18 Juli 2011 lalu, kami keluarga Susindra mendapat kehormatan "memandu" seorang sahabat blogger cantik yang mendapat tugas penelitian di Sayung Demak, mbak Hilsya. Ini adalah kopdar pertama kami setelah bercengkrama di blog, ym, maupun surat. Setelah beberapa kali mengubah lokasi pertemuan (karena Binbin tertidur), akhirnya kami sepakat bertemu di museum Kartini Jepara. Kami masuk ke dalam museum dengan membayar tiket Rp 3000/orang.
Ini adalah kali pertama saya berkunjung kembali setelah bertahun-tahun. Dan pertanyaan pertama saya pada penjaga tiket adalah, "Apakah tulang Joko Tuwo masih ada?" Ternyata masih ada.
Jaman saya SD dulu, fosil ikan Joko Tuwo diletakkan di dekat pintu masuk gedung K. Ikan itu sungguh sangat besar. Panjang ikan ini 16 meter, lebar 4 meter, tinggi 2 meter, berat 6 ton, dan berusia 220 tahun ketika ditemukan pada pertengahan bulan April 1989 di Kepulauan Karimun Jawa. Ikan Joko Tuwo ini adalah jenis ikan Paus Gajah yang memiliki belalai.
Museum Kartini Jepara diresmikan pertama kali pada tanggal 21 April 1977. Terletak di lokasi yang sangat stategis yaitu di Jalan Alun-Alun 1 sebelah barat daya Pendopo Kabupaten Jepara, sebelah selatan Alun-alun Jepara, sebelah timur kantor pusat pemerintahan Jepara, sebelah utara SCJ (shopping center Jepara), dan sebelah barat Kodim Jepara. Museum Kartini berdiri di area seluas 5210 m2 dengan luas bangunan 890 meter.
Jika dilihat dari atas, bangunan museum Kartini yang terdiri atas 3 bangunan utama berbentuk huruf K, T, dan N. Di bangunan K berisi koleksi peninggalan RA Kartini dan kakaknya RMP Sosrokartono (kakak Kartini) yang terkenal dengan julukan "dokter air putih" karena menyembuhkan pasien menggunakan air putih dan tulisan alif.
Museum Kartini buka setiap hari termasuk hari libur dengan htm hanya sebesar Rp 3000,- saja. tiket semurah itu juga sebagai strategi agar banyak warga yang berkunjung ke museum dan mengagumi karya dan sejarah budaya masyarakat Jepara.
Usai melihat-lihat koleksi museum Kartini yang tahun ini terakreditasi, pertemuan hari itu dilanjutkan ke pusat kerajinan ukir dan patung di desa Mulyoharjo Tepus dan diakhiri di pantai favorit Susindra.
Beberapa sumber diambil dari sini
Salah satu peninggalan RA Kartini yang masih terjaga |
Gedung kedua berbentuk T yang digunakan untuk mendisplay benda-benda bersejarah dan purbakala serta berbagai hasil kerajinan Jepara.
Beberapa kerajinan khas Jepara |
Sedangkan bangunan ketiga berbentuk N yang salah satu koleksinya adalah tulang ikan Joko Tuwo.
Fosil ikan Joko Tuwo |
Usai melihat-lihat koleksi museum Kartini yang tahun ini terakreditasi, pertemuan hari itu dilanjutkan ke pusat kerajinan ukir dan patung di desa Mulyoharjo Tepus dan diakhiri di pantai favorit Susindra.
Beberapa sumber diambil dari sini
17 Komentar
sayang ga sempet wiskul jajanan enak ya.. gara2 udh keburu maghrib..
BalasHapusini hari senin ya *lihat jadwal postingnya mbak sus*
BalasHapusWah benar sesuai jadwal Segala sesuatu tentang jepara hihihi *sok jadi pengamat*
Saya juga pernah ke sana sekali mbak, pas tahun 2005 lalu, wah berarti udah 6 tahun lalu ya.
Saya dulu pas kesana nggak boleh pegang-pegang barang sembarangan, kalo sekarang masih ada aturan kayak gitu nggak ya? hehe
tiketnya murah sekali ya mbak? Kok ada ya fosil ikan sebesar itu :). Smoga bs kesana
BalasHapusjadi pingin ke Musium Kartini dan melihat isi yang aa didalamnya,,,terima kasih infonya Mbak...
BalasHapusSalam...
Senin: Segala sesuatu tentang Jepara, jadwalnya Mbak Susi, dan ternyata dipenuhi, salut dec ;)
BalasHapusSucses ya Mbak menuju blogger profesional...
Btw tentang Museum, mungkin karena peresmiannya tanggal 21 April ya Mbak jadi namanya ada Kartininya, sebab kalau dilihat2 isinya beragam sekali, bukan hanya sebatas tentang Kartini ;) Aku kira namanya Museum Jepara saja ;)
Wah, saya jadi pengen ke Jepara (lagi). Selain nyeberang ke Karimun Jawa, juga pengen melihat Museum Kartini. Dulu pertama kali ke Jepara cuma sak kliwatan tok, gak sempat muter-muter sampe puas.
BalasHapusMbak Hilsya: Iya, padahal mas indra sudah maksakan diri ambil uang di atm, xixi,... ga kok.. cuma waktu itu ada kejadian khusus hampir tabrakan motor di perempatan Shima. Jadi inget terus.
BalasHapusMas Puji & mbak Yunda: Berusaha membenahi diri, mbak. Semoga tetap konsisten.
Mbak Tarry, mbak Nchie, mas Sofyan, dan mas Eko: Jangan lupa hubungi saya jika ada keinginan ke Jepara, ya.
Semoga suatu saat bisa berkunjung ke sana. Thanks infonya mba Sus ;)
BalasHapusKopdar + jalan-jalan, sesuatu banget tuh, Mbak. Pengen sih jalan-jalan ke Jepara, tapi sejauh ini belum punya alasan untuk ke sana, atau pengen ditemenin mbak Susi saja alasannya ya? hehehe...
BalasHapusDitunggu postingan dan foto2 pas di kerajinan ukir dan patung serta pantai favorit mbak Susi
nanti kpn2 kita juga kopdarana ya mbak, lupa foto ya mbak ama mbak hilsya :D
BalasHapuskepengennya bisa jalan2 ke jepara..
BalasHapuskapan yaaa;(
tiket masuk museum itu rata2 murah ya, malah banyak juga yang gratis, tapi pengunjungnya sedikit.
BalasHapusMuseum Kartini gitu juga gak ?
Hah? dokter air putih? mengobati hanya dengan air putih dan tulisan alif...
BalasHapusck ck ck
ternyata khasiat air putih sejak dulu udah ketauan yaa
Pengen liat kerangka ikan paus gede itu,mbak...Ajakin keana donk,hehehhe
BalasHapusLama aku nggak main ke rumah maya mbak susi...semoga sehat selalu ya mbak sus dan prajurit-prajuritnya^^
sama kaya orin aku juga belum pernah ke jepara.kapan2 harus kesana
BalasHapussama kaya orin aku juga belum pernah ke jepara.kapan2 harus kesana
BalasHapuspernah ke Jepara tapi cuman lewat aja pas mau ke PATI, jadi belom bisa muter muter kotanya..semoga suatu saat bisa kesana..mbak susi posting tentang syrup kawis atau pohon buah kawista dong..aku suka banget syirup itu..eh btw ada nggak yah disitu aku dulu dapetnya di TUban..
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)