaian menulis terlihat dari berapa lama dia berlatih menulis dengan benar. Semakin lama menulis, “taste” tulisan akan berbeda.
Selama saya menulis blog dan menyambangi ratusan blog, saya sering menaksir bagaimana kira-kira watak pemilik blog. Tebakan saya tak selalu berhasil, tentu saja. Tetapi setidaknya dengan cara mengira-ngira watak teman saya cukup berhati-hati dalam meninggalkan komentar. Alhamdulillah sampai saat ini saya belum mengalami miskomunikasi meskipun bahasa tertulis sering sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia. Ups...
Tulisan juga memperlihatkan bagaimana karakter penulisnya. Meski tidak serta-merta benar begitu, karena dalam beberapa kasus, tulisan juga bisa berupa “kampanye” karakter. Saya tidak menggunakan kata pencitraan karena pasca pemilu yang terakhir, kata ini memiliki konotasi buruk. Contohnya, seorang introvert bisa menulis dengan gaya kocak dan membuat orang terpingkal-pingkal. Atau sebaliknya, seorang jenaka bisa menulis serius di blognya. Saya beberapa kali bertemu "anomali" semacam ini. Saya kopdar dengan blogger serius, ternyata sukses membuat saya tertawa terbahak-bahak sepanjang pertemuan. Atau sebaliknya, bertemu blogger kocak, ternyata dia sangat kalem. Tak ada yang salah. Kita bebas mengekspresikan kehendak kita di tulisan.
Ada apa dengan saya yang tiba-tiba bercerita tentang gaya menulis? Baiklah, kita mulai ke alasan mengapa saya tiba-tiba membuat kata pengantar seperti di atas.
KOMPOR MLEDUG, apa yang ada dipikiran teman-teman ketika mendengar kata itu? Benyamin? Lagu tahun 1970-an? Lucu? Lagu abadi? Hmm... di antara 4 tanggapan terpilih saya, adakah teman-teman yang mau menambahi? Kalau saya, ada 1. Mungkin jauh dari tebakan teman-teman.
SUPER DUPER LEBAY. Itulah tambahan kelima yang saya pilih. Jauh dari tebakan teman-teman, kan? Pastinya. Hihihihi... pilihan lainnya kan 150 lagu terbaik Indonesia sepanjang masa versi Rolling Stone, film Comic 8, jingle iklan jadul.... dan masih banyak lagi. Tetapi saya memilih blog Super Duper Lebay-nya Mbak Rian Rosita Luthfi saja, deh ya. Suka-suka saya kan? Yang jelas, blog keluarga yang campur-campur ini memang beda dari biasanya.
3 Artis di balik Super Duper Lebay a.k.a Kompor Mledug |
Saya lupa kapan pertama kali datang ke blog Mbak Rian ini. Kalau tidak salah di suatu giveaway emak blogger yang kami ikuti bersama. Saya tertawa terpingkal-pingkal membaca tulisannya. Lucu banget celetukan tambahannya. Memang jadi agak kurang fokus sih ya, tapi jangan salah, celetukannya tidak selalu berupa omong kosong tanpa makna. Seringnya malah menambah ilmu. Contohnya di posting Apa Itu Ghostwriter. Tulisan itu pertama kali saya benar-benar menandai kunjungan saya ke blognya dan menjadi sering kangen ingin ke sana. Tentu saja, banyak artikel yang bagus, saya memilih itu karena menjadi semacam tanda atau jejak yang akan sulit saya hapus dari ingatan. Percayalah, saya tertawa bergulingan dalam arti harfiah karena membaca via Android di atas kasur.
Tulisan humor belum tentu tanpa isi. Nyatanya, tulisan-tulisan Mbak Rian yang super duper lebay tetap mempunyai bobot materi yang berat namun disampaikan dengan ringan. Bagi saya, tipe penulisan seperti ini menandakan penulisnya memiliki kecerdasan emosional yang baik. Dia mungkin menulis ala-ala latah, tapi menunjukkan spontanitas. Kelihatannya memang watak aslinya begitu. Pasti rame dan menyenangkan jika bertemu. Saya cuplikkan sedikit tulisannya yang berjudul Menjadi Multitasking.
