Tanggal 19 November 2014 kemarin si sulung saya berusia 10 tahun. Sebagai hadiah, kami memberi 3 opsi: makan di pantai, makan di KFC, atau bermain di kemeriahan malam alun-alun Jepara. Ia memilih makan di KFC saja. Maka, sore itu kami berempat pergi KFC. Kami memang sudah lama sekali tidak mengajak anak-anak ke sana. Saya menganggap wajar jika mengeluarkan budget lebih banyak untuk memberinya kenangan indah.
Ketika di KFC ini, saya memfoto tingkah polah si sulung dan si bungsu. Saya biasa menyingkat nama mereka dengan DnB Susindra (Destin & Binbin Susindra). Saat itulah, saya sulit sekali menahan tawa. Saya menyadari, ternyata setiap anak akan mendeskripsikan sendiri cara tersenyum di depan kamera di usia tertentu. Saya terpingkal-pingkal memegang perut melihat ekspresi memanyunkan bibir ala Binbin yang ia artikan sebagai senyum. Mungkin tanpa sadar ia lakukan karena sering diolok-olok neneknya jika tersenyum memperlihatkan gigi.
Destin si sulung, pada usianya juga memiliki cara tersenyum kanak-kanak yang menurut saya sangat lucu. Sebagian besar tawa saya di sore itu adalah karena membandingkan keduanya. Destin mengartikan senyum dengan menarik semua sudut bibir dan memperlihatkan deretan gigi putih-rajin hingga membentuk seringai lucu. Sayang saya tak punya lagi foto-foto keluarga selain di tahun 2014. Pengen nangis jika ingat begitu banyak kenangan hilang.Tapi beruntung... saya masih punya fotonya yang terlihat manis.
Bicara tentang cara senyum DnB Susindra yang lucu ini, saya jadi teringat dengan GA-nya mbak Irowati yang bertema masa kanak-kanak. Kebetulan sekali hari ini saya menemukan sebuah rekaman pembicaraan saya dengan Destin di usia 3 tahun. Destin Balita termasuk sangat-sangat cerewet. Berkali-kali kami ke Semarang naik mobil dengan bantuan teman sebagai sopir, dan mereka merasakan yang namanya ditemani ngobrol anak-anak selama perjalanan Jepara-Semarang. Ada saja yang ia tanyakan. Contohnya ketika ada mobil menyalip. Ia akan mengucapkan seruan terkejut lalu bertanya, "Siapa namanya? Rumahnya mana? Anaknya berapa? Ada yang sudah PAUD? Kenapa dia menyalip? Urusan penting apa? Urusan kita tidak penting? Lebih penting urusan kita? Urusannya apa? Kok tidak tahu? Kenapa kita tidak kencang? ....." semua jawaban yang ia terima akan dibalik menjadi pertanyaan. Percakapan seperti ini akan berlangsung sampai ia tertidur. Lelah berbicara? Entahlah... karena kami pernah melakukan perjalanan Jepara-Malang dengan jarak 10 jam perjalanan dan ia terus saja berbicara atau sekedar bernyanyi sendiri. Saya dan suami harus berpura-pura tidur agar terbebas dari menjawab aneka pertanyaan.
Memiliki anak yang cerewet seperti Destin memberikan saya kesadaran agar tidak berhenti membaca. Karena saya tidak hendak menjawab asal-asalan ketika ditanya. Maka saya pun mulai membuat kliping pengetahuan. Saya mencari bahan di internet dan mengeprint-nya. Saya sudah habis 3 rim HVS F4. Karena sering pindah2 rumah, sebagian kardus-kardus berisi buku masi saya titipkan di rumah mbakyu yang lebih lega. Saat itu saya memang belum mengenal blog. Karena blog pertama saya buat ketika Destin berusia 5 tahun. Aktivitas membuat kliping saya hentikan sejak menjadi blogger aktif di tahun 2009. Saya termasuk beruntung karena mempunyai hobi membaca dan menulis sehingga bisa menjadi blogger. Tak dinyana, kesukaan saya ternyata membuat saya seperti sekarang ini.
