Memasak batang pohon kelapa? Apa di pasar tidak ada penjual sayur lagi? Ada dong.... sayur di pasar tetap melimpah. Apa saja ada, dari yang unik sampai sayur yang lazim ditemukan. Kalau di pasar dekat rumah saya, ada sayur-mayur unik yang bisa ditemukan sesuai musim seperti sayur latoh dan sayur buah jambu mete. 2 sayur ini mungkin tidak ada di sembarang kota.
Ternyata, sayur pohon kelapa itu gurih sekali. Dan yang tak kalah mengejutkan, jadi menu wajib walimah di beberapa suku di Indonesia! Wow.. surprise sekali. Di Belitung, sayur ini disebut umbut kelapa, di suku Sasak, sayur ini disebut Pudak dan yang memasak harus para laki-laki. Surprise kan? Kalau mau mendata beneran, di suku-suku lain di Indonesia juga ada nama dan kekhasannya masing-masing.
Awal ceritanya gini....
Kemarin saya sekeluarga silaturrahmi ke rumah mas sulungnya mas Indra yang bernama mas Eko. Ketika di sana, sang istri berkata, sudah lama ingin menebang pohon kelapa hijau yang ada di depan rumahnya. Katanya untuk menjemur baju nanti. Suami saya kalo pekerjaan yang seperti ini sih sregep saja dan eksekusi pohon kelapa pun dimulai.
Ketika pohon sudah ditebang, ada calon daun yang sangat muda dan empuk. Mas Eko nyicip sedikit, ternyata manis. Dari gurauan jaman ujian Pecinta Alam hingga makanan unik, tiba-tiba semua sepakat untuk memasak bagian yang empuk dan ternyata gurih-manis itu. So.. mulailah sesi memasaknya.
Sayur daun kelapa dipotong kecil-kecil. Empuk banget. Beberapa kali nyicip sambil mengiris. Hehe... ada rasa degannya. Selesai diiris kecil-kecil, sayur direbus 1 kali didih. Kok direbus? Karena waktu itu kami bahkan tidak yakin jika sayur ini bisa dimasak dan bagaimana caranya. Hehe... jadi perlakuannya sama seperti memasak sayur rebung untuk kehati-hatian saja. Air didihannya dibuang ya.
Sayur pohon kelapa ini sangat empuk, jadi tak perlu lama memasaknya. Setelah direbus 1 kali didih dan ditiriskan, bumbu opor dan santan langsung dimasukkan dan dimasak sebentar. Agar lebih enak, diberi "BOM" berupa cabe rawit utuh. Byuh... khas banget ya.. kalo penyuka pedas seperti kami.
Itulah cerita saya tentang "Memasak Opor Batang Pohon Kelapa Muda" yang merupakan pengalaman pertama saya. Ini adalah bagian pertama dari cerita liburan ke Wangon 2014 kami sekeluarga (padahal tahun 2014 ini kami sudah 2x liburan ke Wangon. Heuheu... ketahuan deh malas menulisnya... Masih layak menyebut diri sebagai blogger tidak sih?)
Ternyata, sayur pohon kelapa itu gurih sekali. Dan yang tak kalah mengejutkan, jadi menu wajib walimah di beberapa suku di Indonesia! Wow.. surprise sekali. Di Belitung, sayur ini disebut umbut kelapa, di suku Sasak, sayur ini disebut Pudak dan yang memasak harus para laki-laki. Surprise kan? Kalau mau mendata beneran, di suku-suku lain di Indonesia juga ada nama dan kekhasannya masing-masing.
Awal ceritanya gini....
Kemarin saya sekeluarga silaturrahmi ke rumah mas sulungnya mas Indra yang bernama mas Eko. Ketika di sana, sang istri berkata, sudah lama ingin menebang pohon kelapa hijau yang ada di depan rumahnya. Katanya untuk menjemur baju nanti. Suami saya kalo pekerjaan yang seperti ini sih sregep saja dan eksekusi pohon kelapa pun dimulai.