“Suatu hari ART saya mengeluh. Katanya seharian air di toren sudah dia penuhi, namun tak sampai setengah hari, kok tiba-tiba air keran macet. Pulang kantor dengan kondisi kuyu, lesu, letih, tak berdaya, plus lagi period, dilaporin GA ADA AIR di rumah itu rasanya pengen nelen sumurnya Sadako. Duh, Mbogde. Di rumah cuma bertiga, lakinya satu, itu aja masih bayi, maka tak ada pilihan lain, naluri saya bilang kalau saya harus MANJAT TOREN. Maka, singkat kata manjatlah saya ke toren.
Sambil bawa senter, sarung, dan kupluk (ini mau naik toren apa ronda sih), saya naik toren. Si ART (sebut saja Papi) ngejogrok di bawah sambil menatap nanar. Mungkin dalam hatinya dia nyanyi, “seekor kera, terpuruk terpenjara dalam gua.. kera saktiiiii“. Luweh Mbak, Luweeeehhhh *lanjut manjat toren*. Memanjat toren ternyata tak semengerikan yang saya pikir, tapi TURUNNYA MASYAALLOH!! Kayaknya saya butuh punggungnya Nicholas Saputra deh buat pijekan kaki *dikeroyok grupisnya AADC*.
Dan lebih pedih lagi adalah mengetahui kenyataan bahwa ternyata…..
TOREN KOSONG
.....
Ada salah satu artikel di sini tentang penelitian kenapa wanita lebih multitasking dibanding dengan pria. Alasan intinya adalah perempuan lebih terorganisir saat berada di bawah tekanan. “Mereka menghabiskan lebih banyak waktu di awal untuk berpikir. Sementara, laki-laki memiliki impulsif sedikit dan mereka melompat terlalu cepat,” kata Laws, profesor dari University of Hertfordshire. Hal itu menunjukkan bahwa dalam situasi stres dan kompleks, perempuan lebih mampu berhenti dan berpikir apa yang terjadi di depan mereka.” Secara keseluruhan mereka menyimpulkan, perempuan mempunyai keunggulan lebih dari laki-laki dalam hal multitasking. Atau, setidaknya dalam situasi tertentu.
Lalu apakah seluruh wanita seperti wonder woman, yang hatinya tercipta dari besi dan baja (jaelah, Mulan Jameela banget deeeh)?? Tidak. Wanita tetaplah wanita. Yang mewek kalo hatinya tersentuh, dan tiba-tiba bisa berubah menjadi macan kumbang kalau lagi ‘dapet’. So, BEWARE OF THEM! *sambil gigit tusuk sate 1000 tusuk*”
Seperti itulah gaya menulis Mbak Rian. Sangat blurping, lucu, boros kata, tapi tak bikin capek pembaca. Dia bisa melihat sisi lain yang mungkin sulit dilihat orang lain. Saya selalu kagum dengan kemampuan semacam ini. Maklum, saya termasuk “kaku” dan tipe berkacamata kuda jika menyangkut beberapa hal. Lempeng, Cyin...
Disayang banyak teman.... aih senangnya.... |
Duh! Berbahaya sekali jika saya sampai ketularan cara menulis Mbak Rian nanti. Bukan karena apa yang dia tulis tidak baik. Oh No! justru itu gaya menulis cerdas. Apalagi Mbak Rian yang asli ramai, menulis di blog dengan gaya ramai sesuai gayanya sehari-hari. Aduh... saya ingin... tapi saya asli kalem dan kurang ekspresif. Jadi, saya menulis apa adanya sesuai gaya harian saya.
Bagaimana gaya menulis teman-teman? Apakah sesuai dengan cara berbicara sehari-hari?
Penasaran dengan Mbak Rian? Monggo, kepoin instagram/twitternya @rienlutfhi
61 Komentar
Kadang ingin rasanya bisa nulis yang bisa buat pembaca senyum-senyum sendiri. Buat tulisan yang gak ngebosenin. Tapi kayaknya saya, kok belum bisa ya...bisa dibilang tulisan saya kaku, dan kayaknya gak sebagus yang lain. :(
BalasHapusSesuaikan dengan gaya yang dikuasai saja Mbak. Tak perlu memaksakan jika memang tak bisa dipaksa. Tapi sesekali perlu push to the limit, mencoba dengan seluruh daya dan upaya. hehehe
HapusSaya juga lempeng aja kayaknya Mbak :)
BalasHapusKepoin blognya lah, pernah kesana sekali aja kayaknya
Yang penting asyik menulis Mbak Tarry. Tulisan Mbak Tarry juga asyik dan mudah dipahami. itu poin terpenting
Hapusmemang karakter orang terlihat jelas pada cara menulisnya, tapi seringkali juga kita tertipu, ada yg serius tapi pas kenal sama aslinya ternyata bercanda melulu :)
BalasHapusHahahaha... Iya, begitulah.
