Saya, wanita dengan pikiran yang sangat kompleks. Sangat sulit memahami saya dan apa yang ada di pikiran saya. Banyak orang yang cenderung berpikiran berbeda dengan saya dan salah menebak watak asli saya. Tanpa bermaksud menyombongkan diri, tetapi semua itu karena latar belakang saya yang unik. "Kita unik (baca= istimewa) dengan cara kita masing-masing." Apa keistimewaan saya?
Saya dan dua cahaya utama; matahari bocah dan bintang kecil |
Saya lahir di dunia ini mendahului saudari kembar saya dan langsung diadopsi keluarga poligami di Jepara. Itulah sebabnya saya menerima perbedaan pandangan dan pendapat dengan lebih terbuka. Karena saya belajar... berdamai dengan kondisi keluarga besar yang bukan keluarga kandung saya. Saya memiliki banyak ibu; ibu angkat, ibu kandung, ibu tiri, ibu persusuan, dan ibu karena jodoh mempertemukan saya di suatu masa. Saya memiliki banyak sekali saudara; saudara angkat, tiri, sepesusuan, saudara kandung, dan saudara sesama muslim. Almarhum bapak angkat saya termasuk tukmis dan mudah nikah-cerai. Ibu angkat saya bukan hanya nerimo nasib, tetapi malah menjadi pemimpin para madunya. Tiap lebaran kupat (bodho Kupat) atau musim mremo rumah saya ramai dengan para ibu tiri yang berjualan nasi & pecel bersama ibu. Sulit mencari wanita setangguh ibu.
Keluarga yang kompleks membuat saya juga menjadi pribadi yang berpikiran kompleks. Saya tak mudah membenci orang atau menghujatnya sehingga ketika sahabat lain menghujat artis seperti Dani atau Krisdayanti, saya masih nyaman. Karena saya tahu, semua orang memiliki sisi baik dan buruk, dan semua itu adalah pilihan sadar mereka sendiri. Don't judge books by its cover (CMIW) mungkin pepatah yang bisa dipakai, tetapi saya lebih nyaman menggunakan pepatah, "Jangan lihat siapa yang berbicara, tetapi lihat apa yang dibicarakannya."
Keluarga yang kompleks membuat saya juga menjadi pribadi yang berpikiran kompleks. Saya tak mudah membenci orang atau menghujatnya sehingga ketika sahabat lain menghujat artis seperti Dani atau Krisdayanti, saya masih nyaman. Karena saya tahu, semua orang memiliki sisi baik dan buruk, dan semua itu adalah pilihan sadar mereka sendiri. Don't judge books by its cover (CMIW) mungkin pepatah yang bisa dipakai, tetapi saya lebih nyaman menggunakan pepatah, "Jangan lihat siapa yang berbicara, tetapi lihat apa yang dibicarakannya."
Apakah ini edisi galau? TIDAK. Saya ingin membangun citra baru di blog ini dengan menampilkan siapa saya sebenarnya, dan mengapa saya berpandangan seperti itu. Diary rumah Susindra, sesuai rencana telah saya pindah ke rumah sebelah dengan tajuk Keluarga Susindra Jepara. Dan blog ini akan menjadi blog pencarian jatidiri saya. Saya akan menyuarakan apa pendapat saya. Seperti quote mbak @Ayankmira yang menyatakan, "Tetaplah Menulis Maka Kamu akan Tau Siapa Dirimu". Dan saya mengganti nama blog ini menjadi Free... My Mind: Inilah saya... Susi Susindra yang sesungguhnya.
7 Komentar
Sip deh mbak Sus.. sebelum tidur saya dukung tekad sampean deh..
BalasHapusFree Your Mind mbak.. #emboh artine opo hihihi
salam buat dua jagoan ganteng itu ya
bagus mba...
BalasHapusnamun untuk bs m'aplikasikan sikap "Jangan lihat siapa yang berbicara, tetapi lihat apa yang dibicarakannya." spertinya tidak mudah yaa...kadang masyarakat kita cenderung bersikap subjektif.
contohnya sj aa'gym..ketika dia memutuskan unt berpoligami,byk jamaahnya yg kebanyakan perempuan pd kabur ogah dengerin tauziyah'a lg...hihihi.
slm knl mba susi ^_^
blognya berganti konsep ya mba sekarang ^_____^
BalasHapusSemakin banyak sodara semakin banyak cermin buat diri kita sendiri ya mam :D
BalasHapusSaya senang membaca tulisan ini, tapi saya tidak tahu apa alasannya. Senang saja, enjoy. Dan semakin mengenal Mbak Susindra yang ternyata punya kembaran.
BalasHapusmendukung niat mbak susi untuk merubah blog ini...ditunggu postingan selanjutnya...jd tau mbak susi yg sebenarnya....
BalasHapussalam kenal mbak ;d
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)