Membaca posting mbak Lidya tentang Cal-Vin membuatku pengen menulis juga tentang DnB-ku yang tak kalah ganteng. Jangan protes loh ya… blog saya sendiri, tulisan saya sendiri pula. Haha… So... di siangyang cerah, hari kedua di Purwokerto, saya kembali berceloteh.
Saya punya 2 anak laki-laki ganteng versi saya, bernama Destin (8 tahun) dan Binbin (4 tahun) yang menurut saya termasuk anak yang bisa dibanggakan sifatnya. Setidaknya,saya merasa tak sia-sia pengorbanan karier saya demi membentuk karakter mereka. Bagi saya, anak sholeh adalah warisan utama dunia akherat saya, dan anak sholeh harus dibentuk dan diasah.
Secara fisik, Destin sangat mirip dengan saya. Kutilang hitam yang sangat peka. Dia mudah sedih namun mudah bahagia. Mudah sanjung puji dan semua pujiannya pada saya selalu bermakna sama; mama terbaik sedunia, koki terbaik sedunia, dan wanita nomor satu. sanjung-puji semacam ini sering ia lontarkan jika bahagia atau merasa puas dengan apa yang saya beri. Sepotong ayam goreng saja bisa membuatku menjadi koki terbaik dan mendapat cium di pipi kanan kiri. Haha….
Adiknya bernama Bintang, namun lebih dikenal dengan nama Binbin. Anaknya bagai penjelmaan masa kecil papanya. Sangat-sangat mirip. Sangat aktif pula. Mudah sedih, mudah bahagia. Anak ini benar-benar polos utuk ukuran anak TK sekarang. Tiap kali ia menangis, obatnya sangat sederhana, hanya peluk cium atau bepura2 hilang (karena tiap menangis selalu menutup mata dengan tangan atau guling. Hanya mengatakan, “Loh, Binbin hilang… kemana ya….” Dan tangisnya sontak berhenti. Ia akan menjawab, “Binbin di sini, ma…”.
Pertumbuhan dan perkembangan mereka termasuk normal karena saya selalu belajar dari pola asuh mereka yang saya anggap berhasil. Seperti pola makan, toilet training, dan kebutuhan yang harus dicapai anak. Alhamdulillah.
Kok tiba-tiba pengen cerita tentang anak, ya? Karenaaaa.... saya pengen cerita tentang hobi baru mereka. Bersepeda! Ah tidak, lebih tepatnya MBOLANG. Yep, 2 anakku sekarang suka melakukan aktivitas sebagai bolang. Mereka berdua sering bersepeda kemana saja. Khusus yang ini, meski mereka sangat akur, tetapi arah bolang mereka berbeda.
Destin kelas 2 SD. Sudah punya teman bermain dan bersepeda sendiri. Ada yang sekelas, ada yang kelas 6 SD. Mereka sering bersepeda ke pantai Kartini, ke dermaga, atau ke alun-alun kota. Saya mencoba tidak khawatir dan membekalinya dengan do'a dan keyakinan saja. Sepanjang saya kenal temannya, dan mereka tidak membuat keonaran di suatu tempat.
Binbin masih 4 tahun. Masih TK kecil, jadi arah bersepedanya ke gang belakang rumah dan sekitarnya. Sebuah jeweran telinga atau hardik (lembut, ya...) akan ia terima jika lewat jalan depan rumah. Sekedar tahu bahwa apa yang ia lakukan tidak saya ijinkan. Nah, kebanyakan teman Binbin memang anak pantai, jadi di belakang rumah ia agak bebas bermain di pantai nelayan. Ada banyak mata mengawasi Binbin dan teman-temannya. Kebetulan pula ada nenek di gang belakang. Jadi masih aman. Aktivitas bolang mereka di mulai sepulang sekolah sampai jam 12 atau 1 siang. Selepas makan siang Destin harus sekolah siang, dan Binbin harus istirahat siang. Sore mereka harus sudah tenang di rumah. Tak jarang, Binbin mblurut atau menghilang ke gang belakang dengan sepeda kesayangannya yang sudah mulai rusak sana-sini. Nah, yang bikin sebel, sih, beberapa kali Binbin hilang di pagi hari dan terlambat masuk TK. Oalaaaah... gitu toh rasanya jadi ibu si bolang?
17 Komentar
Destin ajari pascal naik sepeda dong :) salah aku nih jarang ngajak main diluar soalnya banyak motor mobil mbak, paling main sepeda diteras.
BalasHapussayang banget ya aku belum pernah ketemu destin & binbin
proses belajar sepedanya hanya 30 menit kok mbak. setelah itu hanya boleh di teras saudara. 2 minggu kemudian baru di lepas. dengan pengawasan tentunya, karena depan rumah jalan bis dan rame, jadi binbin benar2 ga boleh. setelah destin diajari etika bersepeda di jalan, baru bisa dilepas. kuncinya sih sekolah dekat rumah agar teman2nya bisa gantian dolan.
BalasHapusSore, honey... sehat selalu ya, say....
BalasHapusSampai saat ini saya masih belum menginjinkan Fauzan berseped ke jalan raya, paling cuma muter2 sepanjang gang.
BalasHapusSatu hari saya suruh dia ke warung yg pinggir jalan, saya pikir dia naik sepeda melewati jalan memotong yg ngga menyusuri jalan raya., makanya saya cuek aja. Eh, gak taunya udah beberapa kali dia menysuri jalan raya kalo ke warung. Haduh, emaknya yg terlalu parno, padahal anaknya udah bisa berhati2.
Ah, kalau dekat kayaknya bisa sepedahan bareng Destin ya, seumuran soalnya.
Awalnya parno juga, mbak. kalo ke sekolah siang bersepeda, saya sebrangkan dulu sambil membiasakan cara menyeberang yg baik. kemudian saya pantau saja. lama2 dia minta ijin bersepeda dengan teman. yah, agar temannya banyak, saya ijinkan. bergantian teman2nya main ke rumah dan makan siang di rumah. jadi belajar bersosialisasi juga.
BalasHapusBinbin juga gitu. sering teman bolangnya main. bisa sampai 6! semua teman TK. hihi... saya ka hafal karena sekolah TK-nya saya tungguin.
lha mbok tadinya aku di ajak ke PWT mbakkk
BalasHapuske purwokertonya dadakan, say
Hapusemank mirip banget tuh sama om mbak susindra kok harapannya dikit anak cukup utk 2 anak yah kalau ane sih banyak anak deh yang penting bisa disekolahkan semuanya untuk banyak anak
BalasHapusSUbhanallah ... anak2 yang ganteng - emang ganteng, mbak dan cerdas. Lucu ya, bisa pake jurus "menghilang" hehehe
BalasHapustoss ah sm Keke & Nai lagi seneng sepedahan. Apalagi Keke suka rada jauh mainnya
BalasHapusdan hujan2an ya mbak... hehe
Hapushanya bisa tertawa jika Binbin mbolang pagi2. anak TK ga bisa dimarahin.
BalasHapusjd inget 2 kponakanku, sukanya main mulu hihi
BalasHapusmengembalikan masa kejayaan anak: bermain.
Hapusanak belajar dan bekembang dengan pemainan juga loh.
kapan ya aku punya anak :o
BalasHapuswaaah kaosnya angry bird yaa
BalasHapuskeduanya sama sama ganteng kok
setara dengan pascal dan alvin yaa, hehehee
mbolangnya jgn sampai bolos sekolah dong he he
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)