Tanggal 30 Maret kemarin adalah hari yang istimewa karena aku mendapat 3 hadiah istimewa. Hadiah pertama datang dari papa berupa sebuah tas hitam keren (4 jempol kerennya). Hadiah kedua dan ketiga berupa buku dari pekde Cholik sang empunya Newblogcamp & Blogcamp sebagai tali asih atas sumbangsih tulisanku di sana.
Berawal dari pertanyaan sederhana dan lebih berupa keluhanku karena setiap hari berangkat kerja membawa laptop. Tas paling nyaman adalah tas punggung karena beban laptop di share di 2 pundak. Sebenarnya kami punya 3 tas ransel butut karena rata-rata usianya sudah 7-12 tahun. Tas Eiger abu-abu dibawa Dwi, tas Eiger coklat kupakai kerja sehari-hari (usianya 12 tahun dan sudah dibawa keliling Indonesia, naik-turun gunung!) dengan alasan satu-satu-nya backpack yang ada tempat laptopnya. Tas ketiga tas Profost hitam untuk papa karena tas terbesar & mampu mengangkut beban 40 kg - tipikal tas porter naik gunung. :D. Bisa dibayangkan, tas bagianku sudah butut, ada 2 tambalan, dan lusuh! Sebenarnya sih aku ga malu bawa tas itu, cuma sering ga matching dengan baju yang kupakai. Sudah repot-repot dandan agak feminim, tasnya menjatuhkan penampilan. Jadilah aku tanya ke papa, "Pa, malu ga kalo lihat aku pake tas ini dari belakang?"
Papa hanya senyum saja. Gemes juga sih. Tapi ternyata ... pulang kerja aku dapat kejutan indah. Sebuah tas kerja hitam yang keren! Dia sengaja ke kota sebelah khusus untuk mencarikan aku sebuah tas ransel. Mengapa harus ke kota sebelah? Karena di Jepara tidak ada mall dan stock tas serta merk yang ada sangat terbatas. Bukannya kami merk minded, ya... hanya saja, kami hanya percaya beberapa merk yang terkenal awet. Jadi beli sekali bisa dipake bertahun-tahun tanpa harus ganti. Seperti beberapa tasku yang super awet. Terima kasih, cintaaaa! Pokoknya Sueneng buanget! (khas Jeparanya keluar, hahahaha....)
2 hadiah berasal dari 2 tulisanku Sebuah Nama Untuk Lara sebagai juara kedua KUCB dan One of My Guardian Angels sebagai tali asih penulis tamu di road to 1000. Buku The Host karya Stephanie Meyer & buku Tirai Menurun karya NH Dini. 2 buku ini sangat spesial buatku karena layak aku koleksi. Yep, aku memang penyuka karya pengarang Twilight Saga itu. Meski porsi ng-fans-nya tak separah Harry Potter, namun buku kiriman pakde ini sangat membantuku melunasi janji menerjemahkan buku The Host pada suamiku. Karena kesibukan dan lain hal, aku baru menerjemahkan sampai bab 2 saja sejak tahun lalu. Mengapa menerjemahkan? Karena hoby saja. Dari dulu aku sering menerjemahkan buku Harry Potter untuk suamiku karena kami fans berat Harry Potter. Kami tidak sabar menunggu edisi bahasa Indonesia diluncurkan sehingga selalu rela antri membeli edisi bahasa Inggrisnya kemudian aku terjemahkan. Mungkin dari sini juga aku jadi agak terbiasa menulis karena menerjemahkan novel jauh berbeda dengan menerjemahkan karya biasa. Penerjemah novel harus memberi nyawa pada karya terjemahannya. Itu tantangan berat, loh. aku harus bolak-balik mengganti gaya bahasa terjemahanku agar serasa membaca karya aslinya. Kami keluarga aneh, ya? Xixi...