HapusYang saya ingat itu "ziz" nya Mbak. Bener kan, yang suka nulis "ziz" itu Mbak Rian? Pas sya tanya ziz itu apa, teryata yg dimaksud adalah "sis". Ya ya ya.. mbak Rian memang super duper lebaaayy.. :D
BalasHapusHhahahaha... Ziz banget kalo Mbak Rian itu. hahahaha
HapusBetul kata mbak susindra. Dari gaya tulisan kita bisa menebak bagaimana watak si pemilik blog. Meskipun tidak selamanya benar tapi paling tidak mendekati.
BalasHapusTerima kasih sudah sepakat dengan saya
HapusIsi tulisan blog jg kdg merupakan alter ego penulisnya. Makanya sy msh takut2 kopdar krna tkt ga bs ngobrol selancar di tulisan. Hihi
BalasHapusHihihihi...... santai Mbak. Bertemu teman blogger itu aSyik loh
HapusMbak Rian yg suka bikin org gigit guling
BalasHapusIya. Hahaha... kamu krnal juga
HapusHahahah saya jg sama kadang suka terpingkal baca tulisan mbak kompor meledug satu ini
BalasHapusKalo tulisannya serius jadi berasa aneh ya mbak. Hihihihi... (siap2 dicubit Mbak Rian)
HapusSaya juga menulis dengan gaya saya sendiri, lebih nyaman.
BalasHapusSalam hangat dari Surabaya
Nggih, gaya menulis pakde unik
HapusDuh lucu bener sih itu gaya penulisannya, ntar mampir ke blognya aaaahhh. Aku juga kadang pengen nulis selucu itu tapi ga bisa Mak, jatohnya malah krik krik. Akhirnya sekarang diriku menerima gaya penulisanku yang apa adanya saja.. ehehehehee
BalasHapusSama Mbak, saya juga tidak bisa. HIhihi
HapusKan sesuai ya dengan nama blognya. Kompor meledug. Jadi ya mledug2 gitu dweh... hihi... btw jd penasara gimana terusan kisahnya setelah mendapati toren nya kosong??
BalasHapusMonggo cus ke sana....
HapusI was..
BalasHapusSaya pernah bertahun-tahun yang lalu punya gaya menulis a la Rian begini. Nulisnya boros kata. Ekspresi berat. Tapi blog saya kebanjiran komentar. Rerata mereka bilang bahwa saya kocak.
Sampai kemudian di dunia nyata, saya masuk ke sebuah instansi kerja yang sangat kaku. Instansi ini mengubah kepribadian saya, yang semula ekspresif menjadi lebih kalem. Perlahan-lahan gaya bicara saya pun terpengaruh, termasuk juga sampai ke gaya penulisan.
Sekarang, gaya menulis saya sudah berbeda dari 5-7 tahun yang lalu. Gaya saya lebih terkendali, ekspresi saya tidak meledak-ledak seperti dulu lagi. Memang ada efeknya ke blog. Jumlah komentar di blog saya tidak semasif yang dulu.
Balik ke gaya yang lama yuk... biarkan dunia menghimpit, kita tetap membagi tulisan asyik dan menghibur. Sepakat...
HapusBW dengan gaya oenulisan super duper lebay ini kadang bikin refresh mba, aku suka...sersan. Serius tapi santai, dan gaya menulisanku kadang masih dipengaruhi mood hihihi.
BalasHapusMaklum kadang saya bisa anomali, dalam artian pagi hepi ujug2 siang bisa dieeem banget.
hahahaha... Tak apa Mbak Dwi. Malah asyik saja menurutku
Hapussaya banget lebayy..jadi maluu...hehehe
BalasHapusHihihi... itu ciri khas yang perlu dipatenkan Mbak
HapusAku aslinya sih cerewet bin nyablak... ggtahu deh kalau nulis di blog penilaiannya gimana...
BalasHapusDitulisan kamu asyik kok.