Di usia ke 10 tahun, Destin masih menjadi anak yang cerewet jika bertanya. Setiap mendapat ilmu baru, ia akan bercerita dan bertanya ulang versi saya. Saya bahagia masih menjadi orang pertama yang ia percayai jika berubungan dengan ilmu pengetahuan. Ia masih sering bercerita tentang apa yang ia pelajari di sekolah. Di usia SD, ia sudah memiliki teman bermain yang akrab dan mulai sering berdiskusi bersama teman. Apalagi ia sudah akrab dengan google. Porsi bertanyanya sudah berkurang. Jika dahulu ilmu saya masih sanggup menjawab semua, sekarang saya sering mengajaknya bertanya pada wikipedia saja. Iya, saya langsung memintanya mencari jawaban di wikipedia Indonesia karena gambar google kadang berisi gambar yang tak senonoh. Di wikipedia, jawaban juga lebih fokus. Contohnya ketika ia bertanya tentang kelabang atau lipan. Di rumah kadang ada kelabang masuk dan ia penasaran berapa jumlah kaki kelabang. Jawaban yang ngawur adalah "hitung saja sendiri" atau "100 kali ya...". Tapi tidaaak... sejak batita saya selalu menjawab pertanyaan anak secara cerdas agar ia semakin penasaran. Na... Wikipedia ini sangat membantu kita menjawab pertanyaan anak. Yang jelas, saya bisa sedikit lega dari kewajiban menjawab semua detail pertanyaannya. Ahh.. memang usia akan mengubah seseorang ya....
Si sulung Destin bulan ini berusia 10 tahun |
Destin si sulung, pada usianya juga memiliki cara tersenyum kanak-kanak yang menurut saya sangat lucu. Sebagian besar tawa saya di sore itu adalah karena membandingkan keduanya. Destin mengartikan senyum dengan menarik semua sudut bibir dan memperlihatkan deretan gigi putih-rajin hingga membentuk seringai lucu. Sayang saya tak punya lagi foto-foto keluarga selain di tahun 2014. Pengen nangis jika ingat begitu banyak kenangan hilang.Tapi beruntung... saya masih punya fotonya yang terlihat manis.
Bicara tentang cara senyum DnB Susindra yang lucu ini, saya jadi teringat dengan GA-nya mbak Irowati yang bertema masa kanak-kanak. Kebetulan sekali hari ini saya menemukan sebuah rekaman pembicaraan saya dengan Destin di usia 3 tahun. Destin Balita termasuk sangat-sangat cerewet. Berkali-kali kami ke Semarang naik mobil dengan bantuan teman sebagai sopir, dan mereka merasakan yang namanya ditemani ngobrol anak-anak selama perjalanan Jepara-Semarang. Ada saja yang ia tanyakan. Contohnya ketika ada mobil menyalip. Ia akan mengucapkan seruan terkejut lalu bertanya, "Siapa namanya? Rumahnya mana? Anaknya berapa? Ada yang sudah PAUD? Kenapa dia menyalip? Urusan penting apa? Urusan kita tidak penting? Lebih penting urusan kita? Urusannya apa? Kok tidak tahu? Kenapa kita tidak kencang? ....." semua jawaban yang ia terima akan dibalik menjadi pertanyaan. Percakapan seperti ini akan berlangsung sampai ia tertidur. Lelah berbicara? Entahlah... karena kami pernah melakukan perjalanan Jepara-Malang dengan jarak 10 jam perjalanan dan ia terus saja berbicara atau sekedar bernyanyi sendiri. Saya dan suami harus berpura-pura tidur agar terbebas dari menjawab aneka pertanyaan.
