Setiap hari, stasiun TV di Indonesia menayangkan aneka berita yang terjadi di Indonesia. Semua berita berlomba menayangkan berita up to date. Ironis sekali, berita yang ditayangkan lebih banyak negatif daripada positif. Pencitraan Indonesia sebagai Negara yang agamis, ramah dan bersahabat tenggelam oleh berita tingginya angka korupsi dan pelanggaran hokum, anarkhis dan intoleransi agama, serta maraknya angka kriminalitas. Muka Indonesia-ku setiap hari ditimpuk oleh keburukan segelintir warganya dan diperbesar oleh berita di media cetak-elektronik.
Miris sekali pencitraan buruk Indonesia direspon beragam oleh warganya. Setidaknya cermin itu terlihat jelas dari pendapat masyarakat Indonesia di media sosial yang mudah ditemukan. Pro-kontra memang harus ada, tetapi rasanya dunia tidak selalu tentang debat kusir yang membutuhkan oposisi. Seperti setiap kali membaca komentar-komentar di berita Yahoo setiap hari yang memang atraktif dan responsif. Komentar-komentar yang diberikan mewakili citra diri para penulisnya. Seperti inikah warga negara Indonesia sekarang? Semakin banyak kemunduran sosial budaya dan karakter yang memprihatinkan. Sebuah indikasi bahwa karakter bangsa Indonesia telah bergeser cukup jauh.
Berkali-kali saya dikejutkan oleh nasionalisme remaja-pemuda Indonesia yang perlu dipertanyakan. Berita yang berkaitan dengan Justin Beiber dan beliebers-nya, perdebatan seru tentang Lady Gaga dan little monster-nya, kepanikan masal setiap kali ujian nasional, fenomena operasi kecantikan para remaja Indonesia karena meniru para K-Pop, dan masih banyak sekali. Harapan bangsa Indonesia, generasi Indonesia yang semakin labil-ababil dan dipermainkan globalisasi.
Saya mempunyai harapan besar di bidang pendidikan saat ini. Ya! Mulai tahun ajaran 2011, anak-anak kita mendapat sisipan Pendidikan Karakter bangsa dan budaya agar mereka tidak terombang-ambing globalisasi dunia. Ada 18 nilai pendidikan karakter yang semoga dapat merubah wajah anak-anak muda Indonesia, yaitu:
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Semua nilai-nilai di atas akan terpatri dengan bantuan alat-alat pendidikan yang bermutu, guru dan pelaku pendidikan yang berdedikasi, serta orang tua yang berperan aktif. Selamat berjuang para guru dan orang tua. Dipundak kalian, masa depan Indonesia ikut dipertaruhkan. Mari Bangkit Indonesiaku! Menuju negeri yang lebih baik.
Jayalah Indonesiaku! Bangkit negaraku! Kami mencintaimu.
Artikel ini diikutsertakan pada kontes Unggulan Indonesia Bangkit di Blogcamp.
13 Komentar
padahal nilai2 tersebut udah diajar sejak kurikulum sebelum2nya, CBSA, dll, eh tapi kok gaungnya baru kedengeran setelah KTSP berlaku ya. istilah baru berarti proyek baru, ckckck
BalasHapusSaya telah membaca dengan seksama artikel diatas.
BalasHapusAkan segera saya daftar
Terima kasih atas partisipasi sahabat
Salam hangat dari Surabaya
@rusydi hikmawan: Semoga program ini lebih berhasil daripada sebelumnya ya.
BalasHapus@Shohibul Kontes Indonesia Bangkit: Terima kasih pakde.
BalasHapusPendidikan berkarakter yang kita rindukan bersama ya Mbak Susi :)
BalasHapusSemoga bangkit Indonesia yang kita cintai :)
Waaaah, Bunda?
BalasHapusbenar-benar membangkitkan. .. ;)
karakter diatas memang perlu dibangkitkan bunda. . . ;)
sepertinya berita yang disajikan oleh stasiun tertentu sudah "latah" ya, Bunda? :)
Yah bener, religius nmr 1. Tapi jangan jadi fanatik buta sehingga menjadi teroris.. :)
BalasHapusSy udah beberapa bulan ini puasa media mbak.. terutama tv2 lokal.. Udah sangat jarang sy nonton tv.. Apalagi yg terlalu berlebihan.. Sy berpikir tv itu hiburan rakyat termurah yg banyak di tonton masyarakat harusnya televisi termasuk yg menjadi tonggak terdepan utk ikut menciptakan karakter positif bagi masyarakat.. Tp krn yg sy rasakan makin lama malah makin lebay jadinya sy cape hati sendiri & akhirnya puasa media aja lah...
BalasHapuspiye kabare jeng?
BalasHapuswah udah lama banget ga kesini..
sehat toh anak-anak?
OOT banget ya..hehehe
halo mbak apa kabar? maaf baru bisa BW lagi tapi belum aku baca nih postingannya :)
BalasHapusasal jangan jujur terus AJOR mbak :D
BalasHapussukses dengan lombanya.. !
BalasHapussemoga itu bukan hanya sekedar harapan.. :D
Artikel bagus niey mbak....
BalasHapusAyo bangkitlah Indonesiaku....
Terima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)