HapusWah, saya orangnya suka ngomong, kalau gaya penulisan kata kawan-kawan sih ada yang bilang serius, ada yang bilang melow, hehehe
BalasHapusSharingya oke mba, nambah wawasan
kalau kata saya, gaya penulisan Mbak Nefertite asyik dan enak dibaca
Hapuswah, jadi bertanya ke diri sendiri: saya ini termasuk introvert atau ekspresif ya?
BalasHapusKalau gaya penulisan di Blog, saya akui jauh dr tipe kocak, bahkan cenderung "kaku". BUkannya tdk ingin menulis secara luwes, tapi hingga skrg hasil tulisan di blog belum banyak beranjak dr 'kekakuan'
Semangat Mbak, mari berproses. saya juga kadang kaku
HapusButuh trik menulis ya Mba agar tulisan kita enak dibaca dan gak bikin bosen pembacanya..
BalasHapusIya Mbak. Trik akan ditemukan sejalan dengan waktu
HapusHahaha bener banget mbak
BalasHapusYa bener dong ah
HapusSama nih Mbak.. Pengen bisa nulis kayak Mbak kompor mbledug.. Tapi e tapii.. Ternyata nulis itu susah.. Udah nulis panjang lebar, eeeee hapuss lagii.. Hihihi..
BalasHapusBdw salam kenal yak mbak susi..
Hihihihi.... jangan dihapus mbak. pede saja
Hapusoh ternyata karakter seseorang bisa ditebak dari gaya penulisannya ya, meskipun tidak selamanya benar. Apa ini ilmu psikologi atau ilmu blogging aja?
BalasHapusSeperti tulisan ini juga enak sekali dibaca. Sepertinya saya harus belajar memperbaiki cara dan gaya menulisnya.
Saya kaku sekali kalau nulis, bahkan tata bahasanya aja kadang bingung, kadang bertanya pada diri sendiri "tulisan saya bisa dimengerti yang baca ga sih?"
Karakter penulis bisa dilihat dari tanggal menulis.
BalasHapusKalo akhir bulan biasanya lagi gak da duit n nggak da biaya buat klayapan, akhire nulis. Itu blogger keren, walopun lagi susah tetep nulis.
Hidup lebayyy!!!!
Hahahhaa.... ada benarnya Mas. Tulisan saya renyah jika sambil makan keripik. kalau tanggal tua, jangankan kripik, kopi pun tak ada. Tulisan jadi agak klotak-klotak & atos
HapusAku langsung ketawa ngakak baca cuplikan tulisannya mba. Heboh yaaa. Tapi seruuu :D
BalasHapusIya Mbak, seru banget
Hapussemua orang punya gaya menulisnay sendiri ya, asal janagn ngikutin gaya onag lain agar kita punya ciri tersendiri
BalasHapusIya Mbak, benar sekali
Hapussaya aslinya kalem mbak tapi terkadang kalau menulis sok kocak padahal asli garing, yasudahlah.. seneng kalau bisa nulis sesuai keseharian kita ya Mbak
BalasHapusHehehe... iya, kadang tulisan Mbak Rani kocak, loh. Mau yang mana nih?
Hapusiya asal tidak ngikut-ngikuttulisan orang lain, agar kita mempunyai ciri khas di tulisan kita tersendiri
BalasHapusBenar sekali, jadikan itu ciri khas.
HapusSebetulnya pengen banget bisa nulis dengan gaya yang santai. Sayangnya, setiap kali saya coba bikin, selalu gagal terus. Kembali ke gaya semula; KAKU. Apa emang bawaan dr orok, ya... :)
BalasHapushehehehe...
Hapus1. kurang berlatih
2. memang bukan gayanya
3. coba gaya yang lebih pas dan terus praktikkan
lebay itu obat stress lo mba
BalasHapusSepakat Mbak
HapusEmang bisa ya Mbak nebak seseorang dari gaya bahasa dalam tulisannya :) seru banget..
BalasHapusBisa Mbak. Ada banyak cara menebak pribadi seseorang, tulisan salah satunya
HapusSukaaaaa...suka deh sama tulisan mbak susi tentang mbak Rian ini, ngebahas gaya penulisan :D Iya, gaya penulisan mbak Rian itu rame tapi gak bikin bosen :D
BalasHapusHihihi... Yang jelas cantik sekali
BalasHapusTerima kasih Mbak Vanti. Suka juga dengan kisah jalan-jalanmu ke Magelang. #eh
BalasHapusWah nulis dari sudut pandang yang beda hihi
BalasHapusKemaren juga sempet BW tuh di blognya Mbak Rian
Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)