Ketika pohon sudah ditebang, ada calon daun yang sangat muda dan empuk. Mas Eko nyicip sedikit, ternyata manis. Dari gurauan jaman ujian Pecinta Alam hingga makanan unik, tiba-tiba semua sepakat untuk memasak bagian yang empuk dan ternyata gurih-manis itu. So.. mulailah sesi memasaknya.
Sayur daun kelapa dipotong kecil-kecil. Empuk banget. Beberapa kali nyicip sambil mengiris. Hehe... ada rasa degannya. Selesai diiris kecil-kecil, sayur direbus 1 kali didih. Kok direbus? Karena waktu itu kami bahkan tidak yakin jika sayur ini bisa dimasak dan bagaimana caranya. Hehe... jadi perlakuannya sama seperti memasak sayur rebung untuk kehati-hatian saja. Air didihannya dibuang ya.
Sayur pohon kelapa ini sangat empuk, jadi tak perlu lama memasaknya. Setelah direbus 1 kali didih dan ditiriskan, bumbu opor dan santan langsung dimasukkan dan dimasak sebentar. Agar lebih enak, diberi "BOM" berupa cabe rawit utuh. Byuh... khas banget ya.. kalo penyuka pedas seperti kami.
Itulah cerita saya tentang "Memasak Opor Batang Pohon Kelapa Muda" yang merupakan pengalaman pertama saya. Ini adalah bagian pertama dari cerita liburan ke Wangon 2014 kami sekeluarga (padahal tahun 2014 ini kami sudah 2x liburan ke Wangon. Heuheu... ketahuan deh malas menulisnya... Masih layak menyebut diri sebagai blogger tidak sih?)
16 Komentar
Baru tahu Mak sayur ginian.
BalasHapusJadi pengen :)
Ayo masak Mak.
HapusHeeeeehhhh??? baru tahu klo batang pohon kelapa muda bisa dibikin sayur? jadi penasaran rasanya gimana :D
BalasHapusRasanya enak sekali mas. ada sensasi makan dehan dimulut. rasanya pun lembut dilidah.
HapusKlo ditempatku gak perlu direbus dulu, bisa langsung dimasak setelah santan setengah matang. jadi matengnya bareng.
BalasHapusenak banget, aku suka daun yg muda, krenyes2 klo dimakan.
umbutnya itu emang manis banget.
makanan ini bisa dibilang langka, krn masaknya emg ada klo pas hajatan (nikahan dll) klo sengaja masak yo susah :D
musti nebang pohon kelapa dulu..hihi
unik banget memang negara kita ini ya mbak.
aku jadi pengen makan gulai umbut nih
Waktu itu direbus dulu karena tidak tahu cara memasaknya, Melly.
Hapusterima kasih banget ya penjelasan rincinya.
#peluk
di tempatku juga ada mbak, nenek sering bikin masakan ini, kalau di tempat saya , saya lupa apa namanya tapi memang enak :)
BalasHapusHihi... iya enak. ternyata cukup banyak yang mengkonsumsinya ya mbak
Hapusaku baru tahu mbak kalau batang pohon kelapa muda bisa dijadikan masakan.
BalasHapusAku juga baru tahu mbak. hihi
HapusTernyata batangnya bisa di masak juga ya mbak... manfaat pohon kelapa jadi semakin bertambah. Mantaap :)
BalasHapuswih enaknya langsung ngambil dikebun dan tentunya masih segar bener2 alami mah nih makanannya mak susi :)
BalasHapusWaah jadi pengen nyicip. Tapi ribet juga ngerjainnya ya Mak :D
BalasHapusWeh weh weh baru tau batang pohon kelapa bisa jd opor . . yg saya pernah tau cuma batang bambu jd sayur hehe
BalasHapusjd pengen nyicip euy
Bisa gak nih bu Susi masakannya diekstrak dalam bentuk file ZIP lalu kirim lewat email?
BalasHapusWah... ternyata dasar pohon kelapa bisa di pakai ya? :)
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)