Memiliki anak yang cerewet seperti Destin memberikan saya kesadaran agar tidak berhenti membaca. Karena saya tidak hendak menjawab asal-asalan ketika ditanya. Maka saya pun mulai membuat kliping pengetahuan. Saya mencari bahan di internet dan mengeprint-nya. Saya sudah habis 3 rim HVS F4. Karena sering pindah2 rumah, sebagian kardus-kardus berisi buku masi saya titipkan di rumah mbakyu yang lebih lega. Saat itu saya memang belum mengenal blog. Karena blog pertama saya buat ketika Destin berusia 5 tahun. Aktivitas membuat kliping saya hentikan sejak menjadi blogger aktif di tahun 2009. Saya termasuk beruntung karena mempunyai hobi membaca dan menulis sehingga bisa menjadi blogger. Tak dinyana, kesukaan saya ternyata membuat saya seperti sekarang ini.
Di usia ke 10 tahun, Destin masih menjadi anak yang cerewet jika bertanya. Setiap mendapat ilmu baru, ia akan bercerita dan bertanya ulang versi saya. Saya bahagia masih menjadi orang pertama yang ia percayai jika berubungan dengan ilmu pengetahuan. Ia masih sering bercerita tentang apa yang ia pelajari di sekolah. Di usia SD, ia sudah memiliki teman bermain yang akrab dan mulai sering berdiskusi bersama teman. Apalagi ia sudah akrab dengan google. Porsi bertanyanya sudah berkurang. Jika dahulu ilmu saya masih sanggup menjawab semua, sekarang saya sering mengajaknya bertanya pada wikipedia saja. Iya, saya langsung memintanya mencari jawaban di wikipedia Indonesia karena gambar google kadang berisi gambar yang tak senonoh. Di wikipedia, jawaban juga lebih fokus. Contohnya ketika ia bertanya tentang kelabang atau lipan. Di rumah kadang ada kelabang masuk dan ia penasaran berapa jumlah kaki kelabang. Jawaban yang ngawur adalah "hitung saja sendiri" atau "100 kali ya...". Tapi tidaaak... sejak batita saya selalu menjawab pertanyaan anak secara cerdas agar ia semakin penasaran. Na... Wikipedia ini sangat membantu kita menjawab pertanyaan anak. Yang jelas, saya bisa sedikit lega dari kewajiban menjawab semua detail pertanyaannya. Ahh.. memang usia akan mengubah seseorang ya....
12 Komentar
lucunya...wajah yg imut2 pula senang banget ya mengingat masa kecil buah hati :)
BalasHapuslucu banget sih mba... rambutnya keriting begitu... gemesss deh... :)
BalasHapusSalam kenal dari bintang kakak...
BalasHapusAku baru tau ttg GA ini. Sampe kapan ya? Btw... anak2ku juga mirip... persepsi mereka senyum pasa kamera beda2 caranya.... lucu kalau dikenang
BalasHapuspunya anak cerewet buat maknya terpacu banyak baca, banyak googling ya mbaa
BalasHapusitu pertanyaan pasti gak akan habis2, ya kan Mbak? hehehe
BalasHapusBertanya di wikipedia memang lebih aman ya daripada di google.. Setidaknya bisa mengatasi kecerewetannya..
BalasHapusBetul mak, sekarang ada internet kalau emaknya gatau jelajai internet ya. saya juga suka gitu. Zaidan suka nanya, mi anu bahasa inggrisnya apa? kalo gatau saya buka trans google
BalasHapusSaya juga mbak. hihi... google itu.. komplet...
HapusNaksir sm rambutnya abang destin, : )
BalasHapusWah cerewet tapi cerdas ya he he. Jadi inget ponakanku yang paling tua, sama-sama keriting & cerewet :D
BalasHapusRambut keritingnya lucuu ya mbak. Saya juga punya dua orang anak yang sama-sama cerewet ketika masih kecil. Kadang sampai bosan mendengar pertanyaan yang s menerus..tapi memang harus sabar menghadapinya ya mbak..:)
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)