NH Dini juga merupakan pengarang istimewa bagiku. Aku telah menikmati karyanya sejak SMP dan kuteruskan di SMA, kemudian lanjut ke Kuliah. Mengapa begitu? Karena karya NH Dini seakan menjadi petualang hidupnya. Pengalaman Dini kecil (nama tokoh utamanya juga) di kampung sebagai anak gorong-gorong aku ikuti dari perpustakaan SMP. Kemudian kisah percintaan remaja sampai menikah dengan seorang konsulat Amerika kubaca di perpustakaan SMA. Kisah pertikaian tokoh Dini sampai perceraian lanjut ke hubungan cinta tokoh Dini dengan seorang kapten kapal pesiar kubaca di perpustakaan Kampus. Mengapa demikian? Karena Range ceritanya berbeda. Terbayangkan, tidak mungkin buku Argenteuil atau Pada Sebuah Kapal yang berisi intrik cinta segitiga tokoh Dini dibaca anak SMA apalagi SMP? Novel-novel NH Dini yang sangat detil settingnya membantu imaginasiku tentang negara Perancis & Jepang hingga aku sangat ingin ke sana. Beruntung aku telah menguasai bahasanya hingga jika tidak ada aral melintang, insyaAllah aku akan jalan-jalan ke sana 2 tahun lagi. Dan .... buku-buku NH Dini adalah target berikutnya yang akan aku koleksi sedikit-demi sedikit jika ada rejeki. Terima kasih ya sudah membaca cerita Susi sampai selesai.
Salam hangat dari Jepara
13 Komentar
selamat ya mba, keren2 hadiahnya :)
BalasHapusThe Host aku belum punya mbak, review ya. itu pengarang trilogi Twillight kan ya?
BalasHapusKalau tas laptip saya merknya mavam-macam jeng, ada yang bertuliskan Asean Defence Forum, lalu ada Peacekeeping Gaming Seminar...ha ha ha ha..maklum tas itu kami buat dulu ketika menjadi penyelebggara seminar dengan negara sahabat.
BalasHapusSemoga buku2nya bermanfaat.
Salam hangat dari Surabaya
wah selamat deh, saya suka sekali novelnya nh dini lho
BalasHapusMbak Herien: Alhamdulillah dapat hadiah keren. ^_^
BalasHapusTerima kasih, ya.
Mbak Lia: InsyaAllah akan aku review buku The Host-nya. Nunggu buku Tirai menurun-nya NH Dini selesai dibaca, ya.
Pakde: Saya mau pakde, dibagi 1 tas laptop bermerk seminar. Hehe.... Terima kasih tak terhingga, ya De. Bukan hanya senang hadiahnya, tapi rasa bangga dan syukur yang lebih membahagiakan.
BalasHapusMas Joe: Yep, Nh Dini adalah satu dari sekian pengarang terbaik di Indonesia.
Wah mantab hadiahnya yach, selamat yach
BalasHapuswuihhh...hadiah yg ditunggu2 sudah datang....selamat yachh.....trus kalo mo ke Mall harus ke kota mana mbak? brp jam perjalanan? asyik yach punya suami yg pengertian hehehe....
BalasHapusMbak Fitri Ibunya Fai & Dzaky: Makasih, ya. Masih diselimuti kebahagiaan, nih. @_@
BalasHapusMbak Ina mama Nia: Kalo pengen nge-mall harus ke Kudus (1 jam) atau ke Semarang (2 jam perjalanan).
Mbak Iyha: Makasih, mbak. :D
Keren banged, pake jempol 10. ;)
wow keren tuh hadiahnya, boleh dunk pinjem, hehehe..
BalasHapusSelamat yaa.. Hadiahnya kweren abiz..
BalasHapusBetul, aku juga bukannya *merk minded* dalam soal barang-barang, tapi memang kalo pengen yang awet yaa mesti yang oke juga..
senangnyaa dape hadiah.. pakdhe sering banget bagi-bagi hadiah buku tapi saya belom pernah dapet. heheh.. kapan-kapan deh, semoga saya juga bisa mewarisi keberuntungan jeng susi mendapat banyak hadiah. *amieen usap muka
BalasHapusSelamat ya mam, kiriman bukunya keren2 dan tasnya tak kalah ok. Hebat nih Mbak Susi, sampai menterjemahkan HP, kok niat dan sempet gitu lho hehehe. Saya sih selalu nunggu yang versi Indonesia aja :D. Wuih, seru nih yang mau ke Perancis dan Jepang, ditunggu ceritanya :-)
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)