Tanggal 22 Desember lalu, Destin bertanya tentang sejarah Hari Ayah di Indonesia dan saya jawab tidak ada. Dia tampak agak kecewa. Katanya, alangkah asyiknya jika genap, semuanya ada. Meski di hari-hari biasa dia sering membelikan saya jajan dengan sisa uang sakunya sendiri atau bunga liar yang dia temukan di jalan, namun hari khusus tetap terasa berbeda. Begitu yang saya sarikan dari percakapannya.
Perjalanan panjang sejarah ayah di Indonesia |
Saya sudah pernah menulis tentang sejarah hari ibu di Indonesia yang jauh dari perayaan Dewi Rhea (istri Dewa Khronos – ibu para Dewa di sejarah Yunani Kuno) sehingga tak bisa disebut perayaan Paganisme. Perayaan Mother’s Day untuk Dewi Rhea jatuh pada minggu kedua bulan Maret (bukan Mei, bukan pula Desember – beda). Perayaan Mother’s Day di dunia berpusat di gereja pada Minggu kedua bulan Mei.
Di Indonesia, Hari Ibu berhubungan dengan Konggres Perempuan Pertama. Sejarah kesatuan kesadaran berbangsa dan bernegra para perempuan Indonesia itulah inti dari perayaan Hari Ibu di Indonesia. Nah, jika sekarang Indonesia telah merdeka, apakah masih perlu merayakan Hari Ibu? Tetap perlu, dong. PR perempuan masih banyak sampai sekarang.
Kembali ke Hari Ayah, ternyata Indonesia memiliki Hari Ayah yang juga sangat khusus. Hari Ayah di dunia jatuh pada minggu ketiga bulan Juni dan disebut Father’s Day. Ternyata perayaan ini sudah ada sejak abad ke 12. Perayaan father’s day berpusat pada kegiatan kekeluargaan. Pada hari ini ayah diberi cuti agar dapat menghabiskan hari seharian bersama anak. Untuk negara sibuk yang setiap hari warganya dituntut untuk kerja, kerja, kerja, dan kerja, father’s day adalah hadiah yang dinanti.
quality time bersama ayah |
Sekedar informasi spoiler saja, tanggal 19 November adalah hari lahirnya Destin juga. Kebayang dong bulat matanya mengetahui informasi ini. ;)
Jika dunia mengenal father’s day dan international Mens day, Indonesia mengenal Hari Ayah yang diperingati setiap tanggal 12 November.
Sejarah Hari Ayah di Indonesia cukup unik. Pencetusnya bukan para ayah, tetapi para perempuan Indonesia. Pada tanggal 12 November 2006 di Solo, Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) menggelar deklarasi Hari Ayah untuk pertama kalinya. Usai deklarasi, mereka mengirimkan piagam deklarasi kepada Presiden saat itu (SBY) dan kepada Bupati di 4 penjuru Indonesia. Peringatan ini kurang populer, seperti penggenap Hari Ibu. Saya harus mengingat hari ini dan mengenalkan pada anak-anak. Peringatan yang mungkin sangat biasa ini bagi sebagian orang akan dianggap mengada-ada. Setiap hari adalah hari ibu karena saya sayang ibu. Setiap hari adalah hari ayah karena saya sayang ayah, begitu kira-kira pendapat yang sering saya baca. Saya tidak meragukannya, sungguh. Dan saya hargai. Tentang kasih sayang, alhamdulillah keluarga kamii tidak kurang. tetapi memiliki hari khusus untuk dirayakan bersama dengan kegiatan khusus, rasanya seperti menikmati hidangan istimewa keluarga di hari kelahiran salah satu anggota keluarga. Pada momen ini, rasa syukur dan perhatian lebih sangat bernilai.
Jadi, selamat Hari Ayah bagi yang memperingatinya, dan selamat membaca bagi yang tidak memperingatinya.
Sebelum saya tutup, saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk suami saya sekaligus ayahnya anak-anak. Doa kami yang terbaik semoga terkabul. Kami bahagia menjadi bagian dari hidupmu selama 12 tahun pernikahan kita. We love you
23 Komentar
aku baru tau hari ayah ada sejarahnya dari sini mba. kirain cuma ikut ikutan luar negri. hehehe
BalasHapusJustru para ibu yg membuatnya, Mbak.
HapusYaah, tentang hari2 itu, ternyata banyak pro-kontra ya, Mbak. Begitu pun tentang hari lahir. Pdhl tidak ada hubungannya dengan ibadah. Yah, tiap orang beda2.
BalasHapusSeru juga tuh, hari lahir Destin bertepatan dengan International Men's Day. :)
Iya Mbak, sekarang pro kontra gampang dicipta. Padahal jika mau dikembalikan ke asal, kan hak pribadi yang tak perlu dirisaukan, apalagi didramakan
HapusSelamat hari Ayah. saya baru tau setelah baca postingan ini
BalasHapusSelamat hari ayah pada tanggal 12 november nanti....
HapusSelamat hari Ayah. saya baru tau setelah baca postingan ini
BalasHapusHari Ayah nampaknya belum sepopuler Har Ibu ya Mba...
BalasHapusIya Mbak, masih baru pula. tahun ini yang ke 10
HapusAduh mba, paragraf terakhir itu bikin meleleh :')
BalasHapusSemoga sekeluarga sehat dan diberkahi selalu ya, Mbak..
Aamiin....
HapusSemua selalu kembali ke semula, Mbak, yaitu keluarga
Makasih mba susi, jadi tahu sejarah hari ayah.
BalasHapusSemoga langgeng mbak.
Aamiin ya rabbal alamiin... terima kasih mbak Ety
HapusBinbin unyuuuuu
BalasHapusdestin mesti jingkrak2 hr ayah podo tgl lahire. Dan slamat ulang tahun buat mas Indraaa. Dr dolo sampe skrg suka gondrong hihih
Itu sudah jadi semacam ID
Hapusjadi terharu..ternyata hari ayah idenya berasal dari ibu-ibu PPIP..
BalasHapuskeep happy blogging always..salam dari Makassar – Banjarbaru :-)
Begitulah Mas, asal sejarahnya
HapusApa tidak seharusnya diposting pas tanggal 12 November ya?
BalasHapusHehe... masalah waktu, kembali ke penulisnya. Artikel ini sudah mengendap 1 bulan. akhirnya keluar bertepatan dengan ultah ayahnya anak-anak
Hapusharus diingat nih hari ayah, aku juga baru tahu mbak
BalasHapusIya Mbak, siapin hari khusus untuk Ayah dan ajak Cal-Vin membuat a very spesial day untuk ayah mereka dihari itu
Hapusini dia yang selalu kangen sama blognya teh susi, informatif. follow blognya teteh susi ah biar makin pintar.
BalasHapusHhahaaa ada ya? Untung suamiku nggak tahu. Ups!
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)