"Kami tetapkan bahwa tanggal 1 Syawal 1434 Hijriyah bertepatan dengan hari Kamis 8 Agustus 2013 Masehi." Kata menteri Agama Suryadharma Ali di sidang isbat malam ini.
Mendengar keputusan ini saya merasa lega sekali sekaligus merinding. Dada saya berdesir antara nyeri tak rela dan bahagia menyambut Idul Fitri. Ketika seharian ini saya sibuk memberishkan rumah, menghabiskan sisa setrikaan dan memasak lontong serta menggoreng kacang, saya hanya berfikir otomatis dan taktis saja. Akan ada banyak tamu esok lebaran. Ada banyak hidangan kue kering yang harus disediakan. Dan hidangan ini menu yang akan membuat ibu bersedih jika tak tersedia. Saya lega, jerih payah saya hari ini berbuah manis. Namun saya menganggap wajar jika ada rasa bersalah ketika meninggalkan Ramadhan. Apalagi beberapa hari ini saya seperti diingatkan, "Bagamana jika ini Ramadhan terakhir saya? Berapa banyak yang saya siakan di bulan Ramadhan ini?" Semakin saya berinstropeksi, semakin saya kecewa. Ramadhan ini saya tak sebaik Ramadhan tahun lalu.
Cukuplah kiranya kesahku malam ini. Suara takbir menggetarkan hati. Rasa ini larut bersamanya meski terganggu suara petasan di dekat rumah dan bising ribuan kendaraan takbir keliling yang mengular di depan rumah. Hati saya merintih. Mereka yang berarak untuk takbir keliling lebih seperti karnaval motor dengan bising suara dangdut keras di banyak kendaraan. Tiba-tiba saya merindukan tradisi pawai oncor. Apalagi ketika membaca posting Idah, Ketika Gema Takbir Berkumandang. Sudah lama tradisi ini hilang. Seandainya masih ada... tentu senang hati kedua anakku. Sejak jam 8 tadi mereka sudah meringkuk di kamar dan tidur jam 9 malam. Siapa yang tega mengajak anak berkonvoi dengan motor agar menghirup polusi setebal itu? Saya harus segera beristirahat agar besok bisa memasak hidangan lebaran pukul 3 pagi sebelum semakin melanturkan diri.
Taqabbalallahu minna waminkum, shiyamana wa shiyamakum.
Semoga Allah menerima amalan aku dan kamu, puasaku dan puasamu
Ja alanallahu wa iyyakum minal aidzin wal faidzin
semoga Allah menjadikan kami dan anda sebagai orang-orang yang kembali dan beruntung
Maaf lahir batin ya....
3 Komentar
Minal aidzin wal faizin mbak.. sepurane yo misal aku megeli hihihi
BalasHapussemoga kita bisa bersua kembali dengan Ramadhan tahun depan nanti.. aamiin
Kami sekeluarga mengucapkan
BalasHapus"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1434 H".
Mohon maaf lahir dan bathin
Taqabbalallahu minna waminkum
Selamat Idul Fitri juga ya, Mbak.
BalasHapusMohon maaf lahir dan batin.
Sungguh.
Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)