Wanita tua itu tekun membuat kasur. Ia dikenal sebagai pembuat kasur terbaik di kampungnya. Dari kasur ia berhasil menghantar anaknya Bagus sebagai pegawai negeri di kota.
Berkali-kali Bagus membujuknya tinggal di kota. Bujukan terberat adalah ganteng-lucunya Binbin sang cucu. Badan gempal, celoteh lugu. Tak mudah diabaikan. Siapa yang mengerti keinginan terdalam hatinya?
Menanti nafas terakhir di rumah yang sama dengan sang
suami tercinta.
20 Komentar
Keinginan hati seorang ibu memang kadang tidak kita mengerti sebagai anak.
BalasHapusIya mbak. Kadang sulit dimengerti.
HapusSebagai anak dengan 5 ibu yang tergolong sepuh, saya harus mengakrabi keinginan terdalam mereka.
Yah setiap orang tua pasti ingin selalu bersama-sama anaknya tapi setiap orang tua juga ingin tetap di rumahnya, tempat semua kenangan bermula.
BalasHapusTulisan yg sangat menyentuh mbak ...
Tipikal para janda tua, ya...
HapusTerima kasih atas partisipasi sahabat
BalasHapusSegera dicatat sebagai peserta Kontes Unggulan;Enam Puluh Tiga
Salam hangat dari Surabaya
Alhamdulillah.... terima kasih pakde
Hapussedih ya mbk,jadi inget iklan itu di tv.... :(
BalasHapusMengalami ini, mbak Hanna? Sulit membujuk ibu?
Hapusloh itu mbahnya Binbin mbak?
BalasHapusBoten, uncle.
Hapusiseng memasukkan nama anak sendiri. :p
Selamat pagi sahabat tercinta,
BalasHapusDengan gembira saya sampaikan bahwa Anda menjadi salah satu blogger yang mendapat tali asih pada Kuis Tebak Nama Model di BlogCamp.
Terima kasih
Salam hangat dari Surabaya
alhamdulilllah... terima kasih pakde.
HapusIngat nenek di kampung. Tidak mau diajak tinggal bersama karena tidak mau meningggalkan kampung halaman.
BalasHapusBegitulah, mbak.
HapusTak jauh beda dari ibuku.
Paling nyaman ya tinggal bersama suami tercinta dan ditemani cucu2. . .
BalasHapusTetaplah semangat, Mbah. .
Itu harapan setiap orang, Idah. :)
Hapusgood luck ya mbak, aku belum buat udah mepet ya :)
BalasHapusiya, mbak. buruan. terakhir besok loh.
Hapussedih, jd inget haji muhidin yg punya cucu si habibi dan ditinggal istrinya.
BalasHapusJangan sedih..... biarlah kesedihan itu milik haji Muhidin saja. :)
HapusKita bicarain sinetron kan ya?
Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)