Hari berlalu dengan sangat cepat di kantor. Sebentar lagi bel tanda jam kerja akan usai. Ni segera mematikan laptop dan merapikan file-file yang dikerjakan hari ini. Sambil menata satu-persatu perlengkapan kerja dan menyembunyikan dalam laci dan rak meja, Ni merasakan kesepian yang berhasil disembunyikan selama jam kerja. Ah, sebentar lagi aku akan sampai di mess kembali dan merasakan perangkap sepi. Keluh Ni dalam hati.
Mobil yang dikendarai Ni berhenti tepat di depan sebuah pintu gerbang putih yang menyembunyikan rumah tinggal Ni selama pelatihan kerja. Rumah yang akan menjadi rumah idaman Ni karena semua begitu bersih dan teratur. Peletakan perabot dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan estetika. Namun Ni segera menemukan kekurangan rumah ini satu hari setelah tinggal di sana. Rumah itu begitu jauh dari kata ceria. Begitu dingin. Rumah untuk orang dewasa saja. Mungkin karena aku jauh dari anak-anak sehingga dimanapun akan terasa dingin. Fikir Ni berusaha menenangkan gejolak hatinya.
Masih dengan gundah, Ni mengingat mimpi pertamanya di mess. Mimpi tentang kampus, teman-"teman" kuliah. Ingatan yang jauh itu terasa begitu dekat. Juga tentang dia yang namanya tak boleh disebut. Sungguh tak nyaman, keluh Ni lagi dalam hati.
******************
Tunggu kelanjutannya besok pagi, ya. Susi harus kerja dulu. Trims sudah mau mengomentari project Susi.
3 Komentar
ditunggu kelamjutannya mbak, nanggung nih bacanya
BalasHapusajarin dong cara bikin novel......keren lochh
BalasHapusMbak Lia & Mbak Nia: Siap diposting dikit-dikit. Susi belom pernah bikin novel, mbak. Ini salah tulis, harusnya cerpen, hehe. Ngelantur nulisnya karena proses pembuatannya sempit, hanya di teras kantor yang belum buka karena datang 10 menit lebih awal.
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan meninggalkan jejak di sini. Mohon tidak memasang iklan atau link hidup di sini. :)